Chapter 245 - Signets of Vacuity (1)

133 8 22
                                    

Di kota Sapphire yang telah menjadi reruntuhan, terlihat Kiana sendirian berlari menyusuri kota sambil menghabisi lusinan Honkai Beast dan Zombie yang dia temui.

Mengapa dia sendirian?

Ini di mulai dari bagaimana Mei terlalu kuat, dia menghabisi semua Honkai Beast di dekat mereka bahkan Honkai Beast tipe Emperor dapat dia kalahkan hanya dengan lambaian tangan membuat mereka berdua tidak diberikan kesempatan untuk bergerak.

Untuk Bronya dia tidak masalah akan hal ini dan bahkan senang karena pembasmian Honkai Beast menjadi lebih cepat, lagi pula semakin cepat Mei membasmi monster-monster ini semakin cepat pula dia dapat mengajak Kouro untuk jalan-jalan melihat laut bersama.

Tetapi itu lain halnya untuk Kiana, sebagai Kaslana yang memiliki sumpah untuk melindungi orang-orang, dia merasa tidak nyaman hanya berdiri diam menatap Mei membiarkannya melakukan semuanya.

'Mengapa aku tidak sekuat Mei-Senpai? '

'Mengapa aku... Tidak memiliki kekuatan Herrscher? '

Mungkin karena pikiran negatifnya yang telah tertahan sejak lama di dalam hatinya tiba-tiba membludak, Kiana langsung berteriak histeris kepada Mei bahwa dia juga ingin membasmi Honkai Beast.

"Aku tidak ingin menjadi beban! Aku juga ingin bertarung! "

Setelah berteriak seperti itu, Kiana langsung berlari menjauh tanpa memedulikan mereka berdua.

"Kiana-chan! "

"Kiana! "

Mereka berdua ingin mengejarnya tetapi berhenti ketika melihatnya meneteskan air mata.

Kiana menangis, emosinya yang tertahan lama tiba-tiba pecah karena berbagai faktor, tetapi faktor utamanya adalah Sirin yang mempermainkan emosi Kiana sendiri.

Jika ini di plot aslinya, Kiana mungkin masih ceria dan ceroboh, tetapi sekarang berubah karena Kouro.

Kiana di plot aslinya semangat dan tekadnya ditempa oleh masalah-masalah berat yang dia hadapi, puncaknya ada pada saat Himeko meninggal karena memilih ingin menolongnya ketimbang membunuhnya saat tubuhnya dikendalikan oleh Sirin menjadi Herrscher of Void.

Kiana saat itu selama 4 bulan lebih mengembara tanpa tujuan melihat dunia di landa oleh kekacauan karena kebangkitan Herrscher of Void yang memunculkan Erupsi Honkai yang tidak terhitung jumlahnya.

Depresi, rasa bersalah, rasa takut, semua emosi negatif muncul di dalam Kiana, dia depresi karena kematian Himeko, merasa bersalah karena dialah alasan Himeko meninggal dan dunia menjadi kacau, dan dia merasa takut karena akan menyakiti teman-temannya atau pun takut jika teman-temannya menatapnya dengan cara yang berbeda.

Semua emosi itu membentuk kepribadian Kiana menjadi lebih dewasa dan menjadi lebih tahu akan dunia.

Saat emosi negatif itu memuncak dan di hantui oleh Sirin yang mencoba mengendalikan tubuhnya sekali lagi.

Kiana di bantu oleh Fu Hua yang hanyalah sebuah kesadaran yang terbentuk dari bulu Fenghuang Down untuk menyegel Sirin.

Tetapi titik kritisnya dia berubah adalah saat siluet Himeko mengingatkannya akan tujuannya dan tekadnya.

"Dunia yang tidak sempurna ini... Aku akan mengubahnya menjadi impian kita bersama! "

Itulah kata-kata yang mendorong Kiana untuk maju dan menerima kenyataan akan dirinya yang sebenarnya.

Saat itulah Kiana bertekad untuk melindungi semua yang indah di dunia ini.

Sayangnya itu semua tidak terjadi pada Kiana yang sekarang, meskipun nasibnya lebih baik daripada plot aslinya, dia menjadi lebih dewasa karena sadar bahwa dirinya tidak dapat menjadi sekuat Mei yang merupakan Herrscher.

Honkai Impact : The Rise Herrscher of Shadow [Part 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang