Happy Reading!
"Rumah lo gede juga ya, Han." ucap Rea sembari membantu menata kue di atas piring.
Hana tertawa. "Maksudnya lebih gede dari kamar mandi lo." canda Hana.
"Enggak lah. Tapi memang cukup besar untuk rumah di desa." ucap Rea lagi.
Hana mengangguk membenarkan. Namun meskipun besar, rumah yang ia tempati ini sudah sangat tua. Maklum karena ini adalah warisan kakek Hana dari pihak bapak.
"Yuk, keluar!" ajak Hana sembari membawa nampan berisi enam gelas teh.
Rea mengangguk lalu membawa dua buah piring berisi kue yang mereka beli saat di perjalanan tadi.
"Orang sini masih bertani dan berkebun. Tapi kalau desa sebelah, mereka sudah lebih maju. Kebanyakan berdagang dan berternak."
Hana tersenyum saat melihat orang tuanya bicara dengan om Andrew.
"Bang Harun nggak pulang, buk?" tanya Hana sembari menyajikan teh untuk semua orang.
"Abangmu itu kan pulang cuma sekali seminggu, itu pun kalau tidak ada pekerjaan lagi." jawab bu Aisyah.
Hana mengangguk lalu mendorong sepiring kue ke hadapan om Andrew.
"Lalu kenapa bapak sama ibu minta Hana pulang. Apa terjadi sesuatu?" tanya Hana.
Bu Aisyah mengangguk."Kamu masih ingat kan teman abangmu yang namanya Fatih?"
Hana diam sesaat. "Bang Fatih, anaknya pak RT yang kuliah di kota?" balas Hana bertanya.
"Kuliahnya sudah selesai, Han. Sekarang Fatih sudah bekerja di perusahaan." sahut bu Aisyah.
Hana mengangguk. "Lalu apa hubungannya sama Hana?"
"Kemarin nak Fatih dan pak RT datang ke sini." ucap pak Raji.
"Mereka datang melamar kamu." tambah bu Aisyah.
"Apa?" bukan Hana yang kaget melainkan Rea.
"Terus bapak bilang apa?" tanya Hana. Ia masih berusaha tenang. Pasalnya menikah muda bukanlah hal tabu di desanya ini. Hana bahkan merasa aneh karena orang tuanya tidak pernah membahas tentang pernikahan.
"Bapak bilang mau tanya kamu dulu. Kalau kamu mau menikah ya bapak dan ibu juga tidak keberatan."
Bu Aisyah mengangguk. "Dan kata nak Fatih, setelah menikah kamu bisa lanjut kuliah."
Andrew yang sedari tadi diam langsung angkat bicara."Maaf pak Raji dan bu Aisyah. Tapi untuk kuliah Hana, saya siap membiayai hingga selesai S1."
Hana menoleh. Merasa kaget atas apa yang dikatakan oleh daddy sahabatnya itu.
"Tapi kami tidak bisa merepotkan pak Andrew sebanyak itu. Apalagi__ yang melamar Hana adalah pria paling mapan di desa kami. Jika melepaskan lamaran ini, mungkin saja Hana tidak akan bertemu pria sebaik ini lagi." jelas bu Aisyah.
"Menurut ibu gimana?" tanya Hana. Ibunya benar, walau om Andrew dan Rea sangat baik. Tapi mana mungkin ia merepotkan mereka lebih banyak lagi.
"Han!" tegur Rea. Ia tidak mungkin membiarkan sahabatnya itu menikah dengan pria selain daddynya.
Hana tersenyum ke arah Rea. "Lagipula nikahnya nggak sekarang Rea. Nanti setelah kita lulus SMA."
"Dan itu kurang dari satu tahun lagi." balas Rea lalu menggeleng meminta sahabatnya itu untuk menolak.
"Kalau menurut ibu, lebih baik di terima saja. Lagipula Fatih adalah anak yang baik. Ibu yakin kalian akan bahagia."
Hana diam berpikir. "Begini saja, buk. Biar Hana pikirin dulu. Nanti kalau Hana sudah yakin baru beri tahu kalian."
Rea mendengus kesal lalu melirik sang daddy. Seolah meminta daddy nya untuk melakukan sesuatu. Tapi nyatanya Andrew hanya diam sembari meminum teh nya dengan tenang.
"Ck!" decak Rea lalu beranjak pergi. Ia sangat kesal.
"Rea, mau ke mana?" tanya Hana.
"Biarkan saja." cegah Andrew saat Hana bersiap mengejar putrinya.
"Tapi__"
"Dia pasti merasa kesal karena sahabatnya akan menikah lebih dulu." canda Andrew lalu berdiri dan melangkah menyusul putrinya.
"Tidak perlu kesal." ucap Andrew mengusap kepala Rea.
"Ck!" decak Rea lalu melangkah maju.
Andrew terlekeh."Bahkan jika pernikahannya besok, daddy pasti akan menghentikannya." ucap Andrew membuat Rea berbalik.
"Jadi daddy punya rencana?" tanya Rea pelan.
Andrew mengangguk sebagai jawaban.
"Apa?" tanya Rea lagi.
Andrew menyentil kening putrinya."Rahasia." ucapnya membuat Rea menahan kesal.
"Jangan bilang kalau daddy mau hamilin Hana." tuduh Rea membuat Andrew diam lalu tersenyum tipis.
"Bukan rencana yang buruk."gumam Andrew lalu melangkah pergi.
-Bersambung-
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah Sahabatku
RomanceMenikah? Tentu saja Hana mau. Tapi bukan sekarang, disaat ia masih sekolah. Apalagi dengan pria dewasa, ayah sahabatnya sendiri.