Happy Reading!
Hana memasuki kamar lalu menatap pakaiannya yang sudah dikemas. Perkataan om Andrew tadi sangat jelas. Bahwa ia dilarang untuk pindah. Dan Hana juga tidak bisa berbuat apa-apa.
"Sekarang bagaimana?"gumam Hana bingung.
Ceklek
Hana berusaha tersenyum saat Rea membuka pintu kamarnya.
"Gue bikinin teh."ucap Rea lalu melangkah masuk.
"Kita kan baru makan, Rea."ucap Hana namun ia tetap menerima teh yang diberikan oleh sahabatnya itu.
"Tapi tadi lo cuma makan sedikit."ucap Rea membuat Hana tersenyum lalu meminum teh yang ada di tangannya.
"Makasih ya."ucap Hana tulus lalu meletakkan gelas yang sudah kosong.
"Oh ya, tadi daddy nyariin lo. katanya ada sesuatu yang mau dibicarakan."ucap Rea dengan nada aneh.
Hana mengernyit."Om Andrew mau bicara apa ya?"tanya Hana membuat Rea menggeleng.
"Nggak tahu. Coba lo temuin daddy."suruh Rea.
"Besok saja. Lagipula ini sudah malam dan.."
"Tapi daddy bilang ini penting. Mungkin tentang orang tua lo."ucap Rea memaksa.
"Tapi.."
"Daddy ada di kamarnya, Han. Udah sana!"paksa Rea membuat Hana mengernyit bingung sekaligus merasa curiga. Apa Rea merencanakan sesuatu?
"Tapi lo temanin ya. Nggak mungkin kan gue cuma berdua di kamar sama om Andrew."ucap Hana membuat Rea mengangguk.
"Ya udah ayuk."ajak Rea membuat kecurigaan di hati Hana tadi menghilang. Harusnya tidak akan ada masalah jika ada Rea.
Rea melangkah di depan diikuti oleh Hana.
Tok tok
"Dad, Rea masuk ya sama Hana. Katanya daddy tadi mau bicara."ucap Rea lalu membuka pintu tanpa mendengar persetujuan dari yang punya kamar.
Ceklek
"Daddy."panggil Rea antusias lalu menarik lengan Hana untuk masuk.
"Ada apa?"tanya Andrew bingung. Apalagi putrinya datang bersama Hana. Sepertinya pembicaraan untuk pindah sudah selesai dan Andrew tidak memberi ijin.
"Katanya tadi daddy mau bicara sama Hana."ucap Rea membuat Andrew menggeleng.
"Tid.."
"Daddy minum teh yang aku buat kan?"sela Rea sebelum daddynya mengatakan sesuatu.
Andrew mengangguk lalu mengusap tengkuknya. Kenapa tiba-tiba panas.
Rea tersenyum tipis lalu melirik ke arah Hana yang bergerak tidak nyaman.
'Sepertinya pengaruh obatnya sudah bekerja.'batin Rea lalu memegang perutnya.
"Duh perut gue tiba-tiba sakit."ucap Rea lalu berlari menuju pintu.
"Eh Rea, lo mau ke mana?" tanya Hana tertahan. Pasalnya tubuhnya tiba-tiba merasa tidak nyaman.
"Gue mau BAB dulu. Kalian ngobrol aja."teriak Rea lalu menutup pintu dengan keras kemudian dengan cepat menguncinya.
Rea tersenyum lebar sembari menenteng tiga kunci kamar daddynya.
"Selamat tidur eh maksudnya selamat menikmati."ucap Rea lalu melangkah menuju kamarnya.
Sedang di dalam kamar, tarikan napas Hana sudah tidak beraturan. Tubuhnya panas dan jantungnya berdetak cepat.
"Permisi, om."pamit Hana lalu segera berlari menuju pintu. Sepertinya ia harus mandi.
Hana melotot saat pintu tidak bisa dibuka. Ia terus berusaha namun sia-sia saja.
"Hhh kuncinya di mana?"gumam Hana lalu berbalik, dan..
"Empphh" Hana melotot saat om Andrew mencium bibirnya.
Meski memberontak sekuat tenaga, Hana masih tidak bisa mendorong tubuh om Andrew.
Cupp hh hhhh
Dengan satu gerakan, tubuh Hana berhasil naik ke pundak Andrew.
"Om.. Apa yang om lakukan? Turunin Hana om!!"teriak Hana ketakutan. Apalagi langkah kaki om Andrew mendekat ke tempat tidur.
Bukk
"Emppp"Tubuh Hana terhempas ke atas kasur dan langsung ditindih.
Posisinya Hana di bawah dan Andrew di atas dengan bibir yang menyatu. Bahkan ciuman Andrew terasa lebih menuntut dan bringas. Sedang kedua lengan Hana ditekan oleh Andrew di sisi kepala gadisnya.
"Enghh tolonggg!" teriak Hana saat Andrew mulai menciumi lehernya. Hana bahkan bisa merasakan kejantanan om Andrew yang mengeras dibalik celana.
Andrew kembali membungkam bibir Hana lalu meremas dua daging kenyal milik gadisnya.
"Ahh" Hana tanpa sadar mendesah membuat Andrew segera bangkit dan melepas seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya.
Melihat hal itu, Hana yang bebas bergegas turun dari tempat tidur namun tangannya langsung ditarik dan kembali dihempaskan ke kasur.
"Om Andrew hiks jangan!"teriak Hana dengan isak tangis saat pria itu berusaha melepas baju tidur yang ia kenakan.
Andrew yang sudah lupa diri hanya mengabaikan tangisan Hana dan langsung memposisikan miliknya yang sudah sangat keras. Apalagi milik Hana sudah sangat basah membuatnya terlihat sangat menggiurkan
"Jangannnn!!"Teriak Hana, dan_
Jleb
"Arghhhh"
-Bersambung-
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah Sahabatku
RomanceMenikah? Tentu saja Hana mau. Tapi bukan sekarang, disaat ia masih sekolah. Apalagi dengan pria dewasa, ayah sahabatnya sendiri.