Kegiatan ekstrakurikuler Seni pada hari ini telah selesai. Valerie merapikan alat-alat yang dia pakai tadi, dan mulai membersihkan ruangan ini bersama teman-teman sesama eskulnya.
"Gue duluan ya guys! Bapak negara udah jemput." Pamit salah satu teman eskul yang bernama Yulia
"Hati-hati!"
Langit sudah berwarna jingga ke merah-merahan. Menandakan hari sudah petang. Valerie melihat layar ponselnya, sudah jam 5.21 ternyata. Buru-buru dia pamitan kepada teman dan kakak kelas yang masih ada di ruangan dan menuju ke gerbang. Pak Heri pasti sudah menunggunya.
Benar saja, sebuah mobil yang plat nya sudah Valerie hapal berada di depan gerbang samping. Valerie langsung bergegas masuk ke dalam mobil.
"Maaf ya Pak Heri, Valerie lama hehe."
"Nggak papa, Non. Ini kita jalan sekarang?" Ujar pak Heri
"Iya Pak."
Valerie terdiam dan memasang earbuds. Memandang pemandangan jalan lewat layar kaca dengan mendengarkan lagu yang berputar.
Perasaan gue kok mendadak nggak enak ya?
Dug dug dug!
"Siapa tuh pak?" Tanya Valerie yang panik melihat kaca mobilnya diketuk-ketuk dengan keras dari arah luar
"Kurang tau Non. Kayanya mereka daritadi ngikutin kita, Non."
Valerie memasang ekspresi panik. Berulang kali dia menarik napas dan mengeluarkannya dengan cepat.
"Pak! Sekarang bapak gas full. Sekarang!" Ujar Valerie
"Baik, Non."
Valerie beberapa kali melihat ke belakang. Terlihat 4 orang yang memiliki ukuran tubuh yang besar dan tanpa sengaja Valerie lihat tadi, salah satu dari mereka membawa senjata tajam. Valerie seketika ngeri. Dia langsung membuka handphone yang mengabari seseorang.
"Pa!"
"Kenapa nak?"
"Tolong Valerie sama Pak Heri, Pa! Ini mobil yang dikemudikan pak Heri dikejar orang-orang badannya gede. Mereka ada yang bawa senjata tajam, Pa. Valerie takut"
"Apa?!"
"Kamu tenang, Papa kesana! Kamu sharelock sekarang"
Dengan cepat, Valerie mengirim lokasinya ke Papanya. Dan dia tidak lupa mengaktifkan lokasi. Jaga-jaga jika dia kedepannya dia terkena sesuatu.
"Pak Heri yang cepat Pak! Orang gede dibelakang tambah deket."
"Iya, Non. Saya sedang berusaha."
Mobil yang ditumpangi oleh Valerie bergerak cepat. Di jam-jam segini memang sepi apalagi jika akan menuju ke rumah Valerie. Kondisi jalanan juga lenggang.
Valerie membulatkan matanya, "PAK! PAK HERI AWAS PAK! ITU ADA TRUK DI DEPAN!!"
Pak Heri yang kaget plus melihat mobil truk di depannya. Dengan spontan banting stir. Hingga menabrak pembatas jalan. Dan mobil yang ditumpangi oleh Valerie memasuki jalur yang salah.
BEEP! BEEP!
TIN TINN!
BRAK!
Sreek!
Mobil berwarna hitam tersebut tertabrak oleh mobil lain dan sempat terseret beberapa meter. Valerie merasa kepalanya terbentur sangat keras dan bau anyir tercium sangat tajam dalam mobil tersebut.
Sayup-sayup Valerie melihat Pak Heri yang sudah tidak sadarkan diri. Hingga suara orang-orang mulai ramai dan terdengar jauh suara sirine ambulan. Hingga kegelapan menjemput Valerie.
Maaf
Prang!
"Razka! Kamu kenapa?" Dika memandang bingung kepada anaknya
Bagaimana tidak bingung. Razka baru saja memecahkan sebuah gelas.
"Perasaan Razka nggak enak tentang Valerie." Ucap Razka
"Coba kamu telpon aja, Dek." Usul Ariana yang diangguki oleh Razka
Razka pun keluar dari ruang inap kakaknya. Sembari menunggu panggilan ke Valerie, Razka bergegas untuk menuju ke rumah gadisnya. Tidak sengaja Razka melihat UGD yang ramai dengan orang-orang.
"Permisi, Pak. Ini ramai karena ada apa ya?" Tanya Razka
Bapak yang berpakaian satpam itu menjawab, "Ouh itu Mas ada kecelakaan barusan. Korbannya dua ada laki-laki paruh baya sama anak SMA, Mas. Ngeri saya tadi ngeliat wajah anak SMA itu, penuh darah." Jelas Bapak tersebut
Razka menganggukkan kepala, "Oke, Pak. Terimakasih ya."
"Iya Mas."
Razka pun melanjutkan langkahnya yang tertunda tadi. Karena jalan tadi ramai, Razka sedikit berdesak-desakan dengan orang-orang. Handphone yang masih dia pegang langsung dia lihat, bahkan sampai sekarang Valerie belum mengangkat telponnya.
Dia pun memasukkan handphone ke saku celana. Dan bersiap akan menyalakan motornya.
Tring! Tring!
Baru saja akan menyalakan motornya, handphone miliknya berdering. Awalnya dia abaikan namun sudah 3 kali berbunyi terus. Razka pun melihat siapa yang menelponnya ternyata Vino.
"Oy! Razka. Lo dimana sekarang?"
"Parkiran rumah sakit."
"Sekarang lo ke UGD sekarang! Cepet! Telat 5 menit, mati lo!"
"Ngapain ke-"
"Sttt sttt bacot. Kesini sekarang. Gawat ini! Valerie di UGD goblokk!!"
"APA?!"
Razka langsung mematikan panggilan dari Vino. Dia langsung berlari ke arah UGD yang tadi. Astaga. Kenapa dia tidak sadar sedari tadi. Korban yang diceritakan bapak tadi adalah Valerie!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Antagonis Sister in Novel | END ✔
Fantasía*** Apa yang ada dibenak kalian jika berada di tempat yang asing bagi kalian? Rasa bingung. Dan itu yang Eliarys rasakan ketika membuka matanya. Kehidupan yang dia jalani pun berbeda dari kehidupannya dulu. Namun apakah dia akan tetap di kehidupan...