Langit mendung terpampang di atas sana. Tidak ada sapaan matahari yang menyapa di pagi ini. Seolah tau kesedihan telah melanda bagi semua orang hari ini. Angin berhembus dengan pelan.
Tidak ada raut ceria dan bahagia yang terpatri di wajah mereka. Hanya ada raut kekecewaan, kesedihan, dan kehilangan yang mendalam. Mereka sangat seragam dengan baju hitam yang mereka kenakan.
"Tega banget lo ninggalin gue, Ri."
Linda memandang batu nisan yang masih baru itu. Terdapat foto sahabatnya yang telah menemaninya sejak dari kecil. Banyak bunga mawar yang ditaburi untuk sang sahabat. Rasanya sangat sedih mengingat baru kemarin, Linda menertawakan Valerie. Namun sekarang Valerie dengan nyaman tidur di pelukan sang Tuhan.
"Linda kamu yang sabar ya. Kita merasa kehilangan atas kepergian Valerie. Kita juga kecewa, sedih, dan merasa kenapa Valerie harus pergi sekarang." Ucap Vino
Viona langsung memeluk sang kembaran. Mencoba menenangkan Vino walaupun dirinya juga dalam kondisi yang sama dengan Vino.
Salma menangis pilu di pelukan Victor. Belum siap ditinggalkan oleh putri bungsunya. Senyuman Valerie masih terngiang-ngiang dalam memori Salma saat ini, membuatnya sangat sedih. Victor memandang nisan anaknya diam, hatinya merasa teriris. Dia merasa tidak bisa menyelamatkan Valerie kemarin. Kalau saja dia lebih cepat lagi, Valerie pasti masih berada di pelukannya.
"Semoga Valerie tenang di alam akhirat. Semoga amal dan ibadahnya di terima oleh Tuhan."
Satu persatu orang pelayat mulai meninggalkan area TPU. Hanya tertinggal keluarga saja. Teman-teman sudah pulang.
Razka terduduk di samping nisan berwarna putih itu. Razka tersenyum getir melihat nama Valerie terpajang apik di dalam nisan tersebut.
"Eri. Kenapa cepat banget kamu ninggalin kita semua? Bahkan ninggalin aku sendiri disini. Tega kamu, Ri. Aku bahkan belum ngasih bunga mawar putih buat kamu kemarin, tapi kenapa sekarang aku malah ngasih bunga di pemakaman kamu, Ri. Kenapa?"
"Azka ikhlas kok sama kepergian Eri. Eri baik-baik ya disana. Azka sayang Eri. Love you, Valerie Gaenor Zephyr."
"Dika, kami segenap keluarga ingin meminta maaf atas kepergian Valerie." Ucap Victor
Dika menggeleng lalu menepuk bahu Victor. "Ini sudah takdir, Vic. Kita hanya manusia yang tidak tahu takdir Tuhan kedepannya akan seperti apa. Kami sekeluarga turut berduka cita atas perginya Valerie, semoga kamu sekeluarga diberikan ketabahan."
"Aamiin. Terimakasih Dika."
***
Bimasakti High School dikejutkan dengan berita pagi ini. Berita tentang kematian Valerie yang tiba-tiba. Mereka pun merasa turut berduka atas kepergian Valerie. Bahkan jam pelajaran hari ini dipersingkat 2 jam, sehingga para murid dapat pulang cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Antagonis Sister in Novel | END ✔
Fantasy*** Apa yang ada dibenak kalian jika berada di tempat yang asing bagi kalian? Rasa bingung. Dan itu yang Eliarys rasakan ketika membuka matanya. Kehidupan yang dia jalani pun berbeda dari kehidupannya dulu. Namun apakah dia akan tetap di kehidupan...