Dindingnya terlalu tinggi, imannya terlalu kuat.
Angel masih enggan menunjukkan dirinya bahwa dia suka dengan Difa. Ada saja yang membuat Angel kesal terhadapnya. Sikapnya sangat membuat Angel terganggu. Kadang perhatian, kadang sarkas. Angel sangat benci itu. Tapi hal itu tidak membuat rasa sukanya kian menghilang. Justru, semakin hari semakin bertambah.
Seperti janjinya dihari pertama mereka jalan bersama dengan mama Windy, ia berjanji untuk menemaninya ke pameran setengah hari full dengan Angel. But, ia yang membatalkan janjinya sendiri dengan pergi entah ada urusan apa. Hm, akan sedikit lega dan tidak apa-apa jika Difa yang memberitahunya langsung pada Angel. Tapi ini tidak, ia tahu Difa pergi dari bibi yang bekerja dirumah mama Windy.
Seharian itu, Angel hanya duduk diam dikamar sambil membaca beberapa buku novel miliknya. Sesekali menyakan tv untuk menonton drakor atau film kesukaannya. Angel benar-benar melupakan Difa yang sangat menyebalkan itu.
Difa sendiri, mendadak semalam pihak sekolah meberi kabar bahwa akan diadakan perlombaan futsal sekitar 1 bulan lagi. Jadi, mau tidak mau Difa harus mulai berlatih mulai hari ini juga. Difa tidak lupa dengan janjinya, justru Difa terus kepikiran akan Angel.
Mengingat kemarin Angel sangat excited saat memakan sushi, pulangnya Difa sengaja mampir ke supermarket untuk memberikan beberapa pack sushi untuk Angel sebagai permintaan maaf darinya. Difa akan menepatinya suatu saat jika Difa sudah tidak terlalu sibuk dengan jadwal latihannya.
Hari ini, Difa berlatih hingga jam dua siang. Jadi, ia skip untuk adzan dzuhur dan mengajar ngaji. Tapi untuk sholat tidak mungkin dia skip dong.
Setelah sampai rumah, mandi, lalu sholat, Difa langsung berjalan keluar dari rumah untuk kerumah Angel.
"Ting tong - ting tong"
Mama Indry membuka pintu. "Eh, ada nak Difa, mari masuk nak.." ujar mama.
"Iya tante.." mama Indry membawa Difa keruang tengah.
"Abis dari mana kamu? Kok bukan kamu tadi yang adzan dzuhur?" tanya mama.
"Difa abis latihan futsal tante, baru pulang tadi jam 2.." ujar Difa
"Oalah.."
"Iya tan. Oh iya! Ini ada beberapa makanan buat Angel sekeluarga sebagai permintaan maaf Difa belum bisa nepatin janji Difa buat nemenin Angel seharian ke gedung pameran.." ujar Difa memberikan bingkisannya.
"Ooh gitu, pantesan Angel dari tadi marah-marah gak jelas. Makasih banyak ya Difa, yuk keatas, kita makan sama-sama. Nanti mama panggilin Angelnya.." ujar mama.
"Boleh, tante.." Difa dan mama segera naik ke lantai atas dan menuju balkon untuk makan bersama.
"Kamu siapin dulu makanannya, mama mau ambil minum kebawah sekalian manggil Angel.." ujar mama.
"Oke, tan.." Difa menurut. Ia menata makanannya segera mungkin.
Mama sudah mengambil beberapa minuman untuk Difa dan Angel. Sekarang mama membuka kamar Angel untuk memanggilnya dan mengajaknya makan bersama.
"Ngel, makan yuk!" ujar mama.
"Males ah ma, belum pengen.."
"Heh, kamu belum makan siang loh. Ada sushi tuh, buruan dimakan.." ujar mama.
"Serius?! Mana-mana?" tanya Angel langsung menghampiri mama.
"Di balkon, ayuk.."
"Heehe" Angel mengikuti mamanya dari belakang menuju balkon. Ia terkejut saat ada Difa yang menyambutnya dengan senyum manisnya.