4. Club Malam

30 2 11
                                    

Jessie memakan makan siangnya dengan santai. Sesekali ia membuka ponselnya guna membalas pesan yang dikirimkan oleh Vio.

Keduanya baru saja membuat rencana untuk pergi ke karaoke malam ini. Yah, hanya untuk bersenang-senang melepaskan stres dengan cara bernyanyi dan juga menari.

Selesai makan, Jessie bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Jam menunjukkan pukul empat sore. Heran, Jian sedari tadi belum juga pulang. Apa beliau ngopi bersama Taehyun?

Butuh sekitar lima belas menit, Jessie akhirnya selesai mandi. Dengan keadaan segar ia duduk di sofa ruang keluarga, kemudian menyalakan televisi.

Ting! Tung! Ceklek!

Jessie menoleh ketika mendengar suara pintu terbuka. Tak lama seseorang menampakkan dirinya, Jian.

"Ma? Gimana tadi?" tanya Jessie penasaran.

"Ga tau lagi Mama." Jian duduk di samping sang putri. "Tadi Mama ngomong berdua sama Taehyun. Ampun deh, dia pulang bawa cewek, Jes. Mama marahin si Taehyun, kenapa kesannya dia kaya' mainin kamu gini."

"Terus Taehyunnya gimana?"

"Dia cuma bisa minta maaf doang sama ceritain kejadian waktu dia berantem sama kakak kelas di sekolahmu."

Jessie mengangguk mengerti.

"Tapi 'kan, Jes. Taehyun itu-"

"Biarin deh, Ma. Aku udah ga terlalu sedih kok." Jessie tersenyum. "Btw, nanti malam aku mau main ke karaoke sama Vio. Bolehin, ya."

"Perginya sama siapa aja?"

"Cuma sama Vio kok."

"Hmm, yaudah. Berangkat jam?"

"Delapan."

Jian mengangguk. Jessie pun kembali fokus menonton acara di televisi. Diam-diam Jian melirik, ada perasaan yang mengganjal di hatinya.

"Jes." Jian memanggil. "Tadi Taehyun curhat ke Mama. Kaya'nya dia di-"

Drrttt~~ Drrtt~~

Ponsel Jian berdering. Tertera nama suamiku, Sangmin namanya.

"Iya, Mas?"

"Aku otw pulang. Kerjaan udah beres, enteng banget rasanya. Kamu sama Jessie ga nitip apa-apa?"

Kang Sangmin. Seorang pria berumur 42 tahun itu merupakan Ayah kandung Jessie yang bekerja sebagai kepala kepolisian di Jakarta.

"Nggak. Kamu langsung pulang aja."

"Oke, Sayang."

Panggilan berakhir.

"Ma, aku ke toilet bentar. Pengen pup." Jessie beranjak dari duduknya.

Jian pun hanya mengangguk. Ia mengurungkan niatnya yang ingin memberitahu Jessie sesuatu, namun tampaknya gadis itu tidak ingin membicarakan Taehyun lagi. Oke, Jian mengerti.

Lagipula Jessie mungkin sudah tau.

~~

Hari berganti malam. Jam menunjukkan pukul enam sore, sebentar lagi Sangmin pasti sudah sampai.

Sementara Jian sendiri tengah sibuk menyiapkan makan malam dengan menu yang sangat disukai Sangmin, rendang sapi.

Dengan dibantu Jessie, masakan itu kelar pukul setengah tujuh. Heran, mengapa Sangmin belum juga kembali?

Drrtt~~ Drrtt~~

Ponsel Jian berdering.

"Halo, Mas? Lama banget, aku udah masakin rendang nih," ucap Jian gembira setelah mengetahui bahwa yang menelpon adalah suaminya.

Taruhan; Rasa yang RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang