22.10 PM.
"Kenapa pulang?"
Vio diam meremat kaos oversize-nya dengan pandangan yang turun ke bawah.
Karena merasa menang, Minjung tertawa mengejek. "Lihat? Kamu nelen ludah sendiri. Bukannya semalem kamu bilang kalo kamu ga akan pulang sebelum Mama sendiri yang nyuruh? Kok udah pulang aja padahal Mama juga belum nyuruh."
Air mata Vio menetes. "Mama ga khawatir?"
"Hah?" Minjung menjunduh kepala Vio. "Ngapain Mama khawatirin kamu? Papamu aja ga peduli sama kamu, ya Mama juga harus jauh lebih ga peduli dong. Dikira Mama ini orang naif kali ya disuruh ngerawat anak sendirian?"
Hening sejenak.
"Aku lebih benci Mama daripada Papa," ucap Vio pelan, sangat pelan hingga Minjung hanya bisa mendengar suaranya samar.
"Ngomong yang keras, Vio! Jadi orang itu yang tegas!" bentak Minjung marah.
"Aku benci sama Mama!" tekan Vio. Kali ini Minjung bisa mendengarnya dengan jelas.
"Kenapa kamu benci sama Mama? Apa kurang Mama? Kamu sekolah juga Mama yang biayain, 'kan?! Papamu cuma ngasih uang saku doang. Pulang juga jarang!"
Vio mengambil napas berat. "Kalo kalian berakhir kayak gini, kenapa dulu nikah?"
Minjung menyilangkan tangan di dada. "Dulu Papamu sayang banget sama Mama. Tapi dia ga setuju kalo Mama jadi model. Akhirnya jadi gini deh, renggang. Kayaknya Papamu juga punya selingkuhan, buktinya jarang pulang."
"Selingkuh, ya? Kalo Mama sendiri gimana?"
Pertanyaan itu sukses membuat Minjung tersinggung. "Maksud kamu Mama juga selingkuh?"
"Bisa jadi?" Vio tersenyum miring. "Kalo Mama bisa beranggapan Papa selingkuh, orang lain juga bisa beranggapan kalo Mama selingkuh."
Plak!
"Mulutmu kayak orang ga berpendidikan. Besok Mama ke sekolahmu untuk mengecek nilaimu. Awas kalo ga memuaskan!" geram Minjung mendorong pundak Vio sekali sebelum akhirnya pergi.
Vio menggertakkan giginya kesal, lalu mundur selangkah untuk menutup pintu kamarnya.
Drrtt~
Gadis itu berjalan menghampiri meja belajarnya saat ponselnya bergetar.
Jessie.
"Ya?" sapa Vio setelah mengangkatnya.
"Gimana keadaan lo?"
Vio diam. Tadinya Vio ingin mendengar pertanyaan itu langsung dari Minjung.
"Vi? Jawab anjir, gue khawatir," ucap Jessie lagi.
Vio tersenyum tipis. "Gue baik-baik aja."
"Ya udah lo istirahat aja. Besok 'kan weekend nih, gue jemput ya? Ayo main ke rumah."
"Iya, Jes."
Hening sejenak.
"Lo ga mau cerita apa-apa?"
Mata Vio berkaca-kaca. "Nggak. Besok aja."
"Yakin?"
"Iya... Gue tutup ya, Jes? Mau mandi," bohong Vio lalu menutup teleponnya begitu saja. Ia berbaring di atas ranjangnya, merenung menatap langit-langit kamar hingga tanpa sadar air matanya keluar.
...
Hari berganti.
Jessie dan Jian baru saja sampai di rumah mereka. Setelah membersihkan diri, keduanya memutuskan untuk sarapan terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taruhan; Rasa yang Rumit
Teen FictionIni kisah tentang Kang Taehyun dan Kang Jessie, sepasang kekasih remaja yang sudah menjalin hubungan selama satu tahun lebih. Suatu hari, Jessie dikagetkan dengan permintaan Taehyun yang ingin mengakhiri hubungan mereka dengan alasan karena sebuah t...