37. Kalimat Sederhana

37 2 12
                                    

"Ji, gue balik aja dah."

Jihoon menatap Taehyun kaget. "Buangsat lo! Kita baru nyampe club sialan," makinya.

"Gue lagi ga pengen minum miras. Lo sendirian aja, sorry." Taehyun bergerak keluar dari club.

"Oy, Tae!" Jihoon menghadang jalan Taehyun sambil memasang raut wajah kesalnya. "Ayo dong... temenin gue aja deh. Lo ga usah minum, mau ya? Plis, anjeng."

"Orang ga mau jangan dipaksa."

Ekspresi Jihoon langsung julid. Dulu, Jessie selalu menolak ajakan paksa dengan mengatakan kalimat seperti itu. Lama-kelamaan, Taehyun jadi ikut-ikutan mengatakan hal yang sama saat seseorang memaksanya.

"Jangan goblok banget bisa? Kalo lo kepikiran Jessie, temuin dia anjir. Gue muak banget sumpah, lo jarang bercanda semenjak putus sama Jessie." Jihoon menggaruk pelipisnya yang tak gatal. "Lo masih punya banyak waktu, Tae. Kalo lo ga mau nyesel, ungkapin apa yang lo rasain ke Jessie sekarang. Jangan dipendem sendiri kayak orang tolol."

Taehyun diam. Tumben sekali omongan Jihoon ini berhasil menyentuh hatinya.

"Gue sama Jessie udah terlalu jauh. Lo ga tau 'kan kalo sebenarnya gue pengen balikan sama dia? Coba lo pikir-pikir, gue ga tau diri banget kalo minta itu ke Jessie."

Jihoon tertawa kecil kemudian berdecak. "Si bangsat ini. Lo cuma harus ngungkapin apa yang lo rasain sekarang. Ga butuh jawaban, lo cuma butuh telinga Jessie. Udah itu doang!"

Lagi-lagi Taehyun diam.

"Emang ga masalah kalo gue kayak gitu?"

"Haduh... gobloknya." Jihoon merangkul pundak Taehyun. "Lo inget ga dulu gue pernah mergokin lo lagi dikasih nasihat sama Jessie? Pas lo abis berantem sama Dobby?"

Taehyun mengangguk asal.

"Jessie 'kan pernah bilang.... Tiap hubungan, komunikasi itu hal yang paling penting. Jadi kalo komunikasi kita aja ga baik, gimana mau jalin hubungan?" jelas Jihoon sukses membuat Taehyun semakin bimbang.

"Terus gue harus apa sekarang?" tanya Taehyun.

Jihoon tersenyum bangga. "Temuin Jessie, terus ceritain keluh kesah lo."

"Malam ini?"

"Kalo bisa."

Taehyun mengecek jam tangannya. "Udah jam sepuluh tapi, ga enak sama Mamanya."

"Ya udah besok aja. Udah ya gue masuk, yakin nih lo ga ikut?"

Taehyun berdecak lalu menepuk pundak Jihoon sekilas sebelum akhirnya pergi dari sana.

Dia akan berbicara dengan Jessie besok di sekolah dan malam ini, dia hanya akan melewati rumah Jessie untuk menenangkan pikiran terutama hatinya.

...

Brummm~

Taehyun berkendara dengan kecepatan rata-rata menyusuri sepinya jalan di desa tempat tinggal Jessie. Hembusan angin dingin meniup rambut Taehyun yang bebas tanpa mengenakan helm.

Tatapannya menajam saat melihat sebuah mobil hitam yang terparkir hampir menutupi jalan kecil desa. Dia menghentikan motornya sejenak untuk mencari keberadaan sang pemilik mobil supaya menepikan kendaraan tersebut.

Namun tak disangka, Taehyun melihat pemandangan yang mengejutkan.

Terlihat dengan jelas, seorang pria sedang duduk di atas tubuh seorang gadis, mencoba membungkam gadis itu yang tampak terlentang tak berdaya namun masih memberontak.

Tanpa pikir panjang, Taehyun menendang kepala pria itu hingga sang empu terhuyung ke samping. Melihat kesempatan ini, gadis yang tadinya terlentang itu langsung berdiri menghindari sang pria.

Taruhan; Rasa yang RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang