5. Awal Yang Tak Terduga

23 2 4
                                    

"Kenapa? Nafsu lo sama gue?"

Soobin seketika terdiam. Matanya berkedip bingung lalu berdehem singkat. "Gue cuma mau ngingetin. Ini club malam, di sini ga cuma ada karaoke lo tau itu."

"Terus?"

Soobin menatap Vio tajam. Menyebalkan sekali gadis satu ini. "Lain kali pake baju yang agak ketutup."

Vio diam saja ketika Soobin mengatakan kalimat itu sembari berjalan melewatinya. Hah... masa bodoh. Dekat saja tidak, mengapa ia harus mendengarkan Soobin?

~~

Waktu berlalu begitu cepat. Tak terasa jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Jika saja Jessie tidak menerima telepon dari Mamanya, kemungkinan besar dia akan tetap di karaoke bersama Vio sampai lewat tengah malam.

Saat ini kedua gadis tersebut tengah membayar tagihan di kasir. Setelah selesai, Vio memutuskan untuk pergi ke toilet sebentar.

Berhubung Jessie tidak mau menunggu di luar sendiri, akhirnya ia mengikuti Vio. Tempat ini tidak memiliki kursi tunggu di depan toilet, merepotkan sekali jika Jessie harus menunggu sambil berdiri.

"Bentar," pamit Vio kemudian masuk ke toilet perempuan.

Ting!

Sebuah pesan masuk ke ponsel Jessie.

Sebuah pesan masuk ke ponsel Jessie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jessie merenggut kesal. "Ga sabaran banget sih?"

Tangannya mulai bergerak mengetik kalimat "Iya" untuk membalas pesan Mamanya. Selesai, ia kembali mematikan ponselnya. Bersandar ke dinding guna menghilangkan sedikit rasa pegalnya.

Ketika tengah asik melamun, seorang laki-laki asing lewat di depan Jessie. Menyadarinya tentu Jessie refleks melihat orang itu, namun siapa sangka ternyata yang dilihat juga menatapnya balik.

Soobin.

Orang itu adalah Soobin. Dia nampak sedikit terkejut setelah melakukan eye contact dengan Jessie. Namun, pada akhirnya pandangannya kembali lurus ke depan.

"Itu Soobin ga sih?" gumam Jessie.

"Ngapain?"

Jessie terlonjak ketika Vio tiba-tiba berbisik di telinganya.

"Santai aja bangs-"

"Sstt! Iya-iya, maafin ya." Vio menepuk pelan mulut Jessie lalu merangkul pundak sang empu. "Let's go!"

Mereka berjalan keluar club dan pergi ke tempat parkir yang berada tepat di sebelahnya. Setelah mengambil motor dan melakukan pembayaran, Vio menyalakan motornya dan segera menyuruh Jessie untuk duduk di belakagnya.

"Woy, bensin gue nipis. Anterin ke pom bentar, ya?" ucap Vio menoleh.

Jessie berdecak. "Males. Gue mau pulang, ngantuk."

Taruhan; Rasa yang RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang