-Akhir

819 115 26
                                    

🏀 Happy Reading 🏀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🏀 Happy Reading 🏀

Hari kelima Chandra jalanin skorsing. Masih sama kayak hari-hari sebelumnya, dia cuma ngurung diri di kamar. Keluar cuma buat makan sama beresin rumah karena emang di Argawinata gak ada art.

Dia natap gak minat hpnya yang terus-terusan bunyi. Grup sibadu bacot banget entah ngomongin apaan padahal masih jam pelajaran. Kebanyakan keluh kesah Bami sih soalnya temen duduknya gak ada. Kesepian dia.

"Kalo ke cafe, nggak ada kak Lulu. Kemana ya…bosen…" Chandra ngambil bola basketnya di kolong kasur. Bola basket yang nggak pernah dia bawa keluar karena cuma satu-satunya hadiah dari papanya.

Hadiah waktu Chandra baru masuk SD, awal mula anak itu mulai menekuni basket.

Chandra pikir, papanya pengen dia jadi pemain basket. Tapi makin kesini, papanya malah gak suka tiap Chandra ngomongin soal basket. Pas pamerin prestasinya, gak ada ucapan selamat dari papa Will. Chandra kan jadi bingung. Papanya sampai pernah nyuruh dia berhenti. Tapi Chandra terlanjur suka, jadi dia nolak.

Chandra ngetes bolanya, dan dia ngerasain kalo bola oranye itu gak enak dipantulin. "Kempes nih" gumamnya.

Niatnya ke gudang buat ngambil pompa. Tapi keinget kejadian dia dikurung disana bikin Chandra mengurungkan niatnya.

Chandra cemberut, "Bodo lah, gas in aja"

Chandra ngambil jaketnya, gak lupa celana Aladdin kesayangan anak itu. Setelah ngabarin di grup keluarga, Chandra pergi dari rumah. Ya walaupun cuma di read doang, Chandra gak peduli. Daripada dia dikira ilang dan berakhir dimarahin.

Sekarang baru jam sepuluh, jadwal bus lewat di halte deket perumahan Chandra masih sejam lagi. Gak bisa mesen ojek online karena hpnya sengaja ditinggal. Akhirnya dengan setengah hati Chandra harus jalan ke cafe nya Lucas. Jauh, makanya dia berbekal eskrim tiga bungkus. Nanti pas udah disana Chandra berencana beli eskrim jumbo.

Suara gemerincing hiasan di pintu masuk narik perhatian salah satu orang cafenya Lucas yang lagi bersih-bersih ; persiapan buka. Chandra masuk gitu aja, mengabaikan tulisan 'closed' di pintu yang belum dibalik.

"Heh, belum buka cil" ucap orang tadi sambil berkacak pinggang.

"Kak Wendy cantik deh, Chandra mau Hello Future yang extra large dong" Chandra nunjukin muka imutnya, gak lupa senyum manis sampai matanya gak keliatan.

Orang yang dipanggil Wendy itu menggeleng, "Nggak ada ya. Kakak tau kamu abis makan eskrim pas jalan kesini. Nggak boleh nggak boleh" tolaknya lalu ngelanjutin acara bersih-bersihnya.

"Btw kamu nggak sekolah? Hari ini kayaknya nggak ada tanggal merah deh" tanya Wendy sambil nurunin kursi-kursi.

"Chandra di skors"

Wendy yang lagi nurunin kursi itu reflek jatuhin kursinya. Semua orang jadi kaget. Begitu pula dengan Chandra. Gak lama anak itu masang wajah jengkel. Mbak-mbak ini overreacting banget, pikirnya.

Bola Basket Chandra | NCT Chenle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang