Mau nyoba semi baku
TW⚠️ : lil bit 🔞
🏀 Happy Reading 🏀
"Ud-udah..."
Chandra menahan tangan papanya yang menarik rambutnya kasar. Dengan tidak berperasaan menyeret anak itu ke dalam rumah. Melihat kedatangan si Tuan besar yang sedang emosi, tidak ada satupun yang berani bicara. Semuanya hanya menunduk di tempat sambil sesekali melirik pada sosok anak malang yang dibawa pergi.
Termasuk dokter Tian, laki-laki itu tidak berbuat apa-apa. Melainkan langsung pergi bersama sang supir.
"Berapa kali saya harus bilangin kamu? Jangan berulah!" om Calvin mendorong Chandra ke lantai. Membuat anak itu mengaduh lantaran tubuhnya menyapa ubin dingin dengan tidak elit nya.
"Kamu ngerencanain ini bareng Anna kan? Gimana? Udah seneng ketemu Kevin?"
Lagi-lagi om Calvin menarik rambut Chandra, membuatnya mendongak menampilkan wajah berantakan yang basah karena air mata. Chandra sesenggukan, bibirnya ia gigit guna meredam tangisannya.
"Seneng kan, karena sebentar lagi bakalan ada yang berusaha bawa kamu pergi dari sini? Jawab! Mana muka nantangin nya? Kenapa cuma bisa nangis hah?!"
Chandra menggeleng ribut, dia bahkan tidak tahu jika Anna punya rencana dengan Kevin. Chandra terkurung disini tanpa bisa menghubungi siapapun, bagaimana bisa om Calvin menuduhnya begitu?
"Ngerepotin!" om Calvin melepas jambakannya. Mengusap wajahnya kasar kala pusing mendera. Terlalu tiba-tiba sampai om Calvin sendiri tidak bisa berpikir bagaimana cara untuk kabur. Dia tahu, papa Will pasti langsung bergerak mencarinya tanpa ba-bi-bu.
Matanya tiba-tiba berhenti di lukisan besar di ruangan itu. Lukisan Cakra yang sebelumnya tergantung di perpustakaan.
Mendapat bisikan iblis, om Calvin menarik Chandra. Membawanya ke sofa. Chandra memberontak, merasa ada sesuatu yang buruk akan menimpanya.
"Diem!"
Chandra memejamkan matanya. Tak lama ia merasakan sakit di wajahnya karena Om Calvin memberikannya pukulan keras. Chandra terhuyung ke atas sofa. Tubuhnya kembali ditarik, dibawa duduk ke atas pangkuan yang lebih tua.
"Diem, Chandra!" tegas om Calvin sekali lagi. Tangannya bergerak mengunci kepala Chandra, membuatnya tercekik. Pada akhirnya Chandra melemas lantaran nafasnya hampir habis.
"Ja-jangan..."
Dengan sisa-sisa tenaganya, Chandra berusaha mendorong kepala om Calvin menjauh. Anak itu menangis semakin keras, merasa sangat menjijikkan.
"Akhh!" Chandra menjerit keras ketika lehernya digigit.
Setelahnya ia merasakan lidah hangat papanya menyapu pelan area bekas gigitan tadi. Chandra menggeleng berusaha menghindar dari perlakuan om Calvin. Tangannya memukul-mukul acak apapun yang bisa ia pukul. Chandra ingin pergi, ini membuatnya mual.
![](https://img.wattpad.com/cover/332059768-288-k255212.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bola Basket Chandra | NCT Chenle
FanfictionIni hanya kisah Chandra Argawinata dan kesehariannya. Tentang dia, yang mencoba menarik perhatian kakak-kakaknya. Sampai kehidupannya berubah hanya karena kesalahpahaman. ____________________ "Abang... beneran bukan Chandra..." ____________________...