Ini hanya kisah Chandra Argawinata dan kesehariannya. Tentang dia, yang mencoba menarik perhatian kakak-kakaknya. Sampai kehidupannya berubah hanya karena kesalahpahaman.
____________________
"Abang... beneran bukan Chandra..."
____________________...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tw ⚠️ : pedofilia, incest
🏀 Happy Reading 🏀
Chandra membuka mata, dan rasa sakit langsung menyerang sekujur tubuhnya. Matahari udah berganti bulan, namun Chandra cuma menghabiskan waktunya seharian disiksa om Calvin. Gak salah baca, dia emang disiksa sama bapaknya gara-gara percobaan kabur kemarin.
Padahal tinggal dikit lagi... kenapa dia pakai pingsan segala coba?! Kalau gak pakai drama, pasti Chandra udah pulang sekarang. Udah ngumpul lagi bareng keluarganya. Chandra mau nyalahin polisi tapi gak sepenuhnya juga salah mereka. Udah bagus dia ditolongin, jadi masih bisa nafas sampai sekarang.
Chandra berdiam diri di posisinya tergeletak di lantai. Gak punya tenaga bahkan buat ngomong sekalipun. Chandra sedih, pengen nangis lagi tapi rasanya air matanya udah abis.
Chandra gak ngerti sama sikap om Calvin. Kemarin baik banget kayak gak mau Chandra lecet sedikitpun. Tapi sekarang malah bikin dia babak belur, bikin satu badannya remuk dan penuh lebam membiru. Mana ditinggalin gitu aja kayak gak punya akhlak.
Chandra natap cermin besar di sebelah kanannya. Sebisanya dia menggeser badannya menghadap ke cermin, masih dalam posisi berbaring. Chandra meringis, kakinya sakit banget. Mungkin terkilir, atau paling parahnya patah karena diinjek terus-terusan.
Chandra natap miris keadaannya. Keliatan menyedihkan banget dilihat-lihat dari bayangannya di cermin. Pakaian yang basah, rambut berantakan, mukanya apalagi.
Mata sembab yang ganggu banget, Chandra udah sipit makin sipit.
Luka berdarah gak absen. Lengan kirinya berdarah tergores ujung meja. Pelipisnya robek dilemparin vas bunga. Bekas darah di bawah hidung dan sudut bibirnya karena ditampar berkali-kali. Om Calvin udah kayak kesetanan ngehukum dia.
Terlepas dari semua itu, yang Chandra pikirin cuma satu. Gimana caranya dia biar dia bisa kabur lagi?
Chandra udah tau ini semua gak beres. Dia juga gak mau tinggal sama om Calvin. Papa kandungnya itu terlalu gak waras. Chandra perlu balik ke keluarganya. Perlu ngelurusin ini semua. Yang terpenting, Chandra gak terima dia dianggap meninggal.
Anak itu menghela nafas. Kepalanya sakit disuruh mikir.
Angin berhembus kencang masuk ke dalam dari jendela yang terbuka. Gak lama ada suara keras yang dihasilkan karena jendela itu ketiup dipaksa menutup.
Dingin, Chandra gak suka dingin yang satu ini. Tanda-tanda ada yang mau gangguin dia. Chandra pengen ngadu sama Tuhan. Biar horror nya rumah ini di skip dulu ketika keadaannya gak memungkinkan buat kabur kayak sekarang.
Udahlah, Chandra pasrah aja.
Ngeliat si bocah dalam lukisan berdiri di belakangnya. Tololnya malah diliatin terus, tatap-tatapan lewat cermin. Mata merahnya kali ini redup, gak natap Chandra nyalang kayak biasanya. Perawakannya gak mengintimidasi, bikin Chandra gak se-takut itu ditemenin makhluk alam lain.
