19. He Saved Me

4 0 0
                                    

Jay menatap Nara yang tak berdaya dengan tatapan penuh kebencian. Dengan gerakan tenang, ia mengenakan sarung tangan hitam, memastikan tak ada sidik jari yang tertinggal.

Siapa juga yang akan mencari Nara kalau dia mati?

Tangannya menggenggam erat pisau yang berkilat di bawah remang cahaya bulan. Perlahan, ia mendekat, ujung pisaunya diarahkan tepat ke dada Nara.

"Lo pikir bisa lolos setelah nyoba nyerahin jurnal dan rekaman itu ke polisi?" suaranya penuh amarah.

Nara berusaha berteriak, tapi lakban yang membungkam mulutnya meredam suaranya. Matanya membesar, tubuhnya gemetar. Keringat dingin membasahi pelipisnya.

Apakah hidup gue beneran berakhir di sini? Nenek... aku bakal nyusul Nenek...

Nara memejamkan mata erat, tubuhnya pasrah. Ia bisa merasakan detak jantungnya berdentum di telinga.

Yeonjun... tolong aku...

Jleb!

Tiba-tiba terdengar suara tajam menembus daging. Tapi... rasa sakit yang ditunggu-tunggu tidak datang.

"Sampai kapan lo mau nutup mata kayak gitu?"

Nara membuka mata dengan cepat dan terkejut melihat pemandangan di depannya. Jay terhuyung, matanya melebar. Pisau lipat tertancap di perutnya.

Beomgyu berdiri di belakang Jay dengan napas memburu. Tatapannya tajam, penuh amarah.

"Mmhh!!" Nara berusaha bersuara, shock dengan apa yang baru saja terjadi.

Beomgyu segera menarik lakban dari mulutnya dan mulai melepas ikatan di tangan dan kaki Nara.

"Lo nggak papa?" tanyanya cemas, ekspresinya benar-benar menunjukkan ketulusan.

Nara masih terengah, tubuhnya lemah. Dia mengangguk pelan. Ada rasa syukur di hatinya, tapi juga sedikit kecewa. Bukan Yeonjun yang datang sebagai penyelamatnya. Tapi setidaknya, dia masih hidup.

"Kenapa lo ada di sini?" tanya Nara, masih ragu. Ingatannya kembali pada malam itu, saat Beomgyu bertemu dengan Taehyung di gang.

Namun, sebelum Beomgyu sempat menjawab—

"BRENGSEK!"

Jay yang seharusnya tumbang kini bangkit lagi, mencabut pisau dari perutnya dengan ekspresi penuh kebencian. Dengan cepat, ia mengayunkan pisau ke arah Beomgyu.

Beomgyu, dengan reflek tajam, menghindar dengan gesit.

"Gue heran, sekeras apa badan lo sampai pisau pun nggak bisa bikin lo tumbang?" sarkas Beomgyu, menyeringai meski bahunya sedikit terluka.

"Lo pikir bisa lolos dari ini?!" Jay menggeram, matanya merah penuh kemarahan.

Beomgyu hanya tersenyum miring.

"Sialan!" Jay kembali menyerang, pisau di tangannya berkelebat cepat.

Beomgyu menghindari setiap serangan dengan cekatan, tapi Jay bertarung dengan gila. Mereka saling bertukar pukulan, saling menyerang tanpa ampun. Sampai akhirnya—

Bugh!

Jay berhasil menendang perut Beomgyu dengan keras, membuatnya terhuyung jatuh ke tanah.

"Beomgyu!" Nara berusaha bangkit, ingin menolong, tapi sebelum ia bisa bergerak—

Bugh!

Jay menendangnya hingga ia kembali terjatuh.

"Cukup! Gue udah muak!" Jay mengacak rambutnya, napasnya memburu. "Gue bakal bunuh lo sekarang, dan semuanya akan selesai!"

𝐎𝐧𝐥𝐲 𝐘𝐨𝐮  | Choi Yeonjun ② ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang