11. Teman Baru..

85 11 2
                                    

"Rea, ini makanan Lo.. Lhoh?! Kamu?!" Vani mematung di tempat, melihat dua orang perempuan itu sangat dekat.

"Kalian pacaran ya?" Ucap Vani, yang membuat Rea membuka tangan yang menutupi wajahnya. Dia menatap Vani dengan tajam. Sementara Alexis, dia terkejut mendengar perkataan Vani.

"Van!" Wajah Rea yang lelah, membuat Vani menutup mulutnya. Gadis itu sepertinya salah sangka. Sial! Pasti Rea marah karena hal ini.

Mulut Vani benar-benar sangat lancang. "Sorry.. eh.. ini gue bawain makanan buat lo."

Vani sedikit berlari menghampiri Ranjang, dan meletakkan bungkusan plastik itu di dekat Rea. "Makan dulu." Ucapnya sambil meringis.

"Maaf Mbak.. saya kira kalian tadi orang lain." Jelas Vani, yang tentunya itu hanya sebuah kebohongan.

Alexis hanya tersenyum tipis. Tidak habis pikir dengan ucapan Vani.

"Ayo Makan, Gue suapin nih!" Ujar Vani.

Rea yang sebenarnya masih merasa kesal, tetap mengikuti keinginan Vani.

Vani benar-benar menyuapi Rea. Membuat Rea sedikit jengkel. "Van? Gue itu cuma lemes.. Bukannya nggak punya tangan."

Vani acuh saja dan tetap menyuapi Rea, sampai makanannya habis. "Habis ini, gue anter balik." Ucap Vani.

"Eh lupa, btw kalian ada hubungan apa?" Tanya Vani, Menatap ke arah Alexis dan Rea bergantian.

"Bu--"

"Kita teman, Iya kan? Kemarin kita baru saja menjadi teman." Jawab Alexis dengan cepat.

"Oh.. Teman.." Vani tersenyum menatap Rea menggoda. Melihat wajah Vani yang mengejek membuat Rea mendelik.

"Iya Teman baru.." Alexis tersenyum.

"Mata lo mau gue colok!" Ujar Rea kepada Vani, tanpa Suara. Namun malah membuat Vani semakin gencar menggodanya.

"Gimana kalau saya aja yang mengantar kamu pulang?" Tanya Alexis. Membuat dua orang sahabat itu kaget, dan menatap Alexis dengan mata melebar.

"Nggak usah!" Jawab keduanya bersamaan. Walau Vani menggoda Rea karena kedekatannya dengan Alexis. Tapi Vani masih punya otak untuk tidak membuat sahabatnya itu berada di dalam masalah.

Alexis adalah kekasih Alexo Bramadi. Bisa-bisa Rea habis di tangan Milyader itu.

Rea sendiri tidak ingin terus-menerus berada di dekat Alexis, karena dia takut jatuh cinta dengan gadis itu. Mengingat perlakukannya kepada Rea, yang sangat lembut dan baik.

"Baiklah.." Alexis menghela nafas pelan. "Saya pulang dulu kalau begitu. Kamu, baik-baik ya Rea.." lanjutnya.

Rea mengangguk. Alexis tersenyum dan berbalik, berjalan keluar ruangan.

Melihat tubuh Alexis yang menghilang di balik pintu, Rea langsung menghempaskan tubuhnya kembali ke atas Ranjang. "Lo Gila Van!" Gumam Rea.

"Ya Sorry.. habis kalian deket banget!" Vani berkata dengan geregetan.

"Lo suka ya Sama dia?" Tanya Vani. Rea terdiam.

"Gue harap Nggak!" Rea meraup mukanya dengan tangan, seperti orang yang tengah frustasi.

"Mana bisa kayak gitu.." Vani mendelik ke arah Rea. "Tapi bagus juga, Teman Baru.." Vani terkikik.

"Gue tampol nih?" Rea mengangkat tangannya.

"Udah.. udah.. gue anterin pulang yuk. Nggak baik lama-lama di UKK.. entar ada mumun lagi.. hii"

"UKK apaan?"

TUAN NONA (Hug My Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang