"Maafkan saya Mr. Richard jika anda terganggu akan hal itu," ujar Gwenn sebelum membungkuk kecil sekali. Didalam pesta banyak sekali wartawan dan kamera milik para pemburu berita skandal, jadi Gwenn terpaksa harus bisa menjaga sikapnya.
Richard tak sengaja menangkap sekumpulan pria yang seumuran dengannya tengah mengobrol bersama sebelum mengangkat tangannya ke atas saat salah satu dari mereka bertatapan mata dengannya. Mereka bertiga akhirnya meninggalkan gelas wine mereka ke atas meja dan menghampiri Richard.
"Kalian masih ingat dengan Mrs. Victoria kan? Sekarang dia sedang membuka usaha toko baju kecilnya dan kebetulan aku mengundangnya hari ini," ujar Richard memperkenalkan Gwenn.
Gwenn mengalihkan pandangannya ke samping dan menemukan tiga orang pria dengan wajah yang sangat Gwenn kenali itu. Mereka adalah Mr. Tomo-pengusaha dibidang pemasaran parfum, Mr. Julian-bekerja sebagai manajer utama disebuah perusahaan yang bergerak dalam perilisan aplikasi pintar, Mr. Henry-seorang chef ternama sekaligus pemilik restoran bintang lima yang terkenal mahal dan meraup konsep makanan kelas atas. Mr. Henry juga yang menggerakkan timnya untuk menyokong makanan pada pesta malam hari ini.
Mereka semua pernah bekerja untuk ayahnya, Gwenn ingat betul bagaimana Jacob menyediakan model terbaik perusahaannya untuk membantu pemasaran parfum milik Tomo, menggunakan koneksinya untuk memberikan ijin akes pengiklanan ketika hari peluncuran aplikasi Julian dan menggunakan makanan dari restoran Henry setiap kali mereka menggelar pesta tahunan perusahaan.
Alasan Gwenn tahu betul latar belakang mereka adalah karena dulu, Gwenn kecil yang tidak suka ditinggal sendirian dirumah apalagi saat akhir pekan, memutuskan untuk menemani Jacob pergi bermain golf setiap minggu pagi bersama mereka bertiga.
"Benarkah? Aku sudah lama tidak melihatmu, kabar ayahmu baik?" Tanya Henry dengan raut penasarannya.
"Dia baik-baik saja," ujar Gwenn sembari tesenyum kecil. Jujur, Gwenn benar-benar ingin pergi dari sana secepatnya ketika salah satu dari mereka yaitu Tomo menggeser tubuhnya mendekat ke arah Gwenn hingga bahu mereka bersentuhan. Gwenn hendak menjauhkan posisi sebelum dia membuka mulut untuk berbicara.
"Kau membuka bisnis baru? Kenapa aku tidak pernah mendengar beritanya dari media," ujar Tomo sembari melebarkan matanya sebelum melirik ke arah Richard sejenak. Semua gerak-gerik mereka tak luput dari pengawasan Gwenn, dalam jarak sedekat itu semua tindakan mereka terlihat palsu baginya.
"Hanya sebuah usaha kecil, mungkin belum saatnya jadi aku mengundangnya untuk membantunya memperkenalkan tokonya disini, sekaligus mencari sponsor iklan mungkin," ujar RIchard langsung membuat Gwenn tanpa sadar menampilkan senyum miringnya. Dilihat dari keampuannya sekarang, Richard cocok untuk menjadi seorang aktor.
"Wah, kau baik sekali," puji Julian yang hanya dijawabi senyuman kecil Richard.
"Kalau begitu lain kali aku akan berkunjung," timpal Tomo.
"Aku suka wanita sepertimu yang bekerja keras untuk mimpinya, mana tahu kita bisa bekerja sama di masa depan. Kebetulan parfum baruku akan dirilis, kita bisa merekrut seorang model dari agensi milik Richard, parfum dari aku dan pakaiannya darimu, bagaimana?" Tanya Tomo tak lupa dengan senyum lebarnya dan diakhiri kedipan matanya seolah menanggap kalimat yang baru ia muntahkan itu sangat cerdas dan patut untuk dibanggakan.
'Dasar tua bangka,' umpat Gwenn dalam hati. Mereka sudah seumuran ayahnya tetapi masih bertingkah seolah pria perjaka yang gila mencari kekasih. Sementang-mentang Gwenn baru di dunia bisnis ini dan kebanyakan orang yang berkecimpung di dunia itu adalah pria, maka Gwenn dianggap lemah dan tidak bisa maju tanpa bantuan mereka dan bisa diperlakukan seenaknya saja. Mereka salah besar, Gwenn lebih suka memberontak daripada menjadi seekor anjing penurut.
"Maaf sebelumnya Mr. Tomo, tapi aku rasa tokoku terlalu kecil untuk menyambut anda. Jadi mungkin tunggu sampai aku memiliki persahaan sebesar milik Mr. Richard, aku akan mengundangmu," ujar Gwenn sembari tersenyum manis saat ketiganya mematung akan kalimat Gwenn barusan dan rahang Richard yang terlihat mengeras, diakhiri dengan Gwenn yang menggeser tubuhnya mendekat ke arah Tomo.
Gwenn berbisik pelan tepat ke arah bahunya, "Mr. Tomo, kuharap kau bisa menjaga sikapmu. Disini banyak kamera dan jika aku melakukan ini..." Gwenn menggantungkan kalimatnya kemudian mendaratkan tangannya pada bahu kanan pria itu dan mengusapnya secara pelan hingga menyeberang melewati dada dan berakhir pada bahu kirinya.
"Maka semua kamera disini akan memotretnya dan Mrs. Sabrina juga akan tahu," lanjut Gwenn sembari menggigit bibir bawahnya sejenak saat sebuah kamera membidik tepat ke arahnya.
Mrs. Sabrina adaah istri Mr. Tomo, semua media tahu kalau keluarga Sabrina memiliki pengaruh yang cukup besar di dunia bisnis, termasuk usaha parfum yang dijalankan Tomo adalah pemberian Sabrina. Kabarnya pernikahan mereka adalah sebuah kecelakaan dan Sabrina merupakan tipe istri yang cemburu berat.
Wajah Tomo seketika berubah pucat, refleks langsung menjauhkan dirinya dari Gwenn. Ia menelan ludahnya sekali sembari memutar kepalanya ke sembarang arah guna mencari-cari jika ada kamera yang tengah merekam mereka.
Gwenn tersenyum puas sebelum berakhir menatap Richard, "Lalu bagaimana terkit kontrak kerja sama kita Mr. Richard? Katanya kau sangat baik sehingga mau mmbantuku, jadi aku sangat membutuhkan belas kasihanmu itu."
Richard menatap Gwenn kemudian menaikkan alis kanannya, "Oh, kontrak itu," dia terlihat berpikir sejenak sebelum kembali melanjutkan kalimatnya.
"Tapi sayangnya aku tidak bisa menerimanya. Toko bajumu itu masih terlalu kecil, bahkan pemasaran nama brand-mu saja masih belum terlalu dikenal oleh oang -orang, benar kan?" Tanya Richard.
Tomo dan Julian sukses menangguk kecuali Henry yang sibuk terdam sedari tadi sembari menempatkan diri sebagai penonton dalam obrolan 'dahsyat' mereka malam ini.
Gwenn mengepalkan tangannya erat-erat, mereka benar-benar hany mempermainkan dirinya dan Richard mengundangnya hanya untuk melihat raut kecewa Gwenn.
Gwenn mundur selangkah ke belakang kemudian berujar, "Terima kasih atas waktu dan kebaikan kalian semua. Aku masih mengharapkan kerja sama kita untuk kedepannya Mr. Richard, kalau begitu saya pamit undur diri dulu," pamit Gwenn dari sana.
"Bukannya dia terlalu ter-obsesi denganmu?" Ujar Julian kepada Richard.
"Jangan-jangan dia menyukaimu? Dia ingin dijadikan sebagai Bella kedua," Tomo berujar dengan raut berbinarnya sembari menyenggol lengan Richard.
Richard hanya mendengus namun tawa kecilnya tak lupa ia tampilkan setelahnya.
"Melainkan menyukaimu, bukannya dia lebih ke arah ingin mengalahkanmu?" Henry yang seari tadi diam akhirnya mengeluarkan suaranya. Seolah menyimpulkan obrolan mereka malam ini, kalimat yang keeluar dari bibirnya membuat senyum ketiganya luntur.
"Dia ingin mengajakmu bekerja sama sembari mengenali taktikmu dan segala kekuranganmu kemudian membongkarnya dan menghancurkannya secara bersamaan dalam satu waktu. Aku...bisa melihat tekad kuat itu dari tatapannya," Henry terus berujar sembari tak melepaskan pandangannya dari Gwenn yang meraih gelas wine dari salah satu pelayan dan meneguknya hingga tandas.
Tomo tiba-tiba membersihkan tenggorokannya, "Kalimatmu terlalu mengerikan untuk pesta menyenangkan seperti ini," ujar Tomo kemudian tak bisa menyembunyikan senyum canggungnya kala suasana diantara mereka berubah dingin.
Richard terus menatap ke depan dan tanpa sadar tatapannya berubah serius dan tawa kecilnya perlahan memudar diakhir.
"Kalau begitu aku hanya tinggal menutup aksesku saja. Aku tidak akan membiarkan dia untuk masuk sejengkalpun ke dalam perusahaanku," ujar Richad dengan nada serius.
"Kau lucu sekali, padahal dulu itu juga perusahaan mereka," timpal Henry asal yang langsung mendapat tatapan nyalang dari Tomo dan Julian.
"Sorry, i'm jut kidding. Dulu punya mereka tapi sekarang sepenuhnya adalah milikmu," lanjut Henry berusaha memperbaiki kalimatnya walau tampaknya sudah terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDAL CONTRACT
Random[COMPLETED] Sepuluh tahun yang lalu, Gwenn mengira hubungannya dengan Akiro benar-benar sudah selesai. --- Sejak mereka putus saat duduk di bangku sekolah menengah atas, Gwenn tidak pernah mendengar kabar Akiro lagi. Hingga namanya yang tiba-tiba me...