12. Kenyataan Baru

19 4 0
                                    

[Semua karakter, tempat, organisasi, agama, dan kejadian dalam cerita ini adalah fiksi]

•••

“Nona, sudah waktunya makan malam” ucap Jade setelah mengetuk pintu kamar nonanya.

“Iya, sebentar lagi” jawab Hanna yang sedang serius belajar.

“Saya akan menunggu di bawah”

Hanna hanya mengiyakan ucapan pengasuhnya. Jade pun pergi dari kamar nonanya. Gadis itu menuliskan tulisan ‘Putri cantik sedang belajar, jangan diganggu!’ dan menempelkannya di pintu kamar lalu dia kembali belajar. Sedangkan Jade sedang menyiapkan makanan untuk tuan dan nonanya. Kemudian Lio datang kemydian duduk kursinya. Pria itu menolehkan kepalanya saat tak melihat putrinya di meja makan.

“Dimana Hanna?” tanya Lio.

“Nona sedang belajar di kamarnya, tuan”

Lio berdiri dan berjalan menuju kamar putrinya. Akhir-akhir ini putrinya sering menghabiskan waktunya di kamar. Gadis itu terus belajar karena sedang ujian kenaikan kelas. Hanna semakin jarang makan, dia sering lupa waktu saat belajar. Dia selalu tertidur di meja belajar karena lelah dan tak sempat makan. Hal itu membuat Lio dan Jade khawatir karena Hanna bisa sakit jika seperti itu terus.

Lio tiba di depan kamar putrinya. Dia tersenyum melihat tulisan yang tertempel di pintu. Pria itu membuka pintu dan mendapati putrinya yang menggaruk kepalanya seperti orang yang frustrasi. Dia mengetuk pintu hingga membuat putrinya menoleh padanya.

“Sudahi belajarmu, waktunya makan” ucap Lio sambil bersandar di pintu.

Hanna melihat jam di nakas lalu menjawab, “Nanti, ayah. Aku masih belajar”

“Kau belum makan dari pagi” ucap Lio sambil menghampiri putrinya.

“Aku makan”

“Makan apa?”

“Itu” jawab Hanna sambil menunjuk tumpukan cup mi.

Lio menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia langsung menggendong putrinya seperti sedang memikul karung beras saat gadis itu berjalan untuk mengambil sesuatu. Hanna pun berteriak karena terkejut. Lio berjalan menuju meja makan dengan santai, sementara putrinya memukul-mukul punggungnya hingga dia lelah dan pasrah. Pria itu menurunkan putrinya saat tiba di meja makan. Gadis itu memegang kepalanya dan berpegangan pada sang ayah karena kepalanya pusing.

“Akhir-akhir ini Anda sulit sekali disuruh makan” ucap Jade sambil memberi makanan pada nonanya.

“Besok adalah hari terakhir ujian. Jika aku tak belajar, aku akan mendapat nilai yang jelek” jawab Hanna sambil memainkan makanannya.

Hanna memakan makanannya sambil berpikir. Kemudian dia bergumam, “Apa sebaiknya aku menyontek pada Lily saja?”

“Menyontek, Hanna?” tanya Lio yang membuat Jade menahan tawanya.

Gadis itu menoleh pada ayahnya dan langsung memalingkan wajahnya sambil memukul-mukul mulutnya sendiri. Lio terkekeh melihat tingkah putrinya. Mereka pun melanjutkan makan malam dengan canda yang menyela, membuat suasana rumah begitu hangat. Beberapa pengawal bahkan mengintip dari pintu tempat mereka beristirahat karena penasaran dengan wajah Lio saat tertawa.

“Kalian jangan mengintip seperti itu” ucap Grover mengingatkan.

“Ah, sebentar saja. Lihatlah, Tuan Lio tertawa lepas seperti itu” jawab salah satu pengawal yang masih terus melihat tuan dan nonanya.

“Benar, ini baru pertama kali aku melihat tuan tertawa seperti itu selama aku bekerja dengannya” sahut pengawal lainnya yang juga ikut mengintip.

“Sial, aku justru terfokus pada nona” ucap salah satu pengawal dan membuat Yohan menoleh.

LIO And His Daughter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang