21. Rencana Musuh

7 1 0
                                    

[Semua karakter, tempat, organisasi, agama, dan kejadian dalam cerita ini adalah fiksi]

•••

“Hanna”

Si pemilik nama itu tak merespons ketika Lily memanggilnya. Lily pun saling tatap dengan Jarret dan Blue. Sedari tadi Hanna terus melamun dan tak memakan makan siangnya. Mereka pun bertanya-tanya apa yang terjadi dengan gadis itu. Bahkan saat dikelas gadis itu tak menanggapi sama sekali saat Blue terus menjahilinya.

Hanna tersadar dari lamunannya ketika merasa kepalanya terasa dingin. Dia menoleh dan melihat Felly yang sedang menuangkan minuman di atas kepalanya. Dia hanya diam tak meladeni si pengganggu itu. Pikirannya sedang berantakan setelah beberapa hari lalu melihat sebuah kecelakaan lalu lintas.

“Hei, apa yang kau lakukan?!” kesal Blue yang berdiri dari duduknya.

“Kenapa kau bertanya? Aku sedang membuang sampah” jawab Felly sembari menumpahkan sisa makanannya ke atas kepala Hanna.

“Hei!” marah Blue.

Hanna memegang nampan makannya lalu berdiri dari duduknya. Tanpa minat dia kemudian berkata, “Tolong jangan menggangguku hari ini”

Gadis itu berjalan meninggalkan tempat duduknya, membiarkan semua murid menatapnya. Lily pun menoleh pada Hanna dan berniat untuk mengikutinya. Jarret berusaha menenangkan Blue agar lelaki itu tak menyerang Felly.

“Akhirnya sekarang kau takut padaku? Kau telah menyadari posisimu ternyata” ucap Felly yang terus menatap Hanna yang berjalan menjauh darinya.

“Harusnya kau begini dari awal. Apa kau tak sadar kau telah menipu semua orang dengan menggunakan marga Knight di belakang namamu? Kau membuat semua orang bingung”

Hanna memegang erat nampan makanannya ketika mendengar ucapan-ucapan tak berdasar itu. Dia berhenti berjalan sambil menghela nafasnya. Pikirannya sudah kacau karena banyak hal, tapi Felly tak bisa membuat harinya tenang. Dia memejamkan matanya, berniat untuk menenangkan diri. Namun justru kilasan ingatan buruk yang dia lihat. Keringat dingin mengalir dari dahinya.

“Jika suatu hari ayahmu mati , kau akan—“

Ucapan Felly terpotong karena Hanna dengan cepat mendorongnya hingga terjatuh ke belakang. Gadis itu melihat mata penuh amarah Hanna yang sedang mendudukinya. Dia memegang tangan Hanna yang sedang mencekik lehernya. Kakinya menendang-nendang udara karena tak bisa bernafas.

“Sudah kubilang jangan menggangguku” geram Hanna.

Blue segera menarik Hanna yang kehilangan kendali. Dia bahkan harus dibantu oleh Jarret untuk menarik gadis itu. Ditahannya tubuh gadis yang terlihat seperti orang yang berbeda itu. Gadis itu terus maju seakan ingin menghabisi Felly dengan tangannya sendiri. Pandangan Blue teralih pada bibir pucat Hanna. Dia merasa ada yang tak beres dengan gadis itu.

“Sekali lagi kau mengatakan sesuatu tentang ayahku, akan kusobek mulutmu” ucap Hanna dengan tatapan yang tajam.

Blue dan Jarret menariknya untuk keluar dari kantin dengan diikuti oleh Lily. Mereka membawa Hanna ke lorong yang cukup sepi. Hanna melepaskan tangannya dari cekalan kedua lelaki itu. Lily bahkan terlihat takut melihat Hanna yang seperti itu. Dengan ragu dia mendekat lalu mengusap bahu gadis itu untuk menenangkannya. Dilihatnya Hanna yang menghela nafas lalu tiba-tiba berjongkok. Sahabatnya tampak memejamkan matanya entah apa yang dia lakukan.

“Apa kau ingin pulang? Sepertinya kau sedang tidak sehat” saran Lily yang tampak mengkhawatirkan Hanna.

“Benar, sebaiknya kau istirahat di rumah” sahut Jarret yang sependapat.

LIO And His Daughter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang