[Semua karakter, tempat, organisasi, agama, dan kejadian dalam cerita ini adalah fiksi]
•••
Lily mendelik melihat Hanna jatuh dari ketinggian. Dia dan Jarret langsung berlari menghampiri sahabatnya. Sambil berlari, Jarret berbicara lewat mikrofonnya, memberitahukan pada yang lain agar segera turun dan membawa Hanna ke rumah sakit. Lily memeriksa denyut nadi Hanna. Dia bisa merasakan denyut nadinya namun sangat lemah.
Jarret pun langsung menggendong Hanna ke mobil diikuti oleh Lily. Gadis itu masuk ke mobil dan memangku kepala Hanna sambil menangis. Dengan nekat Jarret langsung melajukan mobil walau dia tak bisa mengemudi. Dia hanya berpikir bahwa sahabatnya harus segera dibawa ke rumah sakit agar bisa diselamatkan. Lelaki itu mengebut dengan ugal-ugalan menuju rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, Jarret menggendong Hanna masuk. Lily pun berteriak, “Dokter! Tolong!”
Seorang wanita yang memakai jas putih pun menghampirinya bersama seorang perawat sambil membawa brankar. Wajah wanita itu tampak terkejut melihat Hanna yang penuh dengan darah. Secara spontan dia berkata, “Gadis manis!”
Jarret segera membaringkan Hanna ke brankar. Dia menatap wanita yang tampak mengenal sahabatnya. Wanita itu pun kemudian bertanya, “Apa yang terjadi padanya?”
“D—dia tertembak, lalu terjatuh dari lantai 7. Aku hampir tak bisa merasakan denyut nadinya,” jawab Lily dengan cepat.
Wanita itu pun segera membawa Hanna ke ruangan khusus. Kedua remaja itu mengikuti ke mana wanita dan perawat itu membawa sahabatnya namun perawat melarang mereka masuk. Alhasil mereka hanya bisa melihat dokter itu menangani Hanna dari kaca ruangan itu. Lily terduduk karena kakinya lemas. Dia tak berhenti berdoa agar sahabatnya baik-baik saja.
Di dalam, dokter wanita itu sedang menangani Hanna bersama satu rekannya. Kondisi Hanna cukup parah dan mereka harus mengoperasi gadis itu segera. Dia menoleh pada perawat untuk segera menghubungi dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular. Namun perawat mengatakan bahwa dokter tersebut telah pulang karena ada urusan mendesak. Hal itu pun membuatnya berdecak kesal.
“Bagaimana ini, Iris?” tanya rekannya dengan panik.
Wanita yang dipanggil Iris itu diam sejenak dan berpikir. Dia menatap Hanna lalu berkata dengan yakin, “Aku yang akan mengoperasinya.”
“Apa kau gila? Pelurunya bisa saja bersarang di jantungnya, ini terlalu berisiko. Kita hanya dokter residen,” ucap rekannya.
“Lalu aku harus diam saja? Dia akan kehilangan nyawanya jika tak segera di operasi.”
“Pikirkanlah lagi, jika dia mati di meja operasi, keluarganya akan menuntutmu.”
Tak lama kemudian, Lio datang tergesa-gesa mencari keberadaan Lily dan Jarret. Begitu juga dengan para bawahannya yang bahkan tidak memedulikan lukanya sendiri, selain mereka yang terluka parah. Rumah sakit ini sangat ramai karena kedatangan mereka di tengah malam.
“Dimana Hanna?” tanya Lio langsung saat melihat Jarret dan Lily di depan sebuah ruangan kaca.
“Dokter masih memeriksanya,” jawab Jarret sambil menatap ke dalam ruangan itu.
Lio mengikuti arah pandang Jarret, dilihatnya sang putri yang terbaring di brankar. Dia mengacak-acak rambutnya dengan frustrasi. Pria itu mulai menyalahkan diri sendiri karena kejadian ini. Kemudian dilihatnya wanita yang keluar dari ruangan tersebut. Dia terdiam sejenak memperhatikan wanita yang pernah dia lihat bersama putrinya.
“Bagaimana keadaannya?” tanya Lio.
“Terjadi pendarahan di dalam tubuhnya, kita harus segera mengoperasinya sekarang juga,” jawab wanita itu sambil menatap Lio.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIO And His Daughter
AksiIni sebuah kisah dimana seorang pria yang bertahan hidup dengan melepas semua perasaan manusiawi. Pria yang meyakini bahwa hidup adalah sebuah arena untuk bertarung. Kekuasaan adalah kunci di atas segalanya. Untuk mencapainya, pria itu berjuang kera...