07. Crazy Wife

81 10 82
                                    

"Apa-apaan ini!" Eliza menatap dirinya sendiri di sebuah cermin dan menemukan adanya beberapa helai uban yang menandakan penuaan.

"Ratu Zaura menjalani harinya sebagai seorang gadis di tubuhku sedang aku?" Eliza menghentikan aktivitasnya kala melihat pintu mulai terbuka menampilkan seorang Arthur yang bersiap untuk memeluknya.

"Jangan mendekat!"

"Malam kemarin kau mengabaikanku, malam ini biarkan aku tidur bersamamu, Zauraku sayang," ucap Arthur sembari memainkan jari-jari tangannya dan menatap Eliza penuh harap. Eliza melepaskan ikatan rambut, membiarkannya tergerai, mendekat pada Arthur.

Pria bersurai hitam itu sudah menyengir kuda membayangkan apa yang sedang terlintas di benaknya, tertampar oleh kenyataan, Eliza melemparkan bantal guling dan selimut dengan kasar yang mengenai kepala Arthur begitu saja, Arthur menatap Eliza tidak percaya dengan dagunya yang turun ke bawah.

"Tidur di lantai!"

"Dingin," ujar Arthur dengan matanya yang sudah berkaca-kaca. Eliza hanya menatap Arthur datar, sungguh Eliza harus segera membaca buku Zaura Heraldine sampai tuntas malam ini, jika ada Arthur di dekatnya pastilah pria itu akan selalu mengganggu.

"Pakai selimut jangan manja!" Arthur masih menatap Eliza penuh harap sebelum akhirnya ia hanya bisa mengangguk dan terbaring di lantai dengan lesu. Pukul tiga pagi Eliza menyelesaikan bacaannya, ia menemukan Arthur yang sudah tertidur di lantai dengan selimut, Eliza tahu walau sudah menggunakan selimut pastilah Arthur akan merasakan kedinginan.

Suhu panas di badan Arthur membuat Eliza cukup panik, jam tiga pagi pasti semua orang di istana masih terlelap dalam mimpi. Eliza menjaga Arthur semalaman dengan memberikan kompresan, semoga saja bisa sedikit meredakan.

"Di mana raja Arthur, Ratu?"

"Dia sakit, aku sudah menyuruh para tabib untuk menjaganya. Baguslah, jadi dia tidak akan berbuat konyol di acara ini," jawab Eliza sembari mengambil jus jeruk yang ada di meja besar Aula. Cily terlihat sibuk, dari mulai menyiapkan gaun indah untuk nyonyanya, memilih gaya rambut yang cocok, dan semua Cily sudah siapkan dengan baik.

"Nyonya, tuan Tandur meminta anda untuk segera duduk di singgasana ratu karena acara pemberkatan akan dilakukan sebentar lagi." Mendengar itu Eliza mengangguk, saat duduk di singgasana dengan banyak para bangsawan yang menyaksikan, tetua agung kerajaan melihat ke arah langit dan meminta Eliza untuk melakukan hal yang sama juga, diikuti oleh mereka yang ada di acara ini.

"Zaura Heraldine, bawalah Ertland sampai pada masa kejayaannya kembali dengan berkah para dewi! Bawalah nama baik keturunan Heraldine yang akan mengantarkanmu pada setiap tujuanmu!" ucap tetua agung, Eliza hanya mengangguk, kata Dewi semalam begitu. Selesai pemberkatan, selanjutnya acara paranish, para lelaki bangsawan akan berburu hari ini dan menyerahkan hasil buruannya pada yang mulia ratu.

Dalam kerajaan Ertland, siapa yang paling berkuasa dan berguna untuk Ertland, tidak peduli jika dia hanya seorang permaisuri raja dan bukan pewaris yang asli, di sini seorang ratu diperbolehkan untuk mengangkat pria baru selain suaminya untuk mendampingi hidupnya, dalam kata lain ratu sangat diperkenankan mempunyai suami berapapun yang diinginkan. Inilah yang paling Eliza tunggu-tunggu, mungkin saja ada pria bangsawan yang lebih baik dari Arthur konyol memalukan.

Paranish dimulai, semua pria diharuskan untuk berburu, kalaupun hasil buruan dapat menyenangkan hati sang ratu, maka ia diperbolehkan untuk meminta sebuah hadiah, apapun.

Berlangsung dramatis, semua pria berlomba-lomba untuk mendapatkan hasil buruan yang bagus.

"Kau curang!" sengit seorang pangeran muda bernama Fero dengan pangeran dari kerajaan yang lain.

"Aku akan berambisi untuk menjadi ayahmu!"

"Pemikiran bodoh macam apa itu!" balas Fero dengan tatapan tajamnya, ia tidak mewarisi sifat kekanakan seorang Arthur.

Eliza tersenyum senang dengan sebuah pemikiran yang terus saja terbayang dalam benaknya, bagaimana rasanya memiliki seorang suami lebih dari empat atau mungkin sepuluh? Ah rasanya bukankah akan menyenangkan. Eliza memutuskan untuk bergabung bersama para lady bangsawan, berbincang dengan mereka sesekali bergosip dengan kabar paling terhangat lintas bangsawan.

"Nyonya Heraldine, aku dengar kau menyuruh suamimu Arthur untuk tidur di luar? Sungguh kau hebat," ucap Camilla seorang ratu dari kerajaan Balmond. Sungguh Eliza pikir itu akan menjadi sebuah aib jika para bangsawan tahu, tapi sebaliknya, justru menjadi sebuah kebanggaan.

"Ya, itu karena aku bosan."

"Kau sama sepertiku Nyonya! Sungguh jika aku sepertimu yang dapat mengambil alih tugas kerajaan, mungkin aku akan selalu berganti suami setiap tahun."

"Kau sangat berambisi Nyonya, bahkan sepertinya aku lebih hebat dari Nyonya Heraldine, kemarin malam aku menyuruh suamiku untuk tidur di kandang kuda!" timpal lady bangsawan lain yang ada di sana, sungguh Eliza benar benar takjub dengan ini semua.

"Bagus sekali Nyonya!"

"Ya, akupun sangat bangga."

"Di mana raja Arthur sekarang, Nyonya Heraldine?"

"Dia sedang sakit dan benar-benar kancut! Bayangkan saja tadi siang dia berak di celana! Aku sudah sangat tidak sabar ingin berganti suami." Mendengar itu para lady tertawa, Eliza pikir ini tidak mengapa ia membuka aib Arthur. Seorang pria dengan tubuh besar tiba saja menyapa Eliza, meraih tangan lantas mengecupnya.

"Beruntung sekali." Tindakan yang menurut Eliza benar-benar lancang, justru para lady ini menganggapnya sebuah keberuntungan.

"Nyonya sekalian sepertinya aku harus berbincang dulu dengan pria ini, tidak mengapa?"

"Anda tidak perlu meminta izin, bersenang-senanglah, mungkin saja kau berminat menjadikannya sebagai seorang suami," ucap Nyonya Handres dan disetujui oleh Nyonya yang lain.

"Nyonya sekalian sangat baik, kalau begitu aku permisi." Tatapan mata Eliza beralih pada pria di sampingnya, lantas pria itu mengekori ke mana Eliza pergi.

"Nyonya Heraldine, sudah lama kita tidak berjumpa, aku kira kau tidak akan bangun." Eliza tahu siapa ini karena ingatan yang diberikan oleh Zaura saat mereka berada di gunung Hidrasia.

"Apa maksudmu, Tuan Anjien? Tentu saja aku tidak selemah itu, darah beracun tidak ada apa-apanya bagiku."

"Apa kau mulai meninggi, Nyonya? Aku dengar kau hilang ingatan, apa kau melupakan tentang kerjasama kita juga?"

"Keturunan Heraldine tidak pernah hilang ingatan, dan kerjasama? Oh maaf sebaiknya kita akhiri saja itu."

"Apa maksudmu!? Hanya perlu selangkah lagi Ertlasia akan tunduk di kaki Ertland, jangan lupakan tujuan kita. Aku telah menunggumu untuk bangun, jangan sia-siakan kepercayaanku."

"Apa keuntungan bagiku jika Ertlasia tunduk di bawah kaki Ertland? Itu hanya akan menambah kebencian para kerajaan lain pada Ertland."

"Itu akan menguntungkan bagi kit--"

"Hanya bagimu."

CRAZY WIFE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang