17. Crazy Wife

44 4 11
                                    

"Berbicara soal ramuan, aku akan pergi membeli bahan-bahan bersama Eliza, kau pergilah sendiri." Drace hanya menatap cengo kala Azura memutar balikkan kudanya diikuti juga dengan pelayannya, bagaimana mungkin sedang mereka sedikit lagi sampai. Memang adik sialan, selalu berbuat seenaknya.

"Nona, Tuan Drace tidak mengapa pergi sendiri?" Drace pikir ia bisa menjaga dirinya, mereka pergi tanpa pengawalan.

"Dia sudah besar," balas Azura dan ia semakin mempercepat pacuan kudanya. Sebenarnya ini adalah alasannya saja untuk putar balik, tidak ingin terlihat lemah, darah beracun itu seperti virus yang bahkan dari udara saja bisa terkena. Wilayah perbatasan sangat rawan, Azura tidak ingin gegabah, bahkan ia baru saja bisa kentut, tidak ingin menambah penyakit lagi.

"Nona sudah kentut?"

"Pertanyaan macam apa itu?" Eliza menggaruk kepalanya yang tidak gatal juga dengan cengiran, pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulutnya. Azura meminta Eliza untuk tidak mengikutinya lagi ketika mereka sampai di depan sebuah toko yang terlihat usang, Eliza berpikir bahwa itu tidak seperti toko, dari luar saja terlihat tidak terurus, memangnya bahan ramuan terjual di dalam sana? Entahlah.

"Eliza kau bisa naik kuda!?"

"Kau baik-baik saja, kan? Apa putri Azura menyiksamu!?"

"Memang apa peduli kalian? Bahkan kemarin saja kalian meninggalkanku!" sungut Eliza, ia baru menginjakkan kaki berapa langkah di pasar ini, dua orang yang menistakan dirinya kemarin tiba-tiba muncul dengan pertanyaan maut mereka. Mendengar balasan Eliza, Geya dan Cassy hanya saling tatap dengan tawa.

"Kalau soal nyawa kita urus sendiri-sendiri! Masa iya kau mati kami juga ikut mati, itu konyol namanya," ucap Geya menyebalkan. Sesaat Eliza merasa kesal tapi setelahnya ia tersenyum senang, kalau ia ceritakan bagaimana hidupnya sekarang pasti dua orang ini akan iri, ide yang bagus.

"Terserah kalian, yang terpenting dan yang kalian harus tau sekarang adalah aku bisa makan enak dan hidupku terjamin! Jangan iri hahaha!"

"Siapa yang akan menjaminmu tetap hidup? Kau bisa saja mati hari ini." Kan, benar-benar kancut babi mereka ini, sungguh begitu menyebalkan.

"Jadi kalian ingin aku mati!?"

"Sudahlah Eliza, tidak baik kau terus marah dengan kami. Bi Sarah mencarimu kemarin dan dia sangat khawatir denganmu, kau tidak ingin menemuinya?" Cassy yang berbicara, kali ini ia tampak serius, Eliza pun tidak menjawabnya dengan candaan lagi.

"Sepertinya tidak bisa, kalian sampaikan saja salamku ya? Bilang kalau aku baik-baik saja, aku di sini juga sedang menemani putri Azura."

"Apa!?" ucap Geya dan Cassy serentak, saling lempar pandang menatap Eliza tidak percaya. Cassy menelisik iris mata Eliza mencoba menemukan kebohongan di sana seraya berkata, "Kau bohong, ya? Kau tidak takut memang?"

"Tidak, sekarang aku bekerja sebagai pelayan pribadinya."

"Lalu kau iyakan!? Kau tidak takut mati, Eliza!?" ucap Geya tidak sabar. Hampir semua penduduk Ertlasia menaruh rasa takut mereka saat berhadapan dengan putri duke Deathsia itu, walau akhir-akhir ini putri Azura jarang berbuat kekacauan dan tidak lagi terdengar rumor buruk, tapi tetap saja para penduduk tidak langsung menganggap bahwa putri Azura sudah berubah menjadi baik.

"Sudah kubilang tidak."

"Gila kau ini!" Eliza tertawa puas. Sementara di sebuah toko yang kian terlihat usang, seorang gadis yang tak lain adalah putri Azura, ia tersenyum senang mendapatkan bahan-bahan yang ia butuhkan.

"Tuan Anjien, terima kasih."

"Sama-sama."




AKU GATAU WPKU KENAPA, TAPI EROR. TADINYA BAB BERURUTAN KOK CUMA GATAU KENAPA SEKARANG ACAK-ACAKAN, AKU BENERIN BERULANG PUN, UNPUB, TAPI TETEP BERANTAKAN. KALO KALIAN BACA SESUAIN AJA YA BABNYAAAA

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CRAZY WIFE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang