"Akhirnya aku kentut!"
"Ayah aku kentut!"
"Aku sudah bisa kentut!" Binar bahagia terlihat jelas pada wajah putri Azura, ia berjingkrak senang yang membuat para pelayan pun merasakan hal yang sama, mereka senang. Lain dengan Eliza yang melihat aneh, lihatlah bagaimana para pelayan yang mengucap syukur karena sang nona akhirnya bisa kentut.
"Akhirnya putri Azura kentut."
"Iya! Akhirnya kentut."
"Em, bisakah sedikit lebih halus? Seperti buang angin, begitu?" tanya Eliza memberikan saran. Namun, yang ia dapat hanya lirikan sinis nan tajam. Baiklah, Eliza diam.
"Sungguh!? Aku sangat senang dan bangga akhirnya putriku bisa kentut kembali, Ayah akan membuat perayaan untuk ini!" Duke mengecup pucuk kepala putri Azura dan melenggang pergi, sepertinya pria paruh baya itu akan segera mengurus acara perayaan kentut untuk putrinya, Eliza menggeleng heran, hanya karena kentut saja dibuat perayaan, bagaimana dengan kentut Eliza yang bahkan tidak terhitung setiap harinya? Yang ada Eliza hanya mendapat umpatan dari orang-orang.
"Terima kasih, karenamu aku sudah bisa kentut lagi! Mulai sekarang kau kuangkat menjadi pelayan pribadiku bersama Gauri!" Betapa terkejutnya Eliza saat menerima pelukan dari putri Azura, siapa sangak-- eh siapa sangka.
"Kau beruntung, Eliza, bahkan kami tidak pernah dipeluk seperti itu oleh Nona Azura," ucap Gauri setelah putri Azura tidak terlihat lagi di sana. Eliza tersenyum miris, antara ia harus berbahagia atau sedih, hanya karena kentut ia mendapat perlakuan seperti ini. Eh, sebaiknya jangan dulu begitu terlena, kata orang putri Azura itu jahat, suka menyiksa pelayan, jadi Eliza tidak boleh terlalu senang dulu.
"Apakah boleh memanggil nona sekaligus dengan namanya sekarang? Seperti nona Azura?" tanya Eliza seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, takut saja jika pertanyaannya adalah hal yang sensitif untuk orang-orang di kediaman ini.
"Tentu saja! Kau bukan orang asing lagi di sini, bahkan nona menjadikanmu sebagai pelayan pribadinya." Salah satu pelayan yang berdiri di sana menjawabnya antusias, ternyata tidak semenakutkan cerita orang ya? Di sini tidak begitu menakutkan dan mencekam, di mana dari kuping kekuping yang mengabarkan bahwa memasuki kediaman ini layaknya sedang menghampiri maut saja.
"Makan ubi ungu minimal sepuluh buah satu hari, dijamin kentutmu akan semakin lancar, Nona!" Eliza menepuk pipinya sendiri, ia hanya mampu terdiam kehabisan kata-kata, menikmati sensasi kentut yang terdengar dari putri Azura. Kentut yang wangi tai sebisa mungkin Eliza menciumnya sebagai wangi kasturi kelas atas.
"Bagaimana?"
"Bagus sekali, Nona. Kentutnya sudah sangat lancar, kentut yang anggun dan harum kasturi." Eliza tersenyum penuh arti bahwa dia secepatnya ingin pergi dari sini, sungguh kalau boleh jujur-- kentutnya bau tai.
"Jangan canggung." Bunuh Eliza, bunuh. Dia bukan diam karena canggung, hanya saja ia sedang memfilter udara yang masuk ke dalam indera penciuman. Eliza menoleh dan tersenyum, setelahnya ia kembali terbelalak kala letupan angin yang kembali terdengar dari pantat sang nona.
"Eliza bangun! Setelah ini kau harus membantuku untuk mandi dan berak!"
"Bisakah kau lakukan itu sendiri, Nona?" Eliza terkulai lemas tidak ada tenaga. Baiklah, petang hari di kediaman Deathsia, seorang penjual ubi jatuh pingsan begitu mencium dan merasakan sensasi kentut dari putri Azura.
"Mengalahkan wine, sungguh memabukkan."
_____
Vote?😀
Sederhana tapi begitu berarti untuk menyenangkan kepala botak ini🙂🤙
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY WIFE [ON GOING]
FantasyTIDAK TERKAIT DENGAN KEYAKINAN APAPUN. DITULIS SAAT STRES, MAKLUM KALO ISI CERITANYA JUGA STRES. Eliza harus mengurus raja kampret. "Pergilah tidur." Eliza tertidur, ia menemukan dirinya terbangun yang jiwanya berada pada tubuh seorang ratu. Bahkan...