11. Crazy Wife

53 5 19
                                    

Peristiwa kemarin menjadi sumber kebahagiaan tersendiri bagi Eliza. Acris dipulangkan ke Hardes malam tadi dan tanpa upacara pemakaman karena kematian yang menurut aturan kerajaan adalah sebuah aib, dan tidak seharusnya diberi penghormatan, pemakaman dilakukan seperti biasa saja.

Sepanjang perjalanan menuju tempat perbelanjaan, Eliza mendengar pembicaraan yang menyenangkan telinganya, skandal tentang Acris dan Arthur serta Hana, menjadi perbincangan terhangat terutama di wilayah Ertland dan Hardes. Didampingi oleh pelayannya Cily dan beberapa prajurit yang mengawal langkah, jangan lupakan juga calon suami Eliza yang sudah ada di sampingnya, pria itu hanya memasang wajah datar.

"Nyon--"

"Nona!" Terkhusus untuk Cily, Eliza ingin dipanggil nona dan bukan nyonya, usianya yang asli seumuran dengan gadis ini, sungguh ia belum tua.

"Y--ya, Nona. Bagaimana dengan gaun merah ini? Warnanya cerah dan terlihat mewah." Eliza memperhatikan gaun yang ditunjukkan oleh Cily, ia tersenyum senang, beralih pada Agues yang tampak tidak peduli.

"Bagaimana, Sayangku?"

"Terserahmu." Eliza tersenyum kecut, baiklah tidak mengapa, calon suaminya ini butuh penyesuaian bukan? Eliza mengerti, daripada bersama Arthur yang selalu membuatnya malu.

"Bagaimana dengan gaun hitam ini?"

"Kau pikir aku akan menghadiri pemakaman? Eh, ambil itu juga! Aku akan memakainya dihari eksekusi itu," ucap Eliza dan setelahnya ia tertawa sendiri, Arthur yang malang.

"Gaun biru terang ini?"

"Itu juga bagus, ambil itu."

"Gaun putih?"

"Ambil juga."

"Hijau?"

"Ya, ambil juga."

"Kuning?"

"Itu terlihat seperti tai, ah tidak masalah, ambil itu juga."

"Ungu cerah ini?"

"Beli semua gaun di toko ini!" Eliza tersenyum puas, kini ia dan curut yang berjalan di belakangnya menuju kasir untuk membayar. Kasir yang melayaninya itu membungkukkan sedikit badan dan tersenyum ramah pada Eliza.

"Tidak usah bayar tidak masalah, Ratu Zaura."

"Kau bekerja di sini?" tanya Eliza, gadis muda di depannya mengangguk.

"Baiklah, terima kasih, aku senang berbelanja dengan gratis."

"Eh, tunggu Ratu Zaura!" panggil kasir muda itu, Eliza baru saja hendak melenggang pergi.

"Ada apa?" Senyum canggung menghiasi wajah sang kasir, ia berlaga bingung sebelum akhirnya berkata, "Sebenarnya aku hanya basa-basi, kau harus tetap membayar atau aku akan kehilangan pekerjaan ini."

"Sudah kuduga!" Eliza langsung membayar dengan memberikan dua puluh kantung koin emas, sayup-sayup ia mendengar perbincangan dari seorang wanita dan Eliza mengenal suaranya, setelah memastikan Eliza tersenyum tipis dan menoleh pada Agues.

"Siapa pria yang ada di sampingmu!?" Eliza lihat Agues sudah menghampiri wanita itu yang tak lain adalah Camila, dengan seorang pria yang mendampinginya Camila berjalan dengan bangga, seolah menunjukkan bahwa ia juga bisa.

"Ini namanya adil bukan? kau akan menikah dengan Nyonya Zaura dan aku tidak akan kalah dengan hanya berdiam diri!" Eliza tersenyum simpul sebelum ia juga ikut andil dalam perbincangan tidak sehat kedua pasangan tersebut.

"Oh Nyonya Camila, senang bertemu denganmu di sini, kau sedang mencari apa?" Sembari menyapa, Eliza dengan cepat menggaet tangan Agues dan ia menyenderkan kepalanya di pundak pria itu, terlihat Agues yang risih tapi tetap diam. Camila yang melihat juga tak ingin kalah bahkan ia memberikan isyarat untuk pria itu memberikan kecupan singkat di wajah.

CRAZY WIFE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang