06. Crazy Wife

99 11 67
                                    

"Apa aku bau tai?" tanya Arthur, sudah tahu bau, kenapa masih bertanya, tolong ingatkan Eliza untuk menyuruh duke mencuci kereta ini dengan air mawar, mungkin saja tempat duduk yang diduduki oleh Arthur sudah sangat harum dengan aroma tai.

"Harum kemenyan."

"Kemenyan itu seperti apa?"

"Seperti tai."

"Oh." Eliza hanya tersenyum tai melihat Arthur yang ber-oh ria seolah serius dengan perkataannya.

"Duke, raja dan ratu kita benar-benar kancut!" bisik Cassano pada duke Ballarde yang tengah fokus mendalami perannya menjadi seorang kusir.

"Perutku sudah keram, cukup sudahi membicarakan tentang kancut!"

Memakan waktu sekitar tiga jam akhirnya mereka sampai pada pintu masuk gunung Hidrasia, Eliza melangkahkan kakinya mendahului Arthur tapi pada saat ia menginjakkan langkahnya untuk masuk tiba saja tubuhnya terpental ke belakang.

Arthur menyangga tubuh Eliza yang memang ia tepat ada di belakang Eliza tadi, Cassano yang melihat itu segera bersorak senang, memanglah Cassano ini lajang berlumut tidak laku di kalangan bangsawan, bukannya tidak ada lady bangsawan yang tidak mau dengannya, tapi Cassano selalu menolak dengan alasan ia masih muda, padahal umurnya saja sudah berkepala tiga.

"Kancut!"

"Ada apa?" Ballarde mendelik tajam pada Cassano, masalahnya Cassano mengucapkan umpatan itu tepat di telinganya, entah umpatan untuk apa.

"Lihatlah itu, Duke, akankah Ertland akan mempunyai seorang bayi ketujuh setelah bayi keenam lahir?"

"Ya terserah raja dan ratu, mempunyai anak banyak itu hal yang biasa, daripada sudah tua bangka dan tidak normal."

"Apa maksudmu, Duke!?"

"Tanya sendiri pada senjatamu."

"Daripada kau, duda!" ucap Cassano tidak terima, Ballarde acuh ia menghampiri Eliza dan Arthur yang masih dengan posisi sekitar tiga menit lalu.

"Sudah kukatakan, harus raja Arthur dulu yang menginjakkan kakinya ke dalam, baru kita bisa masuk."

"Lepas Arthur! Kau bau tai!" Arthur melepaskan sanggahan tangannya di tubuh Eliza, ia memberengut sesekali membenarkan celana daun pisang yang ia pakai.

"Tapi sepertinya aku dan Cassano akan tetap menunggu di sini, sungguh di dalam sana sangat dingin," ujar Ballarde yang kemudian diangguki oleh Cassano. Sungguh sepertinya jiwa Zaura yang asli sedang berkunjung walau hanya satu detik, mengapa Eliza malah ingin bermanja-manja sekarang.

"Dingin? Arthur apa kau membawa baju hangat? Bagaimana jika nanti aku kedinginan?"

"Aku yang akan menghangatkan tubuhmu, tenang saja."

"Babi!" umpat Eliza pelan. Arthur meraih tangan Eliza dan menggenggamnya, membawa masuk pada pintu gunung Hidrasia, pintu yang di penuhi oleh salju, suhu di gunung Hidrasia memang tampak berbeda dari bagian wilayah lain. Belum sampai lima langkah Eliza dan Arthur masuk, seekor naga putih dengan badan besar itu sudah menghalangi langkah mereka.

Eliza yang memang baru melihat makhluk sedemikian besar melebihi burung Hyponik juga cukup terkejut dengan itu. Duke Ballarde bilang bahwa makhluk-makhluk kuat yang tunduk pada Zaura semua bertempat di sini, apakah naga ini bukan salah satunya, mengapa makhluk itu terlihat marah padanya.

CRAZY WIFE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang