"Kau lupa Hana!? Perempuan yang diberi berkah darah beracun tidak diperbolehkan untuk menikah apalagi melakukan hubungan seperti itu!" Fero terus berucap dengan kesal seraya menyeret Hana dan tanpa berniat membawakan baju untuk adiknya pakai, Fero langsung membawa Hana menuju gudang.
"Kenapa?"
"Dasar tidak tahu malu!" desis Fero, ia tidak mengerti kenapa Hana bisa melakukan hal sefatal ini, ia meminta kunci kepada penjaga yang berdiri tetapi prajurit menolak.
"Berikan!"
"Ratu Zaura melarang siapapun untuk masuk ke dalam, maaf Pangeran, hamba tidak bisa memberikan kuncinya."
"Berikan atau kau mati!?"
"Hamba lebih baik mati daripada melanggar perintah ratu Zaura." Fero menyayat jarinya hingga tetesan darah mengalir, dengan kasar Fero menarik dagu sang prajurit dan meneteskan tetesan darah sampai prajurit itu menelannya. Hana dengan tubuhnya yang masih terasa panas, ia menggeliat tidak jelas, arah pandangnya sudah tidak menentu, wine yang diberikan oleh Acris mungkin itu penyebabnya.
Prajurit itu memuntahkan darah yang kini mengotori lantai kastil, sama seperti Acris, wajah prajurit itu sudah membiru, darah beracun begitu cepat bekerja. Fero tidak peduli, ia merogoh saku prajurit itu dan mengambil kuncinya. Menyeret Hana kembali yang masih tanpa sehelai baju, mendorongnya dengan kasar, lampu yang redup membuat Fero tidak sadar ada orang lain di ruangan itu selain dirinya dan Hana. Hana yang sudah setengah sadar itu tidak bisa berbuat apapun, pandangannya kabur dan tubuhnya terasa lemas.
"Kak?"
"Renungi perbuatanmu hari ini!" Fero keluar dan menutup pintunya tidak santai, mengalihkan perhatian seorang pria yang tengah tertidur dengan dengkuran keras, Hana mencari di mana suara itu berasal, lampu yang redup membuat ia benar-benar tidak sadar jika itu adalah Arthur, ayahnya.
"Zaura?" Hana mendekat dan menaruh tangannya di wajah Arthur, saat bersentuhan dengan kulit, rasa panas yang menjalar di tubuhnya kian mereda.
"Ini semua karena putrimu yang murahan itu! Sungguh kau harus bertanggung jawab atas kematian putra kami, Ratu Zaura!" teriak Agues, raja Hardes. Eliza tersenyum santai menanggapi itu, sungguh ia harus membangun citra yang baik di depan para bangsawan ini, Eliza menggores sedikit ujung jarinya dan mencoba untuk membuat koneksi.
"Penerawang sihir? Sebaiknya jangan terlalu buru-buru, aku akan meminta Hyponik kesayanganku untuk memperlihatkan padamu apa yang sebenarnya terjadi."
"Burung, kau bisa?"
"Tentu, Yang Mulia." Semua orang tercengang ketika mendapati pangeran Acris menambahkan sebuah bubuk putih kepada wine yang sudah jelas-jelas memabukkan, terlihat jelas sebelum dansa dimulai dan lampu belum dimatikan, Acris meminum wine yang sudah ia racik setelah itu memberikannya pada Hana. Perhatian untuk dansa segera dimulai, lampu mulai redup, Hyponik menutup mata sihirnya.
"Bagaimana?"
"Nona, Nyonya, dan Tuan sekalian, jadi apakah kalian sudah menyimpulkan siapa yang bersalah di sini?" Eliza tersenyum simpul, ia harus memanfaatkan ini untuk mencapai kemenangan atas misi pertamanya, otak cantiknya memang pintar.
"Sungguh ternyata putri Hana hanya korban!" Gosip para bangsawan mulai terdengar kembali, Agues sudah memerah menahan malu dengan tangannya yang terkepal kuat.
Masih dengan senyum simpulnya Eliza mendekat pada Agues dan berkata, "Kau yang harus bertanggung jawab, putriku korban di sini. Kalau kau menolak, aku akan membuat aktivitas perdagangan Hardes ke Ertland terhenti dan kau akan merasakan akibatnya."
"Apa yang kau inginkan!?"
"Menikah denganku." Eliza memejamkan matanya ketika segelas wine ditumpahkan begitu saja pada wajah halusnya, Eliza kembali tersenyum saat melihat yang telah melakukan itu adalah ratu Handres, dia terlihat marah dengan menatap Eliza lekat, jangan lupakan juga dengan alis yang terangkat.
"Nyonya Camila apa yang kau lakukan! Ratu Zaura berhak meminta apapun sebagai bentuk pertanggungjawaban dari ulah putra kalian!" ucap salah satu bangsawan dan diangguki oleh yang lain, sungguh Eliza merasakan semua orang berada dipihaknya sekarang.
"Siapa yang rela suaminya akan menikah lagi!? Dan Nyonya Heraldine apakah kau tidak mempunyai malu dengan menginginkan pria yang sudah beristri!?"
"Aku berhak."
Pengaruh bubuk ajaib milik Acris memang benar-benar telah membuat Hana menjadi gila seperti ini, Arthur pikir yang sedang bersamanya saat ini adalah Zaura hingga ia berani melakukan hal demikian. Mencapai puncaknya tiba-tiba pintu gudang terbuka dengan keras, Eliza menyalakan alat penerangan dan dagunya ikut turun kebawah, tercengang melihat apa yang telah terjadi.
"Musibah banyak menimpa Ertland hari ini! Sungguh aku kasihan kepada ratu Zaura, hal ini sungguh menyakitkan untuknya."
"Keputusannya tidak salah untuk mengangkat suami baru, raja Arthur memang sangat keterlaluan, melakukan hal hina dengan putrinya sendiri."
Rumor buruk kembali membawa nama Ertland dalam perbincangan para bangsawan, tetua agung dan pihak kerajaan atas perintah ratu mereka untuk membuat keputusan bulat, sebuah hukuman akan dilakukan kepada raja Arthur dan putri Hana dua hari setelah keputusan dibuat, penduduk sangat diperkenankan untuk menyaksikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY WIFE [ON GOING]
FantasyTIDAK TERKAIT DENGAN KEYAKINAN APAPUN. DITULIS SAAT STRES, MAKLUM KALO ISI CERITANYA JUGA STRES. Eliza harus mengurus raja kampret. "Pergilah tidur." Eliza tertidur, ia menemukan dirinya terbangun yang jiwanya berada pada tubuh seorang ratu. Bahkan...