12. Crazy Wife

51 5 22
                                    

"Eliza bangunlah! Sudah jam berapa kau masih tidur, sudah seperti kerbau saja! Bangun kerbau!" Ibu paruh baya bernama Sarah itu, ia yang mengurus dan menampung Eliza selama ini, dalam tubuh seorang manusia tentu Eliza seperti manusia umumnya, bukan seperti para Dewi yang tidak makan pun mereka tidak mati.

"Biarkan aku tidur sebentar lagi, ratu bebas melakukan hal apapun."

"Ratu!? Kau itu pedagang ubi!" Dengan cepat Eliza membuka matanya, ia bangkit dari ranjang dan mulai berlari ke arah cermin. Ia terjatuh dan kini terduduk di lantai, bagaimana bisa ia kembali pada tubuh aslinya? Sungguh padahal sebentar lagi dalam tubuh Zaura ia akan menikah. Dan-- dan Arthur sialan itu! Bagaimana ini bisa terjadi.

"Sana pergi ke pasar!" Eliza dengan langkah lunglai, ia mandi dan mulai merebus ubi setelahnya pergi ke pasar untuk berjualan, terkadang jika ubi tidak habis terjual, Eliza akan meminta roti sisa untuknya dan Sarah makan, ubi sisa akan kembali dijual esok hari jika tidak basi.

"Hanya beberapa hari aku menjadi ratu dan sudah kembali miskin saja sekarang, semoga saja Ertland juga akan jatuh miskin, sangat miskin!"

"Nona muda, apa yang kau bicarakan?" Eliza terlonjak kaget melihat pria dengan baju zirah berdiri di depannya tegap, Eliza dengan cepat berdiri dan membungkuk hormat. Kerajaan Ertlasia, di desanya tempat di mana Eliza tinggal, itulah mengapa saat terlempar ke tubuh seorang ratu Ertland yang merupakan kerajaan tetangga, Eliza merasa begitu heran.

"A--aku--"

"Ertland memang sudah miskin."

"Aku tidak bermaksud, Tuan, aku hanya sedang berbicara sendiri."

"Itu memang kerajaan tetangga yang sangat kurang ajar pada Ertlasia, bagus sekali Nona muda, kau tidak salah." Eliza tersenyum canggung dan salah tingkah sampai akhirnya pria itu kembali membuka suara. "Ini ubi?"

"Iya, Tuan, untuk memperlancar kentut."

"Kentut? Menarik." Eliza terkekeh, sebenarnya ia-- ah entahlah, ia menggigit bibirnya sendiri, bisa-bisanya ia dengan lancar berbicara seperti tadi. Sungguh memalukan sekali hari ini, pria itu mengeluarkan sekantung koin emas dan menyerahkannya pada Eliza. Eliza menerima itu dengan wajah mulasnya, dasar perut tidak tahu situasi, sungguh Eliza berharap ini hanyalah mimpi.

"Nona muda, kau?"

"M--ma-maafkan aku, Tuan!" Eliza berlari secepat kilat, tidak peduli bahwa ia juga meninggalkan barang dagangannya, yang terpenting sekarang adalah Eliza bisa menutupi wajahnya, ia ingin menghilang dari muka bumi, sungguh memalukan sekali.

"Bau tai." Pria itu memilih untuk meninggalkan sekantung koin emas dan mengambil ubi yang sudah menjadi haknya, tidak peduli sang pedagang yang sedang mulas, ia berbaik hati hari ini walaupun gadis di depannya sungguh tidak sopan, bisa-bisanya mengeluarkan angin bau tai dan meninggalkannya begitu saja.

Eliza mengintip di belakang pohon besar, ia bernapas lega mengetahui pria itu sudah tidak ada ditempat.

"Nak, kenapa denganmu?" Lagi, Eliza terlonjak kaget, salah satu pria paruh baya yang juga merupakan pedagang, pria itu melihat Eliza heran sampai akhirnya ia menggeleng pelan, Eliza hanya memasang wajah dengan senyum mulas tertahan.

"Sangat kancut!"

CRAZY WIFE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang