08. Fainting and Dope

1.5K 52 2
                                    

Alesha merotasi bola mata malas, moodnya rusak karena Gianira gagal mati di tanganya, padahal tinggal beberapa menit lagi gadis itu kehabisan nafas karena cekikannya yang kuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alesha merotasi bola mata malas, moodnya rusak karena Gianira gagal mati di tanganya, padahal tinggal beberapa menit lagi gadis itu kehabisan nafas karena cekikannya yang kuat. Sekarang keduanya sedang duduk di kursi menghadap kepala sekolah.

Bu. Viosa lah yang memisahkan pertengkaran keduanya. Karena tindakan Alesha sangat keterlaluan membuatnya harus mendapatkan semburan ceramah panjang bin lebar dari kepala dan guru-guru disana.

"Saya tidak perduli kamu itu putri Caitlin. Tapi apa yang sudah kamu lakukan itu sangat di luar batas, Alesha."

"Sedetik saja Bu. Viosa, tidak datang memisahkan kalian berdua. Gianira pasti akan mati, karena cekikanmu di lehernya."

"Punya mata kan? Kamu lihat, leher Gianira memerah, wajahnya terluka, darah terus mengalir dari hidungnya."

"Sekuat apa kamu memukul nya Alesha, sampai Gianira bisa berakhir seperti ini?."

"Apa masalah kalian berdua sebentarnya? Tidak bisa kah menyelesaikan dengan cara halus tanpa kekerasan seperti ini?."

"Aku gak tau salah aku apa Pak. Alesha lebih dulu memukul ku."lirih Gianira berbohong menundukkan kepalanya seolah menangis.

Alesha merotasi bola mata malas, ia menghela nafas sudah dia duga hal ini pasti akan terjadi. Kenapa hidupnya sangat mirip dengan sinetron azab? Bertemu dengan orang-orang yang penuh drama.

"Bu. Viosa, tolong bawa Gianira ke UKS. Untuk merawat lukanya, takut nanti terjadi sesuatu dengannya."titah kepala sekolah.

"Baik Pak. Ayoo Gianira."

"Pak, aku mau dia hukum. Aku sudah terluka seperti ini, jangan buat aku rugi. Kalau Bapak gak menghukumnya, Papah aku pasti marah."

Kepala sekolah tidak menanggapi dia hanya mengangguk kecil, Bu. Viosa, berjalan keluar membawa Gianira kek UKS. Sekarang hanya tinggal Alesha masih bertahan di ruangan itu.

"Kesalahan besar kamu melukai putri bungsu Britama, Alesha. Itu kematian buat kamu."

"Sebagai hukumannya kamu berdiri di tengah lapangan hormat pada tiang bendera sampai bel pulang."

Alesha menarik sudut bibirnya, ia beranjak dari duduknya."Setelah hukuman yang Bapak berikan pada saya. Bapak akan dalam masalah besar."

"Kesalahan besar anda menghukum putri pertama keluarga Caitlin. Itu kematian buat bapak."ucap Alesha dengan nada yang rendah mengikuti perkataan kepala sekolah.

Setelah itu Alesha melangkahkan kakinya keluar dari ruangan iblis itu, dan menjalani hukumannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I'm Not Alesha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang