(FOLLOW ME DULLU SEBELUM MEMBACA)
***
"Gue pikir lo akan berumur panjang."
****
"Apa lo benar-benar mau mati Burpa sialan? HAH!. LO MAU MATI!."
***
"Anjing liar kalau sudah menggonggong terdengar berisik."
****
"You're creating cheap drama, so bad...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gue lihat-lihat lo lagi banyak masalah yaa?."tanya Arkan pada Kevin, yang hanya diam selama mereka duduk di kursi panjang taman belakang.
Tidak ada Nathan dan Kenan disana. Yang ada hanya mereka bertiga, Kevin, Arkan dan Lois. Entah kemana dua cowok itu, yang katakan ada urusan penting.
"Cerita dong Kevin. Siapa tau gue sama Arkan bisa bantu lo."
Kevin membuang batang rokoknya dan meninjak di tanah. Ia melirik ke arah kedua temannya, sebelum bicara Kevin menyenderkan punggungnya lebih dulu.
"Lo berdua yakin mau bantu gue?."tanya Kevin.
"Why not?."timbal balik Arkan.
Kevin menarik sudut bibirnya."Bantu gue membunuh Citra."
Sedikit terkejut mendengarnya. Kedua memutuskan untuk lebih dekat, penasaran dengan alasan Kevin yang berniat mau membunuh Citra.
"Alasannya?."tanya Lois.
"Dia tau banyak rahasia gue. Juga kalian."
"Gak mungkin dia tau semuanya Kevin."elak Arkan.
"Percaya sama gue. Bahkan Citra tau, siapa di balik kecelakaan Alesha. Video yang ada di pesta Gianira. Dia juga tau, siapa orang misterius itu."
"Kok bisa? Berarti, Citra sangat bahaya."ucap Arkan.
"Maka dari itu, kita bunuh dia. Semua akan beres kalau dia mati."kata Kevin.
"Citra mungkin dendam sama lo Kevin. Itu Karena lo ngehancurin hidupnya."ucap Lois.
"There's no one to blame. Itu terjadi, karena dia sendiri yang memulai."sahut Kevin.
"Apa Citra ada ngasih tau soal orang misterius itu?."tanya Arkan.
Kevin menganggukkan kepalanya, mengiyakan apa yang di pertanyakan oleh sahabatnya. Sebagai jawaban kalau Citra ada memberitahukan padanya siapa orang tersebut.
"Siapa?."
*****
"Alesha mana?"tanya Citra
"Tadi gue lihat dia di tarik sama Nathan. Entah kemana tu cowok brengsek bawain dia."gerutu Lesandra.
Citra manggut-manggut, dia kembali menatap lurus ke arah danau, keduanya saat ini ada di bawah pohon taman belakang sekolah. Begitupun dengan Lesandra, gadis itu mengikuti apa yang Citra lihat.
"San. Lois kemarin malam, gak ngapa-ngapain lo kan?."tanya Citra menoleh ke arah Lesandra.
"Dia gak akan berani sama gue Cit."
"Itu menurut lo."sahut Citra kembali menatap lurus.
"Lois segera gue singkirkan. Tapi sebelum itu, marga Steward harus gue dapatkan."ucap Lesandra tegas penuh tekat.
