Di rumah sakit Citra terbaring lemah, selang infus masih setia melekat di punggung tangannya. Mata Gadis itu terpejam, ia sedang istirahat karena jam sudah menunjuk ke angka 20:20 PM. Kedua orang tua gadis itu pulang, alhasil dia seorang diri tidak ada yang menjaganya.
Lesandra? Jangan di tanyakan lagi, mereka berdua sudah tidak bersahabat. Tali persahabatannya putus, mereka menjalani hari-hari seperti orang asing. Lampu ruangan Citra tiba-tiba mati, hanya sedikit cahaya yang dapat menerangi ruangan tersebut.
Ceklek
Pintu terbuka dengan perlahan, sebuah sepatu hitam melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Tidak tau siapa orang itu, dia menggunakan topi hitamnya sebagai pelindung, agar seseorang sedikit sulit mengenali. Jeans hitam yang robek bagian lototnya, sebuah liontin perak menjuntai di lehernya.
Sesampainya di samping brankar Citra, ujung pistolnya ia todongkan di jidat Citra. Rasa dingin yang gadis itu rasakan, membuatnya terbangun. Matanya perlahan terbuka, keterkejutan langsung menyambut dirinya.
"AAA_Euummm.!"
Mulutnya Citra di dekap dengan telapak tangan besar di selimuti sarung tangan hitam itu. Tatapannya tajam, Citra menjadi takut melihatnya Apalagi pistol tersebut masih setia di keningnya.
"Suttthhh!!"
"Lo teriak, satu peluru lepas dari pistol ini."bisiknya penuh peringatan.
Citra tidak berani berteriak ia juga masih sayang nyawa. Melihat lawannya seperti menurut apa yang dia katakan. Ia menarik tangannya yang membungkam mulut Citra, tapi pistol itu tidak ia alihkan.
"S-s-siapa lo?."
"It's not important for you to know."
"Yang penting itu, siapa yang udah nyuruh lo bohong sama Alexa?."imbuhnya.
Sekali tangkap Citra langsung paham kemana arah dari pembicaraan mereka dan apa maksud seseorang yang ada di hadapannya saat ini. Citra lebih memilih jalan aman, jika ia memberi tahu maka nyawanya akan hilang di tangan seseorang yang selama ini mengekangnya juga menjadi ancamannya.
Dan jikapun dia berbohong sekarang, maka nyawanya juga akan hilang. Citra lebih memilih jujur, ia tidak mau berbohong lagi. Sudah cukup, hidupnya sudah terlalu rumit. Dan itu semua karena Alesha, kasus Alesha yang membuatnya kian hancur dan berantakan.
"Orang yang Alexa cintai."jawab Citra.
"Shitt!!"gumamnya mengumpat."Dugaan gue ternyata benar dia orangnya."
"Gue mohon tolong gue. Gue emang jahat sama Alesha maupun Alexa, tapi ini semua bukan kemauan gue."
"Dia yang nyuruh gue, dia ngancam gue. Gue takut, gue gak berani melawan. Dia tau banyak tentang gue."
"Lo pikir gue baik? No girl, I can neither good nor save a traitor. Apalagi pada orang yang udah membuat gue kehilangan."
"Ini adalah hari terakhir lo menghirup udara yang penuh polusi di bumi."bisiknya menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Alesha (END)
Random(FOLLOW ME DULLU SEBELUM MEMBACA) *** "Gue pikir lo akan berumur panjang." **** "Apa lo benar-benar mau mati Burpa sialan? HAH!. LO MAU MATI!." *** "Anjing liar kalau sudah menggonggong terdengar berisik." **** "You're creating cheap drama, so bad...