Sepanjang hari Yuri terlihat kesal karena pertemuan tidak terduganya dengan Seohyun pagi tadi, terlebih sikap Suho yang begitu menyebalkan saat menyambutnya.
"Dasar jalang, kau sengaja muncul di sana untuk mendapatkan perhatian.", gumamnya penuh kebencian.
"Wanita menjijikan."
"Yuri.", ketika namanya dipanggil, sontak Yuri menoleh ke sumber suara dimana atasannya tengah berjalan ke arahnya. Yuri pun berdiri dari tempat duduknya.
"Pemilu sudah dekat, kita akan mengundang salah satu calon presiden untuk acara berita kita.", ucapnya.
Yuri tidak berniat untuk membuka suaranya, ia tahu arah tujuan pembicaraan ini.
"Jadi, bisakah kau bantu kami? Kudengar salah satu calon presiden adalah calon mertuamu.", tanyanya setelah basa-basi singkatnya tadi.
"Akan kucoba bicarakan..", balas Yuri membuat senyuman sumringah muncul pada wajah pria di depannya itu.
"Ohh aku menghargai segala upayamu, nona Kwon, tapi aku ingin kau tahu, kau harus mendapatkannya di berita kita sebelum stasiun TV lain lebih dulu.", balasnya.
"Kabari aku jika kau sudah dapat jawabannya.", pria itu pergi kembali ke ruangannya sedangkan Yuri masih berdiri dalam posisinya dengan tatapan tajamnya yang terarah pada pria itu.
"Dasar brengsek. Kau hanya berusaha untuk memanfaatkan aku.", gumamnya penuh kejengkelan.
Yuri kembali duduk di kursinya lalu membuka ponselnya yang mendapatkan pesan dari Myungsoo beberapa menit yang lalu.
Wanita itu pun segera menyambar tasnya dan pergi meninggalkan mejanya membuat dua wanita yang duduk dekat dengannya sambil bertukar pandang.
"Seharusnya dia menjadi model saja.", ucap salah satu wanita bernama Sooyoung itu.
"Benar sekali. Dia sama sekali tidak berbakat menjadi jurnalis. Bahkan dia sama sekali tidak menyentuh artikel yang harus dia bawakan pada berita nanti malam.", sahut wanita bernama Victoria di sebelahnya sambil menatap tumpukan artikel di atas meja Yuri.
~
Yuri tiba di sebuah restoran mewah yang letaknya tak begitu jauh dari kantornya, tujuannya saat ini adalah untuk menemui Myungsoo yang memintanya datang.
"Disini!", pria yang dicarinya terlihat mengangkat tangannya untuk memberitahukan Yuri soal keberadaannya.
Myungsoo berdiri dari kursinya dan menarikkan kursi di sebelahnya untuk Yuri sementara wanita itu terlihat fokus dengan seorang wanita asing yang duduk dengan kebingungannya karena kedatangan Yuri.
"Tiffany aku ingin memperkenalkan kekasihku, Yuri.", ucap Myungsoo membuat Yuri melirik ke arahnya sinis namun ia tidak membuka suaranya dan mengikuti saja alur cerita yang pria itu ciptakan.
"Jadi tidak perlu repot-repot membangun hubungan baik denganku. Kembalilah ke Amerika sebelum waktumu terbuang sia-sia disini.", tambahnya yang terdengar begitu kejam untuk dikatakan pada orang yang baru pertama kali ditemuinya.
"Myungsoo.."
"Itu artinya kau harus pergi dar sini nona.", Yuri membuka suaranya dan setelah ia melakukan itu, suasana di antara ketiganya menjadi sangat hening.
Tiffany menarik nafasnya dalam lalu membuangnya dengan cukup keras saat ia berdiri sambil menyampirkan tasnya pada bahunya.
Ia pun pergi dengan ekspresi penuh kemarahannya sementara dua orang yang ditinggalkannya terlihat sama sekali tidak peduli dengannya.
"Kencan buta?", tanya Yuri.
"Ya, ibu yang mengaturnya.", jawab Myungsoo sambil memutar matanya kesal lalu ia menyeruput minuman yang sudah dipesannya sebelum Yuri datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loved, Hoped, Lost
FanfictionDalam suatu kisah dengan sudut pandang si baik pasti ada sosok jahat yang menganggu kehidupannya. Namun, siapa yang jahat jika kisah tersebut diceritakan pada sudut pandang si jahat? Semua orang selalu menjadi pemeran utama dalam kehidupan mereka ka...