Loved, Hoped, Lost : 11. Broken Glass

118 24 7
                                    

Sehun dan Yuri duduk di atas pasir sambil menatap ke arah pantai yang gelap itu dengan beberapa kaleng bir di antara mereka.

"Boleh aku bertanya sesuatu padamu?", tanya Sehun di sela-sela acara minum mereka. Yuri terlihat menganggukan kepalanya sebagai jawaban untuk Sehun.

"Kenapa kau mendukung kami alih-alih keluarga tunanganmu?"

"Sepertinya aku sudah mengatakannya tadi, karena kalian baik.", jawab Yuri.

"Aku mengerti kalau kau tidak menyukai mereka karena sikap mereka padamu, tapi.."

"Tidak, kau tidak mengerti apapun.", sela Yuri yang kini memilih untuk memandang lurus ke depan.

"Ya?", sahut Sehun bingung.

"Lupakan saja.", balas Yuri sambil menghancurkan sekaleng bir yang sudah kosong dengan tangannya.

"Ayo kita kembali, aku akan tidur sepuasnya sebelum kembali ke Seoul.", Yuri berdiri lalu memunguti beberapa kaleng bir yang bisa diraihnya.

Tanpa menunggu Sehun, wanita itu berjalan pulang dengan langkah kakinya yang tidak begitu lancar karena terkilir tadi.

Sehun tak langsung menyusul, ia hanya menatap ke arah Yuri lekat dengan berbagai pertanyaan yang masih terus membayanginya.

"Aneh sekali.", gumamnya lalu ia memunguti sisa kaleng yang ada di dekatnya dan akhirnya berjalan kembali ke rumah kakek Haeyo.

Saat ia tiba, Yuri sudah masuk dan Sehun memutuskan untuk menghabiskan waktu di luar lebih lama.

Di sela-sela waktu bersantainya, pandangan Sehun terfokus pada sebuah garasi yang berukuran sedang, terpisah dari rumah.

Pintunya terbuka sedikit dan menunjukkan sedikit badan mobil berwarna putih di dalam sana membuat Sehun penasaran.

Ia pun menghampiri tempat itu dan hendak membuka pintunya namun suara kakek Haeyo tiba-tiba terdengar membuatnya terkejut.

"Apa yang kau lakukan di sana anak muda?", tegurnya.

Sehun berdiri kikuk sambil memikirkan alasan yang harus diberikannya.

"Ohh aku.."

"Masuklah. Jangan berlama-lama di luar, angin disini bisa membuatmu sakit.", ucap kakek Haeyo.

"Baiklah.", sahut Sehun dan segera masuk ke dalam sementara kakek Haeyo terlihat menutup rapat garasi yang terbuka tadi.

~

Yuri kembali pada aktivitasnya di Seoul seperti biasanya. Kemarin ia mengambil penerbangan siang dari Jeju dan memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya di rumah.

"Ada yang ingin menemuimu di bawah.", ucap Sooyoung yang baru saja kembali dari membeli kopi.

Yuri pun langsung beranjak dan segera turun ke lobi utama. Dilihatnya Myungsoo berdiri di sana dan saat ini sedang berbicara di telepon.

Ketika melihat Yuri pun, pria itu segera mengakhiri panggilannya dan berjalan ke arah Yuri.

"Kenapa sulit sekali menemuimu akhir-akhir ini?", tegurnya dengan nada bicaranya yang terdengar tidak bersahabat.

"Yakk, kau pikir waktuku hanya untuk menemuimu?", balas Yuri tak kalah sinis membuat Myungsoo menghela nafasnya pelan.

"Kau sudah baca berita yang kukirimkan padamu?", tanyanya yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Yuri.

"Kebetulan kau membahasnya, sampaikan pada ayahmu itu, wanita itu akan menjadi urusanku, jadi jangan ikut campur.", ucap Yuri membuat Myungsoo mengerutkan keningnya lalu lebih mendekatkan dirinya pada Yuri. Sebelah tangannya menarik dagu Yuri supaya lebih dekat padanya.

Loved, Hoped, LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang