Malam yang dinantikan oleh Jungsoo akhirnya tiba. Tuan Oh datang untuk melakukan wawancara singkat di berita yang akan dibawakan Yuri.
"Kapan dia akan tiba?", tanya Jungsoo yang kini tengah bersiap dengan berbagai pertanyaan yang sudah disusunnya.
"Mungkin sebentar lagi.", sahut Yuri tidak terlalu mempedulikan eksistensi pria itu.
"Ohh, aku sangat tidak sabar. Bahkan aku tidak bisa menikmati makan malamku karena ini.", oceh Jungsoo yang tentu saja hanya dianggap angin lalu oleh Yuri.
Suara ketukan pintu di ruang tunggu membuat kedua orang itu mengalihkan pandangan mereka pada pintu.
"Tuan Oh sudah berada di lobi.", Yuri sontak berdiri dari kursinya dan meninggalkan seluruh tumpukan kertasnya itu lalu berjalan keluar mengikuti Jungsoo yang keluar lebih dulu.
Keduanya akhirnya menunggu di depan ruang tunggu yang diperkhususkan bagi pria paruh baya itu.
Yuri menunjukkan senyuman terbaiknya ketika Tuan Oh akhirnya terlihat dengan senyuman hangatnya, di sebelahnya istrinya juga menunjukkan kehangatan yang sama.
"Selamat datang Tuan dan Nyonya Oh. Sungguh suatu kehormatan bisa membawa anda ke acara kami yang biasa ini.", Jungsoo menyambut sambil berjabat tangan dengan pria itu.
"Suatu kehormatan bagiku juga.", sahutnya tanpa menghilangkan senyuman hangat itu lalu keduanya melepaskan jabatan tangan mereka dan akhirnya Tuan Oh beralih pada Yuri sedangkan Jungsoo menjabat tangan Nyonya Oh.
~
Yuri dan Tuan Oh sudah duduk manis di depan puluhan kamera yang terarah pada mereka. Keduanya terlihat tengah bersiap dengan urusan masing-masing.
"Bersiap, acara akan dimulai dalam satu menit.", ucap sang produser.
"30 detik.."
"10 detik.."
"Tiga, dua, satu!"
"Selamat malam pemirsa, kembali lagi pada Yuri's 9 o'clock.", ucap Yuri sebagai pembukaan.
"Pada malam ini kami kedatangan tamu spesial yang begitu menjadi buah bibir."
Sehun terlihat memasuki ruangan dan menonton berita itu secara langsung di barisan para kru saat sang ayah sedang memperkenalkan dirinya.
"Ohh, kau datang.", tegur Jungsoo yang menyadari kedatangan Sehun.
"Kalian tidak akan terlalu keras pada ayahku kan?", canda Sehun yang langsung mendapatkan senggolan pelan dari lawan bicaranya.
"Jangan khawatir. Yuri adalah ahlinya dalam bidang ini.", ujarnya santai.
Berbagai pertanyaan pun mulai diajukan oleh Yuri mulai dari visi dan misi, rencana kampanye, dan lainnya, hingga akhirnya Yuri tiba pada satu pertanyaan terakhir.
"Selain visi dan misi yang anda sampaikan. Perubahan dalam bidang apa yang paling menjadi prioritas dalam perjalanan karir anda nantinya?"
"Hukum, terutama tentang kasus anak di bawah umur. Di masa depan akan tercipta dunia tanpa adanya perundungan di sekolah.", jawabnya. Yuri cukup terkejut dengan jawaban itu, namun ia berusaha untuk mengatur ekspresinya seprofesional mungkin. Sehun dapat melihat Yuri yang meremas kertas di tangannya lalu menunjukkan senyuman miringnya.
"Suatu tujuan yang begitu mulia. Masyarakat kita pasti sangat menantikannya.", ucap Yuri sebelum ia melakukan penutupan wawancara tersebut lalu berlanjut pada berita yang hendak dibawakannya.
~
Yuri berdiri di balkon apartementnya dengan segelas cokelat panas di tangannya.
"Apa yang sedang kau lakukan di cuaca sedingin ini?", tegur Sehun yang baru saja keluar dari apartementnya karena melihat Yuri saat ia akan tidur tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loved, Hoped, Lost
FanfictionDalam suatu kisah dengan sudut pandang si baik pasti ada sosok jahat yang menganggu kehidupannya. Namun, siapa yang jahat jika kisah tersebut diceritakan pada sudut pandang si jahat? Semua orang selalu menjadi pemeran utama dalam kehidupan mereka ka...