Loved, Hoped, Lost : 9. My Weakness

118 22 11
                                    

Yuri sedang dilanda kegusarannya saat ini. Ia sangat enggan berhadapan dengan Seohyun di acaranya, tapi ia tidak mungkin pergi sekarang.

"Dasar jalang menyebalkan.", maki Yuri sebal sambil mematahkan pensil yang sedang digenggamnya.

Ia melemparkan pensil itu ke tempat sampah lalu berdiri dari kursinya dan pergi ke ruangan Jungsoo.

Setelah mendapat persetujuan dari sang pemilik ruangan, Yuri pun masuk dan berhadapan langsung dengan pria yang terlihat dalam moodnya yang baik itu.

"Kenapa anda tidak mengatakan apapun sebelumnya soal segmen 'khusus' ini?", tanya Yuri sambil menekankan kata yang paling menggelikan untuknya.

"Memangnya ada masalah dengan itu? Program kita harus memiliki susunan acara yang berbeda untuk terus mempertahankan rating."

"Ok, aku mengerti soal itu, tapi bukankah kau seharusnya mendiskusikan perihal siapa yang akan datang padaku?", sahut Yuri penuh kejengkelan.

"Ohh maaf, soal itu memang aku memutuskannya dengan terburu-buru, aku akan memperbaiki soal itu untuk selanjutnya.", balas Jungsoo membuat Yuri menghela nafasnya pelan.

"Kau tidak begitu akur dengannya ya?", Jungsoo membuka suaranya lagi membuat Yuri sedikit terkejut dengan pertanyaannya yang tiba-tiba itu.

"Astaga, tatapanmu itu, bisa-bisa menembus ke luar.", gerutu Jungsoo karena alih-alih menjawabnya, Yuri hanya menatap tajam padanya.

"Ok, aku mengerti. Tidak semua orang yang berada di satu sekolah itu akrab. Tapi Yuri, kau disini sebagai anchor dan dia narasumbermu. Jadi, bersikaplah professional.", ucap pria itu menasehati Yuri namun tentu saja wanita di depannya itu tidak benar-benar menerimanya dengan baik.

"Ada satu hal lagi yang ingin kutanyakan.", ucap Yuri.

"Ya, tanyakan saja."

"Bagaimana bisa kau menentukan Seohyun menjadi tamu program ini?", tanya Yuri dan kali ini Jungsoo yang terlihat tersudutkan oleh wanita itu.

Flashback...

Sehun dan Jungsoo bertemu di suatu bar minuman mewah di tengah kota setelah keduanya menyelesaikan pekerjaan mereka hari itu.

"Aku sangat berterima kasih karena Tuan Oh bersedia untuk hadir di acaraku, Sehun-ah. Ini benar-benar gila, acara ini terus menjadi topik pembicaraan berkatnya.", ucap Jungsoo.

"Kalau begitu, apa aku boleh meminta bantuanmu hyung?", tanya Sehun.

"Bantuan apa?"

"Kudengar kau sedang merencanakan segmen baru di acara beritamu, bagaimana jika kau mengundang temanku, dia pelukis yang sangat handal loh.", jawabnya.

"Selama ini dia hanya menggunakan nama panggung di dunia seni dan untuk pertama kalinya ingin menunjukkan dirinya pada khalayak. Dia baru saja memenangkan kontes lukis internasional dan lukisan terakhirnya terjual seratus juta won di pelelangan.", tambahnya membuat Jungsoo sangat tertarik.

"Itu tandanya kami yang pertama kali tahu tentang identitas pelukis menakjubkan itu kan?", Sehun menganggukan kepalanya.

"Aku suka itu. Bagaimana aku bisa menghubunginya?"

"Aku akan memberikanmu kontaknya tapi aku punya syarat untuk itu hyung.", sahut Sehun membuat Jungsoo mengerutkan keningnya bingung.

"Syarat apa?"

"Bisakah kau tidak beritahu Yuri soal aku yang memperkenalkan kau dengan pelukis ini?"

"Kenapa dia tidak boleh tahu?", tanya Jungsoo yang semakin bingung dibuatnya.

Loved, Hoped, LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang