Loved, Hoped, Lost : 16. Confessing

76 20 5
                                    

Sehun yang baru saja kembali segera menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa sehingga maniknya menatap ke arah langit-langit apartementnya dengan berbagai hal yang sedang dipikirkannya.

Otaknya kembali memutar jawaban Yuri yang masih sangat mengganjal di hatinya.

"Dengar Oh Sehun-ssi. Aku tahu ataupun tidak, akan sangat baik jika kau tidak usah ikut campur dalam hal ini. Aku akan sangat berterima kasih jika kau menuruti perkataanku."

"Aneh sekali.", gumam Sehun yang kebingungan dengan itu semua.

"Siapa sebenarnya di balik itu semua? Kenapa aku merasa ada sesuatu yang disembunyikannya?", Sehun bangun dari tidurnya dan segera membuka laptopnya yang terhubung pada kamera di apartement Yuri.

Perempuan itu duduk di sana sambil memeluk kedua lututnya dan ia terlihat membenamkan kepalanya di sana.

"Dia tidur?", gumam Sehun sambil menatap ke arah layar lekat.

Tak lama Yuri bergerak dan perlahan ia bangun dari sofa itu meninggalkan kekosongan yang dapat dilihat Sehun.

"Aku sama sekali tidak mengerti. Seharusnya aku membuat hidupnya menderita demi membalas perbuatannya, tapi kenapa rasanya hidupnya sudah menderita sekarang?"

~

Yuri bersiap untuk melakukan siaran acaranya, ia sudah duduk manis di balik mejanya sambil membaca ulang semua materi berita yang akan dibawakannya malam itu.

Tangannya berhenti membalik kertas yang dibacanya dan fokus pada satu berita yang sebelumnya tidak ada ketika ia membaca naskah itu siang tadi.

Yuri membaca setiap kata dalam artikel pendek yang ada di secarik kertas pada tangannya itu lalu kepalanya terangkat untuk menatap Jungsoo yang berdiri di dekat Produser.

"Aku tidak diberitahu apapun soal berita tambahan ini?", tegur Yuri membuat Jungsoo yang sedang berbincang itu beralih ke arahnya.

"Ohh maaf, aku lupa memberitahumu tadi siang.", ucapnya dengan cengiran khasnya yang membuat Yuri sangat jengkel padanya saat ini.

"Ada apa? Ada yang salah dengan berita itu?", tanya Jungsoo.

"Tidak.", sahut Yuri sekilas lalu ia kembali membaca artikel yang berisikan tentang penemuan pelaku pembakaran rumah Seohyun tempo hari.

"Ohh ya, itu akan jadi berita pertama untuk malam ini. Itu ekslusif.", tambahnya membuat Yuri menghela nafasnya pelan.

"Kurang ajar, ini jadi semakin rumit.", gumam Yuri dengan tangannya yang mengepal erat.

"Bersiaplah! Kita akan mulai dalam lima belas detik!", teriak sang produser membuat Yuri segera mengatur ekspresinya kembali dan bersiap untuk membawakan acaranya.

Yuri mengangkat kepalanya sambil melemaskan bahunya ketika ia menatap lurus ke arah kamera yang sudah standby merekamnya.

"Kita akan mulai dalam tiga..dua..satu..action!"

Dalam satu tarikan nafas Yuri membuka mulutnya dan mulai membacakan berita pertama yang dibawakannya.

"Selamat malam pemirsa, kembali lagi pada Yuri's 9 o'clock.", ucapnya sebagai pembukaan.

"Berita pertama malam ini datang dari pelukis Seohyun yang akhirnya mendapatkan titik terang tentang pelaku pembakaran rumahnya, polisi baru saja menangkap tersangka di kediamannya, Daegu."

~

Sehun mendatangi kantor polisi untuk bertemu pelaku yang membakar rumah Seohyun itu. Dengan tergesa-gesa ia masuk ke dalam ruangan divisi kriminal.

Loved, Hoped, LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang