Ketika Yuri baru saja dinyatakan bebas oleh Shindong dan Minseok, sekilas ia mendengar semua cemooh yang dilakukan kedua pria itu, namun Yuri tidak begitu mempedulikan soal itu. Toh selama ini, memang ada begitu banyak orang yang tidak menyukainya.
Yah, awalnya dia memang tidak peduli, tidak sampai satu kalimat yang keluar dari mulut Minseok membuatnya sontak menghentikan langkah kakinya.
"Aku sama sekali tidak mengerti. Seharusnya si Oh Sehun itu berada di pihak Seohyun, kenapa tiba-tiba dia malah membantu wanita yang seharusnya ia kecam?"
"Pria itu memang aneh. Tapi setidaknya dia menemukan kebenarannya, bayangkan jika kita harus berhadapan dengan wanita sialan itu lebih lama lagi...", Shindong yang menyahuti Minseok sontak menghentikan perkataannya saat melihat Yuri yang masih berada di sana.
"Yakk, kau tidak pergi?", tegur Shindong.
"Tentu saja aku akan pergi.", balas Yuri ketus dan ia pun melanjutkan niat awalnya untuk segera keluar dari kantor polisi.
Namun perkataan Shindong cukup untuk membuatnya berjalan lebih lambat karena otaknya dipenuhi dengan perkataan pria itu.
Baru saja ia melewati pintu utama kantor polisi itu, dilihatnya Sehun berdiri di sebelah mobilnya dengan ponselnya yang menempel di telinga kanannya. Mata mereka bertemu dengan keheningan yang diciptakan oleh mereka masih-masing.
Sekilas Sehun terlihat masih berbicara pada panggilan yang sedang dilakukannya, hingga akhirnya pria itu memutuskan panggilan itu dan tersenyum sambil melambaikan tangannya.
Melihat itu Yuri menarik nafasnya panjang lalu menghembuskan nafasnya dalam.
~
Sehun dan Yuri kini duduk berhadapan di sebuah kedai makanan khas korea dengan masing-masing semangkuk budae jjigae di depan mereka.
"Aku tidak mau memakannya.", tolak Yuri.
"Eyy, kau baru saja keluar dari kantor polisi. Tofu adalah tradisi.", sahut Sehun tidak menerima penolakan Yuri.
"Aku bukannya keluar dari penjara, Tuan Oh yang terhormat.", balas Yuri sambil menyendokkan tahu yang ada di mangkoknya.
"Tadinya aku ingin membelikan tofu yang biasa, tapi itu terlalu berlebihan, seperti katamu, kau bukannya keluar dari penjara dan kau tidak bersalah.", balas Sehun.
Yuri akhirnya mengalah dan memakannya membuat Sehun tersenyum melihat itu.
"Nah, begitukan lebih baik.", sahutnya lalu mengikuti jejak Yuri menyantap makanannya.
"Kenapa kau baik sekali padaku?", tanya Yuri tiba-tiba membuat Sehun tersedak dan menatap ke arah wanita itu dengan terbatuk serta keningnya yang berkerut.
Yuri menuangkan air mineral ke gelas Sehun dan saat itu pria itu langsung menenggaknya sampai habis.
"Karena aku ingin melakukan. Kenapa kau bertanya huh?", tanya Sehun setelah meredakan tersedaknya.
"Hmm, menurutku kau terlalu baik sedangkan aku penganut prinsip bahwa tidak ada yang gratis di dunia ini.", jawab Yuri.
Sehun terdiam. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Matanya menatap wanita itu lekat.
"Aku merasa dunia ini akan mengambil sesuatu dariku sebagai bayaran atas kebaikanmu padaku.", tambahnya.
"Woah, aku tidak tahu bahwa kau memiliki pemikiran yang sangat rumit, Nona Kwon.", balas Sehun diikuti senyumannya yang terlihat canggung.
"Kau akan terus bersikap baik padaku kan?", tanya Yuri. Untuk yang kedua kalinya, Sehun terdiam.
"Tentu.", jawab Sehun akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loved, Hoped, Lost
FanfictionDalam suatu kisah dengan sudut pandang si baik pasti ada sosok jahat yang menganggu kehidupannya. Namun, siapa yang jahat jika kisah tersebut diceritakan pada sudut pandang si jahat? Semua orang selalu menjadi pemeran utama dalam kehidupan mereka ka...