Loved, Hoped, Lost : 19. Bad Girl Good Girl

71 16 2
                                    

Di pagi hari sebelum Sehun menemui Yuri di ruang interogasi, dia terdiam dalam mobilnya dengan kegelisahan yang terus menghantuinya, ia pun mengambil ponselnya dan tujuannya adalah untuk menghubungi sang ayah.

"Ayah.", panggilnya segera saat panggilan itu dijawab.

"Hm? Ada masalah?", sahut ayah Sehun dengan suara berat khasnya itu.

"Tidak, aku hanya sedikit kebingungan saat ini.", jawab Sehun.

"Kenapa?"

"Misalnya ada seseorang yang memang biasanya jahat dan tidak pernah berintropeksi diri, dia terlibat dalam suatu masalah, awalnya aku sangat percaya bahwa dia memang melakukan hal buruk itu, tapi ada satu hal yang membuatku ragu dan merasa bukan dialah pelakunya.", cerita Sehun pada sang ayah yang mendengarkannya dengan seksama.

"Lalu?", sahut ayah Sehun ketika putranya berhenti berbicara.

"Apa yang harus kulakukan sekarang? Haruskah aku tetap percaya bahwa dia pelakunya atau berpindah sisi?", tanya Sehun.

"Kau sudah tanyakan padanya?", balas ayahnya membuat pria itu mengerutkan keningnya bingung.

"Hm? Tanya apa?"

"Benarkah dia melakukan kejahatan itu. Kau sudah tanyakan?"

"Tidak, aku belum melakukannya.", jawab Sehun.

"Kalau begitu tanyakan dulu dan dengarkan jawabannya."

"Tapi ayah.."

"Sehun, saat kau dan Hayoung masih kecil, kau selalu yang paling nakal dan sering merusak barang orang lain. Pada suatu hari vas bunga kesayangan ibu kalian rusak dan semua orang menyalahkanmu dan bahkan ibumu menghukummu dengan menyuruhmu menuliskan kesalahanmu dalam secarik kertas, tapi dikemudian hari barulah Hayoung mengakui bahwa dia lah yang merusak vas itu. Kau ingat itu?"

"Ya, aku ingat.", jawab Sehun.

"Bagaimana rasanya saat itu? Saat semua orang menyudutkanmu dan tidak ada yang mendengarkan penyangkalanmu?", tanya ayah Sehun sekali lagi.

"Tentu saja, aku sangat kesal dan kecewa."

"Itulah yang mungkin dirasakan orang itu sekarang, jika memang bukan dia pelakunya.", Sehun terdiam, semua yang dikatakan ayahnya benar sehingga ia kembali teringat dengan rasa kecewanya saat itu.

"Untuk saat ini, yang bisa kusarankan padamu adalah dengarkan jawabannya terlebih dahulu dan soal percaya atau tidak, itulah urusanmu."

"Baiklah, tapi ada satu hal lain yang ingin kutanyakan.", Sehun berujar.

"Apa saranmu tetap berlaku pada seseorang yang mencelakai Hayoung?", tanya Sehun dan untuk pertama kalinya sang ayah tidak langsung menyahutinya dalam percakapan telepon itu.

"Meski sulit tapi jawabanku adalah itu tetap berlaku, tanpa terkecuali.", jawab ayah Sehun setelah pergumulan panjang dalam dirinya.

"Dia hanya harus dihukum pada apa yang dilakukannya, sebenci apapun dirimu, jika dia tidak bersalah, dia tidak boleh mendapatkan hukuman dari itu.", Sehun menghela nafasnya berat setelah mendengar jawaban sang ayah.

~

"Jika aku menyangkalnya, kau akan mempercayaiku?", tanya Yuri yang menjadi kegundahan Sehun sejak pagi tadi.

"Aku..", Sehun tidak tahu harus menjawab apa, ia tidak mau mengucapkan sesuatu yang akan disesalinya dikemudian hari.

"Cukup. Kau tidak perlu menjawabnya.", sela Yuri.

"Ibuku saja mengabaikanku, akan sangat tidak tahu diri jika mengharapkan orang asing untuk percaya padaku.", tambahnya diikuti helaan nafasnya.

"Yuri, dengarkan aku.", Sehun membuka suaranya dengan nada bicaranya yang serius.

Loved, Hoped, LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang