" Ehem OT Mayang..." Suara mendayu khas milik mbak Andari menyapa pendengaran Mayang.Membuat Mayang yang sedang menunduk menekuri layar laptopnya langsung mengangkat kepala. Tapi bukan perempuan berhijab yang sudah ia kenal hampir dua tahun ini yang ia lihat. Tumpukan berkas yang tingginya sekitar satu lengannya itu yang Mayang perhatikan. Mbak Andari memang baru saja meletakkan berkas-berkas tersebut di meja Mayang.
"Biasa. Dari pak Mulyana" beritahu mbak Andari dengan senyum manisnya.
Mayang beralih menatap perempuan yang sudah mempunyai dua orang putra tersebut. Paham sekali maksud OT alias over time yang dikatakan Andari tadi. Sepertinya ia harus kembali pulang telat malam ini.
"Sekalian jatahku ya May. Plis ya. Soalnya ini aku harus jemput si sulung di rumah eyangnya. Oke Mayang sayang" belum juga Mayang berkomentar, mbak Andari sudah memberi alasan. Mayang pun akhirnya memberi senyum. Entah senyum apa namanya. Kemudian kepalanya mengangguk.
"Alhamdulillah. Thanks ya May. Besok aku bawain kue ehm....kue apa ya. Ah iya kue bolu pandan. Ya May..."
"Iya mbak. Nggak usah repot begitu " akhirnya Mayang membuka suara.
"Oke. Aku pulang dulu ya. Assalamualaikum May"
"Waalaikumsallam" Mayang menjawab pelan. Sampai punggung mbak Andari hilang di ambang pintu ruangannya.
Mayang menghela napas panjang. Mengedarkan pandangan ke sekeliling. Tiga kubikel lainnya sudah kosong. Si pemilik kubikel sudah pulang sejak setengah jam yang lalu. Terakhir adalah mbak Andari tadi.
Pandangan Mayang beralih ke penunjuk waktu di pojok kanan bawah laptopnya. Jam hampir menunjukkan pukul setengah enam sore. Sepertinya ia harus kembali pulang melebihi jam kerja seperti hari-hari yang sudah sering ia lewati. Atau bisa saja ia membawa pekerjaannya itu pulang. Tapi sepertinya kali ini Mayang lebih memilih menyelesaikan sebagian pekerjaannya itu di kantor. Hingga nanti saat sampai di tempat kosnya ia bisa langsung tidur. Tanpa ada beban lagi.
Sudah hampir dua tahun ini Mayang bekerja sebagai staf accounting di sebuah kantor retail komputer. Meski bukan perusahaan besar berskala nasional, tapi perusahaan tempat Mayang bekerja cukup dikenal di kota Semarang. Kantor pemerintah dan beberapa perusahaan swasta besar memakai jasa perusahaan tempat Mayang bekerja sebagai penyedia sistem komputer mereka.
"Alhamdulillah, masih ada Mayang yang jomblo" Mayang ingat bagaimana tiga staf accounting lainnya yang kebetulan semuanya perempuan berkomentar saat Mayang pertama kali bekerja disini.
"Jangan bengong ya May. Nasib accounting jomblo disini sedikit kurang baik. Aku pernah merasakannya" ujar mbak Rani, staf accounting lainnya.
Mbak Rani sepertinya tahu wajah kurang paham yang ditunjukkan Mayang. Kenapa mereka senang dengan status Mayang yang jomblo.
"Karena yang jomblo biasanya sering kebagian jatah OT deh. Mbak sudah lengser 6 bulan yang lalu jomblonya. Dan syukur deh sekarang ada kamu May" jelas mbak Rani lagi.
Mayang akhirnya paham. Di kantor ini, khususnya di bagian accounting semacam ada tradisi bahwa yang jomblo kebagian pekerjaan lebih banyak. Apalagi Mayang bukan sekedar jomblo waktu itu tapi juga masih pegawai baru. Mau tak mau Mayang menerima over time alias jam lembur ketika pekerjaan sedang banyak. Dan tentu saja pekerjaan lebih sering banyak daripada tidak. Mengingat perusahaan tempat Mayang bekerja tak pernah sepi tender.
Mayang bisa diterima bekerja di perusahaan ini memang atas rekomendasi salah satu teman kuliahnya dulu di jurusan akutansi sebuah universitas negeri di Semarang ini juga. Iya, kota Semarang bagi Mayang sudah mendarah daging. Ia lahir dan besar di kota ini. Sampai akhirnya ibunya terpaksa pindah ke Salatiga karena rumah milik mereka di kota ini harus dijual untuk menutup hutang keluarga mereka. Hutang yang menumpuk untuk biaya pengobatan Intan, almarhumah kakaknya yang kala itu menderita leukimia. Hingga terpaksa Mayang harus kos ketika kuliah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Approved
ChickLitSpin off Love Can't Stop Mayang belajar banyak dari pernikahan Yudistira, kakak sulungnya dengan Erlita. Banyak lika liku yang harus siap untuk dihadapi kala pernikahannya itu diarungi. Mayang bukan takut akan pernikahan. Tapi Mayang berhati-hati u...