23. Saya yang Baper

806 201 49
                                    


       Pria dan wanita memang dua mahluk yang memiliki perbedaan. Perbedaan yang dimiliki bukan saja sekedar dalam hal fisiologis. Seperti tampilan fisik, hormon yang dimiliki, organ dalam yang berbeda juga ukuran-ukuran faal yang selalu mempunyai perbedaan. Seperti pemeriksaan darah yang berhubungan dengan metabolisme semisal gula darah, kandungan urine dan lainnya maka nilai batas wanita dan pria jelas berbeda.
 
       Tentu semua itu bukan tanpa sebab, Allah menciptakan dua mahluk yang secara umum terlihat sama tapi berbeda. Karena dunia dengan segala isinya ini selalu dalam aturan keseimbangan. Semua mempunyai peran, fungsi dan tugas yang sebenarnya saling mengisi dan melengkapi.

      Termasuk jika membahas masalah rasa. Pria dan wanita mempunyai perbedaan dalam menanggapi. Dimana seringkali pria digambarkan lebih dominan dan mudah menunjukkan ketertarikan pada lawan jenisnya. Lebih gampang mengungkapkan baik secara verbal ataupun lisan. Memberikan perhatian, melindungi atau memikirkan bagaimana bisa menarik perhatian wanita yang mampu membuatnya terpikat.

      Berbeda dengan wanita yang katanya lebih dominan menunggu atau pasif. Tapi lebih mudah baper, terbawa situasi dan perasaan bila mendapat perhatian tertentu. Sedikit kata-kata manis penuh pujian dari lawan jenis sudah bisa membuat seorang wanita luluh.

      Ya setidaknya itu adalah kesimpulan yang dibuat dari hasil pengamatan manusia itu sendiri. Ada benar namun tidak. Meski tak semua lelaki atau wanita bersikap seperti itu. Semua penilaian berdasarkan keumuman saja.

     Namun satu hal yang pasti bahwa Islam sebagai agama yang sempurna pun telah memberikan panduan bagaimana saat pria maupun wanita jatuh cinta. Terlepas dari sifat baper yang dominan dimiliki wanita atau sifat terbuka yang dimiliki pria, yang pasti pria dan wanita tak boleh melanggar aturan syara' kala jatuh cinta.

      Tak lantas mengumbar rasa jatuh cinta semaunya dengan aktivitas yang umum dikatakan kencan, ngedate atau apapun yang menuju pada kemaksiatan.

      Jika telah meyakini hati yang telah jatuh cinta, maka berkenalanlah dengan baik untuk tujuan pasti yaitu menikah. Tak mengatasnamakan cinta untuk membenarkan kemaksiatan yang nyatanya hanya didorong nafsu sesaat. Seperti penggambaran cerita-cerita novel, drama atau film bebas nilai yang boleh memberikan apapun asalkan cinta menjadi alasannya. Hingga seorang wanita rela memberikan kehormatannya dengan nama cinta. Big No. Nauzubillah.

       Karena sejatinya sebuah cinta itu fitrah datangnya dari Al Khaliq. Dan tak ada pemenuhan yang sempurna lagi menentramkan selain juga memenuhi rasa jatuh cinta itu berdasar tuntunan yang telah di berikan oleh Allah Izzati Rabbi.

      Arya masih duduk tenang di sofa ruang depan apartemennya. Laptop yang masih menyala menjadi fokusnya. Pekerjaan yang tadi sempat tertunda, terpaksa harus ia selesaikan malam ini. Meski malam sudah cukup larut. Tapi mau bagaimana lagi kalau ia tak ingin besok makin menumpuk pekerjaannya.

       Bukan tanpa sebab Arya menunda pekerjaan yang seharusnya bisa diselesaikan tadi. Semua karena tadi ia memilih menjemput Ambar dan Femmy ke mall. Sesuatu diluar rencana Arya.

      Arya sudah tahu kalau Ambar mempunyai rencana ke mall bersama Femmy. Ya mau apalagi yang dilakukan adiknya itu untuk mengisi liburan selain bersenang-senang. Setelah seharian kemarin adiknya itu sudah menghabiskan waktu di rumah Tante Rika, menemani adik dari mama mereka itu masak sekaligus menghabiskan masakan tante Rika.

      "Bang, gue nanti mau ajak Femmy ke mol. Kebetulan dia pulang cepet. Cuma ujian akhir gak ada pelajaran" begitu ijin Ambar lewat telpon. Ambar memang menginap di rumah Tante Rika sedang Arya lebih memilih tidur di apartemennya seperti biasa.

      "Jakarta ketemunya mol. Ke Semarang mol juga yang kamu sambangi, Mbar" Sahut Arya pada sang adik. Namanya mall mau di Jakarta ataupun kota lain pasti model dan isinya sama saja kan.

Love In ApprovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang