9. Saya Single...

756 207 43
                                    


     Weekend telah tiba. Momen yang paling ditunggu oleh siapapun yang pada hari lainnya disibukkan dengan segudang aktivitas. Entah itu bekerja atau sekolah. Para ibu rumah tangga yang notabene katanya selalu di rumah dan dianggap tak bekerja pun juga antusias menunggu weekend.

      Menyenggol statement ibu rumah tangga yang katanya bukan perempuan pekerja sepertinya itu salah besar. Apalagi yang menganggap ibu rumah tangga itu perempuan pengangguran yang tak produktif karena tak punya karir, itu sangat salah besar.

      Faktanya ibu rumah tangga itu perempuan penuh dedikasi dengan setumpuk karir dan pekerjaan yang produktif. Menjadi juru masak, juru hitung, juru bayar, juru bersih-bersih, juru pengajar, juru penjaga, juru penjaga kesehatan, ketenangan dan juru lainnya yang dirangkap jadi satu. Coba cari pekerjaan di kantor yang pegawainya bisa merangkap semua keahlian. Tak ada. Jadi ibu rumah tangga itu perempuan pekerja sejati dengan segudang talenta dan jangan lupakan setumpuk pahala menanti mereka. Di tangan mereka lah kualitas generasi penerus berada. Jangan pernah memandang sebelah mata status perempuan yang memilih menjadi full mom alias ibu rumah tangga.

      Mayang tersenyum membaca artikel yang baru saja ia baca tentang kemuliaan menjadi rumah tangga. Mayang mengendikkan bahu. Ia sepakat dan sepaham dengan ulasan artikel tersebut. Betapa hebat dan mulia profesi ibu rumah tangga. Tak bergaji tapi berpahala. Namun saat ini Mayang jelas lebih memilih menjadi seorang perempuan pekerja karena ia belum bisa menjadi ibu rumah tangga. Alias jomblo.

     Kan...kan... lagi-lagi mikir status yang masih awet disandangnya itu. Mayang menggeleng sembari beranjak menuju lemari. Mengambil dua stel pakaian yang akan ia bawa. Hari ini ia akan pulang. Sudah hampir satu bulan lebih ia belum sempat pulang bertemu ibunya.

      Ibunya sudah ribut sejak kemarin meminta Mayang pulang. Kebetulan Yudistira sekeluarga katanya juga akan mengunjungi ibunya di Salatiga. Jadi ini ceritanya sang ibu ingin anak, menantu dan cucunya berkumpul. Momen yang tak terlalu sering bisa terjadi.

     "Libur Minggu ini kamu wajib pulang May. Semua acara lain harus kamu coret. Kamu itu apa nggak kangen sama ibu? Bisa peluk ibumu yang sudah renta ini?" Begitu kalimat agak sarkas yang disampaikan ibunya di sambungan telpon kemarin.

      Tentu saja sebagai seorang anak, Mayang sangat merindukan ibunya. Ingin sering-sering bertemu dan bisa memeluknya erat. Tanpa diberitahu, Mayang juga tahu kalau perempuan yang telah berjuang melahirkan dan membesarkannya itu sudah beranjak renta dengan usia yang makin berkurang jatahnya.

     Namun lagi-lagi banyak hal yang musti Mayang kerjakan di Semarang. Terkadang ia juga merasa letih jika bolak-balik harus ke Salatiga. Meski jarak Salatiga-Semarang memang tak terlalu jauh. Jangan lupakan Mayang yang sering kebagian over time alias lembur hingga membuatnya pulang malam. Itu sungguh membuat lelah.

      Ah sudah....ujar Mayang telah siap dengan tas kecil berisi pakaian. Mayang membawa pakaian bukan karena di rumah sang ibu tak ada lagi pakaian miliknya. Malah banyak sekali pakaian di rumah sang ibu. Justru Mayang mau menukar koleksinya dengan yang ada di rumah Salatiga agar tak bosan. Mengingat lemari pakaian di kamar kosnya ini lumayan imut. Tak bisa memuat banyak pakaian.

     Mayang pun segera membawa travel bag warna biru itu. Membetulkan kerudungnya. Mengambil tas cangklong nya. Dan siap untuk berangkat menuju Salatiga.

______

     Bus yang sudah diam di tempat sekitar 15 menit sejak Mayang duduk di dalamnya itu akhirnya bergerak. Meninggalkan terminal Mangkang yang mulai hiruk pikuk seiring matahari yang makin terang bersinar.

      Mayang membuang pandangan ke luar jendela bus. Beruntung penumpang yang duduk di kursi sebelahnya juga seorang perempuan. Mahasiswi yang hendak pulang ke Solo. Tadi Mayang sempat berkenalan sebentar. Sebelum akhirnya keduanya memilih sibuk menikmati perjalanan. Si mahasiswi terlihat asik berselancar dengan gadgetnya.

Love In ApprovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang