4. Pak GM?

982 187 25
                                    


     Mentari pagi kembali bersinar. Bumi memang akan terus berputar. Jadi yang namanya perputaran waktu pagi, siang dan malam tentu saja akan terus terjadi. Meski banyak ilmu pengetahuan yang mengemukakan segala teori tentang rotasi bumi, matahari, bulan dan benda planet lainnya, tapi semua itu hanya sekedar teori yang berlandaskan pengamatan semata. Karena sampai detik ini belum ada manusia yang melihat sendiri bagaimana bentuk poros bumi. Apakah bumi benar-benar membutuhkan waktu tepat 24 jam untuk menyelesaikan perputaran pada porosnya mengelilingi matahari.

     Sehingga dikatakan sehari itu ada 24 jam. Sedang ada beberapa bagian di bumi ini tak mendapatkan jatah siang dan malam sama 12 jam. Seperti negara Finlandia yang bisa mengalami siang hingga 73 hari saat musim panas. Lalu ada yang mengatakan kalau poros bumi itu sebetulnya tak tegak lurus. Tapi miring hingga 23,5 derajat.

     Namun sepatutnya semua ilmu pengetahuan yang terus digali manusia karena melihat alam semesta dengan segala isi dan pengaturannya yang luar biasa justru membimbing manusia pada satu keyakinan bahwa ada Zat Maha Sempurna, Maha Kuasa, Maha Besar dan ke-Maha-an lainnya yang Esa. Dialah Allah Azza wa Jalla.

"Itulah Allah. Tuhan kamu: tidak ada tuhan selain Dia. Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia. Dialah pemelihara segala sesuatu" (QS. Al An'am : 102)

      Mayang sudah rapi dengan busana kerjanya. Sebuah gamis warna merah bata dan kerudung warna abu muda melengkapi penampilannya. Beruntung kantor tempat Mayang bekerja tak memberikan aturan-aturan tertentu mengenai pakaian yang harus dikenakan para pegawainya.

     Meski tak ada seragam khusus, pihak manajemen perusahaan tak menerapkan bentuk pakaian tertentu selain harus sopan tentu saja. Termasuk tak ada larangan pada karyawati muslimah yang ingin mengenakan gamis dengan kerudung panjang seperti Mayang. Karena Mayang tahu ada beberapa perusahaan yang memberikan aturan ketat perihal pakaian kerja karyawannya. Salah satunya seperti tak boleh memakai kerudung panjang hingga ke dada bahkan tak boleh memakai pakaian lengan panjang karena dianggap mengganggu. Entahlah. Bagian mana yang dianggap mengganggu itu.

      "Berangkat mbak May" sapa beberapa anak kos yang masih terlihat santai meski matahari makin meninggi.

     "Iya. Enak banget nih santai" sahut Mayang melihat tiga adik kos nya yang ia tahu statusnya mahasiswa di salah satu universitas negeri di Semarang.

     "Baru ada kelas nanti jam sepuluh an mbak" jawab salah satu diantara mereka.

     "Oh gitu. Mbak berangkat dulu ya"

     "Hati-hati mbak" seru ketiga adik kos tersebut serempak.

     Mayang sempat tersenyum seraya melambaikan tangan pada ketiganya. Tak lupa ia uluk salam karena ketiganya adalah muslim. Penghuni rumah kos tersebut tak semua muslim tentu saja. Tapi tak masalah.

      Saling toleran dan menghormati selalu mereka jaga. Seperti tadi, saat melihat teman kos lain, mereka akan saling sapa. Itu yang membuat Mayang nyaman-nyaman saja tinggal di rumah kos ini. Meski Mayang sendiri tak akrab dengan seluruh penghuni rumah kos yang jumlahnya lebih dari 25 orang itu. Memang cukup banyak. Karena biaya kos di tempat ini cukup terjangkit dibandingkan tempat kos lain dengan fasilitas yang sama.

       Sebuah motor matic warna putih biru sudah melaju di jalanan kota Semarang. Motor yang baru saja lunas bulan lalu itu menjadi teman setia Mayang hampir dua tahun ini. Dulu waktu kuliah ia tak memiliki motor.

     Mayang mengandalkan angkutan umum atau pinjam teman kos nya untuk transportasi. Meski Mayang ingat, Yudistira pernah menawarinya membelikan sebuah motor bekas buat keperluan Mayang selama kuliah.

     Tapi kala itu Mayang menolaknya secara halus. Beralasan kalau tempat kos nya sangat dekat dan lebih suka jalan kaki atau naik kendaraan umum. Padahal Mayang sama sekali tak mau membebani kakaknya yang sudah punya banyak beban itu.

Love In ApprovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang