2. Mitos Buket Bunga

899 211 35
                                    


       Mayang sibuk menyisir rambut sebahunya yang sangat terawat dengan baik. Hari masih sore. Tapi Mayang sudah bersiap. Mayang memang ingin mempersiapkan semuanya sebaik mungkin untuk datang ke pesta pernikahan Tania.

     Bukan sekedar ingin terlihat cantik apalagi istimewa, tapi setidaknya Mayang harus tampil baik dan menunjukkan kalau ia kini telah menjadi perempuan mandiri dalam arti yang sesungguhnya. Meski dulu Mayang pun dikenal sebagai mahasiswi sibuk. Bukan sibuk ikut kegiatan kampus, tapi sibuk kuliah sambil bekerja. Teman-teman Mayang mengenal Mayang sebagai mahasiswa magang. Karena Mayang seperti menomorduakan kuliahnya dibandingkan bekerja untuk mendapatkan uang.

     Mayang tak keberatan dengan julukan yang menurutnya tak jelek-jelek amat. Meski faktanya mana ada kan mahasiswa magang. Adanya itu ya pegawai magang. Kenyataannya memang dulu Mayang harus berjuang keras untuk bisa mendapatkan uang sendiri demi bisa membiayai kuliah tanpa terlalu membebani Yudistira.

      Tentu saja sebenarnya menjalani itu semua tak mudah. Butuh kekuatan tersendiri, baik kekuatan fisik dan batin agar bisa bekerja sekaligus menyelesaikan kuliah tepat waktu. Apalagi Mayang kuliah di universitas negeri yang tak bisa mentolerir keterlambatan mahasiswa nya masalah kelulusan. DO menjadi momok tersendiri bagi mahasiswa yang terlambat lulus alias lulus tak tepat waktu dengan jangka waktu lama.

     Tapi kini Mayang bisa bernapas lega. Mayang bisa melewati masa-masa yang menurutnya tak mudah untuk dilalui itu. Ia harus benar-benar bisa membagi waktu antara bekerja sebagai guru les LBB dan privat dengan kuliah yang tak bisa dikatakan mudah.

     Dan kini Mayang telah membuktikan kalau ia bisa melewati semuanya dengan baik. Tanpa perlu drama, tangisan bombay bahkan tekanan yang membuat depresi. Meski jangan ditanya bagaimana warna kelabu sempat menyinggahi hati dan pikiran Mayang. Tepatnya saat sang bapak sakit dan meninggal, Yudistira harus berpisah dengan Lita, meninggalnya Intan, kakak perempuannya sampai ia harus rela berpisah sementara dengan sang ibu yang pindah ke Salatiga karena keadaan serta ia harus menjalani hari-hari nya di Semarang di tempat indekos.

      Itu semua bukanlah hal yang mudah untuk dilalui gadis seusianya. Sederet peristiwa buruk, kejadian sedih atau sebuah musibah. Begitulah manusia memberi label kejadian atau peristiwa yang tak menyenangkan menurut pikiran manusia itu sendiri. Kemudian manusia pun menyimpulkan kalau ia sedang mendapatkan ujian dari Tuhan.

     Padahal ujian dari Allah, tak melulu berupa kejadian buruk yang diberi nama musibah. Sakit, banjir, miskin, kematian atau lainnya. Tapi ujian terkadang berwujud sesuatu yang di mata manusia seperti menyenangkan dan membahagiakan. Kaya raya, sehat wal afiat, mendapat tender atau kesenangan lainnya.

     Iya. Kebanyakan manusia tak memahami bahwa sebuah kesenangan itu juga ujian. Sebuah kebahagiaan juga bisa menjadi perantara bagi manusia untuk bermaksiat dan kufur. Karena kesenangan ataupun musibah sama-sama ujian yang diberikan Allah buat hambanya. Sebagai pembeda mana hamba Muttaqin dan mana hamba tak yakin.

    Sebagaimana Imam Ibnu Katsir berkata tentang firman Allah "kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan" yaitu Kami akan menguji kamu kadang-kadang dengan musibah dan kadang dengan kenikmatan, sehingga Allah akan melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang kufur, siapa yang bersabar dan siapa yang berputus asa. Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abbas, "Kami akan menguji kamu dengan kesusahan dan kemakmuran, kesehatan dan sakit, kekayaan dan kemiskinan, halal dan haram, ketaatan dan kemaksiatan, petunjuk dan kesesatan" (tafsir Ibnu Katsir QS. Al Anbiya : 35)

     Dert..dert...

    Suara getaran ponsel milik Mayang yang ia letakkan di meja membuyarkan lamunan Mayang. Segera ia membuka gawainya. Melihat ada pesan yang masuk di grup kuliahnya.

Love In ApprovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang