"Ya, seharusnya lo berterima kasih sama gue karena gue sudah nolong lo, sewaktu lo pingsan" ucap taehyung.
"Aku pingsan?" tanya jisoo tak percaya.
Ya, tadi lo pingsan. Merepotkan tau gak" balas taehyung.
Tiba-tiba perut jisoo berbunyi, ia langsung memegangi perutnya agar tidak bersuara. Rasanya malu kalau ketahuan taehyung kalau dirinya belum makan.
"Gue tau lo pingsan karena belum makan, memangnya dirumah lo itu gak ada makanan?, sampai pingsan segala gara-gara tidak sarapan" omel taehyung.
"Kalau ke sekolah tu sarapan dulu, kalau gk sarapan ya gini kan jadinya, dasar cewek" sambungnya.
Kepala jisoo rasanya bertambah pening mendengar ocehan taehyung yang selalu menyudutkannya. Dia tidak tahu penderitaan jisoo selama hidup seatap dengan bi Irene. Hidupnya seperti jadi romusa masa penjajahan Jepang. Makan kalau dapat jatah, dan tidak makan kalau tidak dapat jatah.
Tak lama kemudian, muncul dokter yang masuk di UKS, ia terkejut karena hari ini ada pasien. Dokter itu biasanya berjaga di klinik sekolah, kalau ada apa-apa yang terjadi pada siswa dalam hal kesehatan.
"Eh, ada pasien rupanya" kata dokter wendy.
"Tolong periksa si cupu ini, tadi dia pingsan di taman sekolah" kata taehyung.
Ia memilih menyingkir keluar setelah jisoo mau di periksa. Hatinya masih bertanya-tanya, mengapa jisoo harus menyembunyikan kecantikannya. Padahal, kalau jisoo mau menunjukkan penampilan yang sebenarnya, pasti cowok-cowok di sekolahnya akan banyak yang jatuh cinta dan tidak membullynya.
"Gadis aneh, untuk apa sih dia repot-repot harus menyamar" gumam taehyung.
Ia masih tidak percaya dirinya yang mengetahui rahasia si cupu. taehyung menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri, ia memang masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya tadi. Lalu ia mengeluarkan ponselnya, melihat hasil bidikan kameranya. Taehyung tersenyum sendiri, rupanya ia memang tidak sedang bermimpi di siang bolong. Kejadian tadi memang benar adanya.
Usai jisoo diperiksa oleh dokter wendy, ia disuruh untuk beristirahat di klinik sebentar.
"Taehyung, bisa tidak kamu belikan nasi bungkus di kantin. Sepertinya jisoo pusing kepala karena tidak sarapan pagi tadi" pinta dokter wendy.
"Biar saja jisoo beli sendiri di kantin, tadi diakan sudah di periksa" tolak taehyung.
"taehyung, dimana rasa manusiawimu?. Jisoo tidak mungkin berjalan ke kantin dengan kondisi tubuhnya yang lemas begitu" pungkas dokter sinta.
"Taehyung juga kecapean dok, tadi gendong si cupu sampai kemari" ketus taehyung berbagai alasan ia lontarkan agar tidak disuruh ke kantin.
"Alaah, kamu ini banyak alasan. apa ibu aja yang harus ke kantin beli nasi bungkus buat jisoo?" tanya dokter wendy. Ia sengaja mengatakan itu agar taehyung berinsiatif membeli sendiri.
"Ehh, jangan, ya sudah aku belikan" gerutu taehyung. Ia sebenarnya tidak ikhlas membelikan nasi bungkus untuk jisoo. Selama ini tak ada gadis yang di perlakukannya istimewa. Ini jisoo malahan merepotkannya hari ini.
Jisoo mendengar percakapan antara taehyung dan dokter wendy. Ia merasa takut pada taehyung, kalau sudah sembuh nanti cowok itu akan balas dendam padanya karena disuruh beli nasi bungkus untuknya. Ketua geng yang di gandrungi banyak wanita itu terpaksa harus membeli nasi bungkus buat gadis cupu seperti dirinya. Bukannya jisoo senang, tapi ia justru malah ketakutan menerima pembalasan taehyung nantinya.
Tak lama kemudian, taehyung muncul membawa satu bungkus nasi dan minuman, ia menyodorkannya pada jisoo.
"Nih nasi bungkus lo. makan... lo ini bisanya merepotkan saja" gerutu taehyung
Tangan jisoo gemeteran mau mengambil bungkusan kresek dari tangan taehyung. Buru-buru ia membuka dan memakan nasi bungkusnya karena tidak ingin berlama-lama di klinik sekolah.
Diam-diam taehyung memperhatikan gelagat jisoo. Dalam hati ia membatin wajah jisoo yang dipenuhi dengan jerawat itu ternyata hanya tempelan belaka. Ia tidak habis pikir, mengapa jisoo menyembunyikan kecantikannya.
Jisoo merasa taehyung memperhatikannya sejak tadi. Ia jadi takut dan gemeteran memakan makanan yang di berikan oleh taehyung. Jisoo berpikir kalau Taehyung sedang berencana khusus untuk membalas dirinya. Jisoo tidak berani menatap taehyung, ia terus saja menunduk sambil makan.
Tatapan taehyung tidak berhenti, cowok itu justru terus saja menatap wajahnya.
"He cupu, apa lo tidak pernah perawatan?. kenapa lo jelek banget?, pipi lo banyak jerawatnya" tanya taehyung tiba-tiba.
'Loh, untuk apa dia mengurusi jerawatku. Kayak gak ada kerjaan aja' batin jisoo.
"Aku gak punya uang untuk perawatan" jawab jisoo.
Memang benarkan kalau dia tidak ada uang untuk merawat dirinya. Teman-teman jisoo merawat diri di salon, jisoo sibuk membantu bibinya di rumah bak pembantu. Kalau di pikir-pikir memang miris hidupnya. Ia tidak bisa menikmati masa mudanya.
"Dilihat dari wajah lo, lo memang anak orang miskin. Gue heran sekolah terkenal seperti ini bisa menerima murid secupu lo" cibir taehyung.
Jisoo tidak senang dengan perkataan taehyung ia sama saja dengan yang lainnya. Suka menghina dan merendahkan dirinya. Taehyung memang anak orang kaya, ia tidak pernah merasakan susah dalam hidupnya. Semua kebutuhannya tercukupi oleh papanya. Mobil pun gonta ganti seperti baju. Ia tidak perlu memikirkan berapa harganya. tinggal minta, maka barang yang diinginkannya akan datang dengan sendirinya.
"Aku bisa masuk kesini karena beasiswa. Aku tidak mengandalkan kekayaan orang tua" balas jisoo tak kalah ketusnya. Entah berasal darimana keberanian itu dia berani menyindir taehyung.
"Apa lo tadi bilang?, lo nyindir gue ya?" kata taehyung sedikit marah.
"Maaf tuan taehyung yang terhormat, apakah sedari tadi saya menyebutkan nama dan merek?, kurasa kamunya aja yang terlalu sensitif" balas jisoo
Ia kesal karena harga dirinya selalu di injak-injak, kini tak ada salahnya ia membalasnya lewat omongan.
"Lo udah pintar melawan ya sekarang, huhh!, tunggu saja pembalasan gue" ancam taehyung.
"Ehem!" suara dokter wendy yang tiba-tiba muncul dari balik pintu mengagetkan keduanya.
"Jisoo, aku tadi sudah meminta ijin sama wali kelas mu agar kau di pulangkan saja hari ini untuk beristirahat" kata dokter wendy.
"Tidak bu. Saya ingin belajar saja disekolah, tolong jangan suruh saya pulang" pinta jisoo memelas.
Ia tidak ingin pulang ke rumah, toh karena sama saja dirumah dia tidak akan istirahat, yang ada bibinya akan memerintahkan ini itu. Mana ada waktunya istirahat, ia justru akan semakin di siksa.
"Tapi jisoo, ibu sudah meminta ijin sama wali kelas mu. Tidak mungkin ibu mencabutnya kembali. Lagi pula kau butuh istirahat, tubuhmu masih sangat lemah" kata dokter wendy.
Jisoo tidak bisa berkata banyak, ia pasrah saja. Di sekolah maupun di rumah sama saja. Kalau di sekolah di bully, kalau di rumah ia akan diperkerjakan seperti pembantu.
"Baiklah bu, saya akan pulang" jawab jisoo lemah.
"Taehyung, kamu antar jisoo pulang kerumahnya ya?, aku tidak mau terjadi apa-apa padanya. Apalagi kondisinya masih lemah seperti sekarang" kata dokter wendy.
"Hah!?, mengantar jisoo pulang kerumahnya?"
"Tidak, aku tidak mau dok, biar saja dia pulang sendiri, kalau dia tidak punya uang, aku kasi uang buat bayar taksinya" tolak taehyung.
"Kau mau aku adukan pada mamamu?" ancam dokter wendy.
Taehyung tidak berdaya kalau sudah disebut mamanya. Kelemahannya adalah mamanya. Mamanya paling tidak suka kalau dia bersikap arogan pada wanita.
"Yasudah aku antar" ucap taehyung terpaksa.
****
•
17:33 WITA
• SULAWESI SELATAN
Sabtu 8 - juli - 2023Follow ig aingg ya
yaraapspta_srThank you and See you all💙👋
KAMU SEDANG MEMBACA
GERULEAN [Vsoo]
RomanceKim jisoo adalah siswi pindahan dari Gwangju, penampilannya yang cupu membuatnya sering di bully oleh teman-temannya. Disekolah yang baru dia bertemu dengan kim taehyung. Seorang pria dingin yang disukai banyak wanita, tapi tidak bagi jisoo. Ia sama...