25. GUS IMAM MY HUSBAND

8K 332 11
                                    


******

"kamu tidak apa-apa kan?"

Gus imam menoleh kesamping menatap wajah Acanza, setelah pulang dari lokasi tadi tampaknya sekarang Acanza sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.

"Hey, saya bertanya loh, kamu masih mau diemin saya terus hmm?" Tanya Gus imam kembali dengan lembut.

Sedangkan Acanza, perempuan itu meremas sisi lain gamis yang ia kenakan saat ini, tangannya tidak berhenti untuk membuat rasa bersalahnya selama ini Ter uapkan. Mungkin memang Acanza selama ini kurang bersyukur dan juga ia masih belum bisa menerima semuanya dengan baik, apalagi tentang pernikahan-nya dengan Gus imam.

"G-gus..."

Decit Acanza yang gugup, ia menunduk karena sangking malu untuk menatap wajah gus imam sekarang.

"Ada apa? Ada yang mau kamu bicarakan? Atau ada hal yang lain ingin kamu sampaikan?"

Belum ada jawaban dari pertanyaan Gus imam tersebut, seakan akan tau bahwa istrinya tengah gugup Gus imam pun menggenggam tangan mungil yang sudah dingin akibat gugup itu.

"Jangan gugup, ini bukan kanza yang saya kenal." Ujar Gus imam berusaha agar Acanza tidak gugup lagi.

"Saya tidak suka kamu yang ini, saya maunya kanza saya yang dulu, yang receh, suka marah-marah, pokoknya jangan seperti ini saya tidak suka."

"Hey! Ada apa? cerita sama saya." Ujar Gus imam khawatir.

"Lohh, kok di pinggirin mobilnya?"

Gus imam melepaskan pengaman mobil karena supaya bisa lebih leluasa, karena melihat Acanza yang tidak seperti biasanya membuat Gus imam kehilangan sesuatu dari diri istrinya tersebut.

Alhasil ia memarkirkan mobilnya diseberang jalan untuk bertanya lebih jelas kepada Acanza tentang apa yang ia tutupi darinya.

"Saya ingin mendengar kamu bercerita, ayo tatap mata saya."

"Iyaa, tapi jalan lagi aja ini masih jauh Aca mau rebahan sekarang dikasur," jawab Acanza yang mencoba membujuk Gus imam agar menjalankan kembali mobilnya tersebut karena seharian ini Acanza merasa sangat lelah sekali.

"Saya tidak akan melanjutkan perjalanan, jika kamu belum cerita sama saya kenapa kamu menjadi pendiam seperti sekarang? Kamu marah dengan saya? Atau saya tadi buat kesalahan yang bikin kamu kes-"

"Enggak!"

Acanza langsung menalak apa yang dikatakan Gus imam tersebut.

"A-aca cuma cape aja kok, iya cape kan dari tadi cuma duduk aja," ucap Acanza berharap membuat Gus imam percaya dengan apa yang ia katakan.

"Saya tanya sekali lagi dan kamu harus jawab dengan jujur, kalo ngga-"

Gus imam menggantung ucapannya.

"Kalo nggak apaaa?!" Geram Acanza penasaran.

"Uang seminggu kamu ngga saya kasih, dan kamu nggak bisa apa-apa lagi," ucap Gus imam yang langsung mendapat pelototan dari Acanza.

"Gila ya Lo!"

Ripleks Acanza langsung menekuk wajahnya karena kesal kepada gus imam yang mengancam tidak memberikan uang mingguan kepada dirinya.

"Gus kira, Aca cewek kayak apa? Aca nggak bisa hidup tanpa uang sehari aja terus ini seminggu jangan aneh-aneh deh, Aca rasanya pengen banget mukul wajah Lo ituu!" Sangking kesal nya Acanza.

"Eh ngapain?!" Kaget Acanza saat Gus imam mendekat kepadabya, otomatis jarak diantara mereka berdua sangat dekat.

"Katanya mau pukul? Pukul aja nggak papa asal kamu jangan marah kepada saya." Ucap Gus imam mendekat kan wajahnya kepada Acanza.

Sudah jelas dilihat dari gerak-gerik Acanza saat ini perempuan itu tengah salah tingkah, ia hanya bisa membeku di tempatnya merasakan napas Gus imam dan bau khas dari tubuh pria tersebut.

"Jangan modus! Sana jauh-jauh!"

Karena malu Acanza mendorong wajah gus imam yang sangat dekat dengannya agar menjauh, mungkin ini tidak baik untuk kesehatan jasmani rohani dan jantung hati Acanza.

"Nggak jadi mukul wajah saya hmmm?"

"Kamu tambah cantik kalo lagi malu yaa."

Blus!

Wajah Acanza langsung merah padam mendengar penuturan Gus imam yang secara tiba-tiba memujinya kata-kata itu sangat candu di telinga Acanza suara Gus imam memang membuat siapa saja tertegun mendengar saat pria yang sempurna itu tengah serius.

"Senyum aja kalo mau senyum, jangan di tahan saya mau liat kamu senyum lagi," ujar Gus imam mereka berdua melanjutkan perjalanan untuk kembali ke rumah.

"Saya mau setelah sampai rumah kita ngaji bareng, dan kamu harus cerita kepada saya, saya tidak ingin mendengar penolakan dan alasan apapun lagi."

"Menuruti perintah suami adalah kewajiban bagi seorang istri."

"Jangan kayak gini sama saya, saya tidak suka melihat perempuan saya menekuk wajahnya dan cemberut saya ingin melihat senyuman mu lagi."

Batin Acanza sekarang ini ia tengah salting se brutal-brutalnya entah sudah berapa banyak Gus imam telah membuat Acanza diam berkutik saat ini.

*******

Bersambung lanjut dilain waktu yaa gusy Pai Pai see you😭🫶

Jangan lupa untuk meletakkan komentar komentar kalian semua dikolom komentar biar semangat terus update nya.

Papai👋

GUS IMAM MY HUSBAND [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang