Jian Cheng tiba di gerbang Paviliun dan dengan tergesa-gesa masuk kedalam Paviliun Langit. Ia berharap ayahnya tidak akan mengurungnya hari ini, mengingat hari ini 'ayahnya sedang tersenyum'.Belum lagi ia tiba dihadapan ayahnya, tubuhnya menegang secara tiba tiba ketika ada sosok yang selama ini ia hindari, Jie Fu Si Naga Hitam.
Ya, Jian Cheng sudah mengenal Jie Fu meski tidak pernah bertemu langsung, ini karena takdir mereka sebagai pasangan yang nantinya akan menjadi penerus Kaisar dan Permaisuri Langit.
Sementara itu, Ayahandanya terlihat tersenyum saat berbicara kepada Naga Hitam itu, 'ah, sepertinya ia sedang dimarahi,' monolognya dalam hati.
Disisi lain, Jian Cheng juga melihat Burung Nuri dan Dewa penjaga bumi tenggara. Sebenarnya Jian Cheng sangat ingin memanggil Burung Nuri kecil itu, sudah lama sepertinya Jian Cheng tidak bermain dengannya. Tapi, Jian Cheng merasa suasananya begitu tegang. Jadi, ia tetap berusaha tenang.
Ia memasuki Paviliun dan awalnya ia ingin berdiri di sebelah Naga Hitam, tapi ada sesuatu yang membuat tidak menyukai energi Naga Hitam.
Karena itu, Jian Cheng berpura-pura berdiri di belakang Permasuri langit dan memegang kedua pundak Permasuri Langit, seraya menggaruk lehernya yang tidak gatal. Ia sesekali juga memainkan rambut dari sosok yang telah melahirkan energinya itu.
"Apa kau tahu kenapa kau dipanggil kemari?" Tanya Kaisar langit dengan santai dan tersenyum. Sementara dewa lain yang berdiri secara menyamping hanya terdiam tanpa berani berbicara.
Jie Fu merapatkan kedua tangannya dan membungkukkan tubuhnya, "Hamba tidak mengerti, Yang Mulia.."Kaisar Langit tersenyum, "kau.. tidak tahu? KAU BUTA?!" Bentak Sang Kaisar tiba tiba membuat semua dewa dewi yang hadir disana semuanya terkejut dan berlutut, "Hamba bersalah! Mohon Yang Mulia menghukum hamba!" Ujar Jie Fu lagi dengan lantang, ia bahkan sama sekali tidak merendahkan tubuhnya. Seolah-olah tidak peduli jikalau Kaisar Langit benar benar akan menghukumnya.
"Bersalah? Jadi katakan padaku apa kesalahanmu?" Tanya kaisar langit dengan wajah serius, "Hamba... Hamba secara tidak bertanggung jawab, menyebabkan tanah di wilayah selatan tidak subur dan rusak.." ujar Jie Fu dengan tegas menjelaskan kesalahannya.
"Kau sudah tahu tapi kenapa tidak melapor ?” Ujar Kaisar dengan nada tidak senang.
“Hamba pantas menerima hukuman.”
“Tentu saja, Elemen tanah selatan kacau ! Karena kau teledor !!! Aku menghukum Naga ini untuk membersihkan kekacauan yang dia buat dan mengembalikan tanah selatan menjadi subur kembali, cari dan selesaikan sumber masalahnya,” titah kaisar langit lagi dengan nada tinggi.
"Hamba akan melakukannya dengan senang hati, Yang Mulia."
Kaisar menoleh ke arah sang putra yang mencoba bersembunyi darinya, "Jian Cheng..."
Jian Cheng melepaskan jemarinya pada Permaisuri dan menyimpan lengan dibelakang tubuhnya. "Fuhuang..." Ia menunduk.
"Apa sudah puas bermainnya? Sudah sampai mana pembelajaranmu?" Tanya sang Ayahanda pada putra semata wayangnya itu tanpa jeda, membuat sosok yang ditanya hanya bisa menunduk dan mencolek Permaisuri Langit yang ada disebelahnya, "Berhenti mencolek Muhuang-mu.." Ujar Kaisar Langit santai seraya menyeruput teh di tangannya.
**[Fuhuang-Muhuang = Ayahanda - Ibunda dalam pangkat kekaisaran dalam kerajaan paritur tiongkok]
Permaisuri langit menggeleng pelan dan perlahan mengusap punggung tangan kaisar Langit, mencoba membujuk sang Kaisar untuk sedikir melunak, "Yang Mulia, jangan terlalu keras... Cheng er masih kecil" Ujar Sang Permasuri mencoba mencari belas kasihan Sang Suami.
"Iya,... Masih kecil..." Ujar Jian Cheng lagi menimpali.
KAMU SEDANG MEMBACA
⛩️ Dragon Gate⛩️ - [ BibleBuild ] [END]
FanfictionKisah persahabatan Seekor Burung Phoenix, Jin Jian Cheng dan seekor Ikan Koi, Li Bai Yu di Nirwana. Hingga ketetapan Langit tiba, waktu untuk Jian Cheng menikah telah tiba. Hanya seekor Naga yang boleh menikahi seekor Phoenix. Namun, Jie Fu adalah N...