Mendengar keributan yang begitu besar dilangit, pelayan Jian Cheng segera melapor kepada Permaisuri Langit.
Setelah Pelayan itu berhasil melapor, Permaisuri Langit bergegas menuju kediaman Jian Cheng dengan wajah gugup dan tergesa-gesa, ia takut terjadi sesuatu pada putranya. Ia juga memerintahkan pelayan untuk memanggil Kaisar Langit datang.
Betapa terkejutnya Permaisuri Langit dan Kaisar langit ketika melihat putranya tengah menangis histeris dengan kobaran Api Biru mengelilinginya, tidak ada pelayan ataupun dewa dewi yang berani mendekat, bahkan Kaisar Langit sekalipun.
Ditengah Jian Cheng yang sedang terbakar Permaisuri mencoba memanggil namanya namun sepertinya Jian Cheng sama sekali tidak menggubris panggilan mereka, dirinya masih berteriak dan menangis di dalam kobaran Api yang semakin lama semakin besar.
Jiang Cheng benar benar terlihat begitu kacau.
Dapat dilihat bahwa ia tengah mendapatkan sebuah pukulan besar dalam dirinya."Cheng er! Cheng er! Ada apa denganmu?!" Panggil Permaisuri Langit yang sangat takut melihat kondisi putranya, beruntung Kaisar Langit segera meraih tubuh sang Permaisuri karena hampir saja ia melompat masuk kedalam api.
"Apa yang kalian lakukan?! Cari cara untuk memadamkan apinya!" Bentak sang Permaisuri kepada Kaisar, semua orang tentu saja menjadi serba salah, tidak tahu harus berbuat apa.
Api abadi Jian Cheng adalah Api terkuat dan terpanas di Nirwana, Api Jian Cheng sangat sensitif terhadap hawa iblis dan siluman.
Ditengah semua kepanikan, muncul sebuah bulu dengan api merah di atas meja tempat Jian Cheng masih masih tengkurap menangis memegang bajunya.
"Jian Jian.."Merasa terpanggil oleh suara yang familiar olehnya, Jian Cheng tersadar dan secara perlahan melihat kearah asal suara itu, "Bai Yu...?"Jian Cheng memicing tidak percaya tidak ada Bai Yu disini. Tapi, Jian Cheng dengan jelas mendengar suara Bai Yu.
Pemuda itu mencari sosok yang memanggilnya. "Jian Jian, jangan menangis.." pandangan Jian Cheng kembali terfokus kepada bulu dengan pendar biru yang ada di hadapannya.
"Bai Yu?" Jian Cheng mengerjabkan maniknya beberapa kali dan menegakkan tubuhnya, terisak pelan dan menatap bulu yang tengah melayang tepat di hadapannya. Perlahan api Jian Cheng perlahan padam, "Jian Jian, jangan menangis.. aku... akan menjemputmu.. "
Manik Jian Cheng terbuka lebar, "hiks, hiks..menjemputku? Hiks..."
"Anak baik, aku akan menjemputmu," bulu itu melayang dan kembali terbakar diatas kepala Jian Cheng seolah-olah ia sedang mengusap kepala Jian Cheng, seperti kebiasaan Bai Yu.
Setelah bulunya menghilang, Jian Cheng seperti memiliki ingatan bahwa ia telah mendengar ucapan Bai Yu di Goa Penyu, ia juga ingat bahwa ia telah mendengar legenda yang diceritakan penyu tua itu.
Manik Jian Cheng tidak tenang, Jian Cheng mengerti sekarang. Ia dapat menggunakan bulunya sebagai media telepati, itu berarti membuat Jian Cheng berada di tempat yang sama dengan bulunya.
Ya, dengan kata lain bulu itu seperti menggantikan keberadaan Jian Cheng ditempat yang berbeda dengan waktu yang sama.
Jian Cheng kembali terisak pelan, tapi kali ini Apinya telah padam seutuhnya, membuat Permaisuri Langit dengan terburu-buru melompat ke putranya itu.
Permasuri langit memeluknya, dan mencium kening Jian Cheng lama, "anakku, ada apa?"
"Jie Fu... Jie Fu datang untuk memaksaku,.. tadi.. tadi... Dia ingin menyegelku... Dia... Ingin aku ... Hiks... menurut..hiks.."
Jawaban ini tentu saja membuat Kaisar Langit dan Permaisuri Langit terkejut dan menatapa kearah sang suami.
"Bah..kan... Bahkan... Dia... Dia pembunuh... Hiks .."
KAMU SEDANG MEMBACA
⛩️ Dragon Gate⛩️ - [ BibleBuild ] [END]
Fiksi PenggemarKisah persahabatan Seekor Burung Phoenix, Jin Jian Cheng dan seekor Ikan Koi, Li Bai Yu di Nirwana. Hingga ketetapan Langit tiba, waktu untuk Jian Cheng menikah telah tiba. Hanya seekor Naga yang boleh menikahi seekor Phoenix. Namun, Jie Fu adalah N...