Pagi ini Haerin bangun lebih pagi dari biasanya. Ia senang karena ia akan pergi karyawisata hari ini. Dan kalau boleh jujur, ia juga senang karena ia bisa berhenti mendengar perkelahian kedua orang tuanya — Kang Euntak dan Lee Youngah — untuk sementara.
Di sisi lain, ia yakin pasti ia akan merindukan bundanya selama ia pergi. Ia takut jika sang ayah semakin berani melukai bundanya di saat ia sedang tidak ada.
Berusaha menentang berbagai kemungkinan buruk yang akan terjadi, Haerin segera bersiap-siap lalu berpamitan kepada bundanya.
Tok tok tok
Setelah mengetuk pintu, Haerin membuka pintu tersebut perlahan dan mendekati sang bunda.
"Bun, Haerin pergi dulu ya? Bunda jaga diri baik-baik ya selama Haerin gak ada di rumah. Kalau ada apa-apa, jangan lupa kabarin Haerin," ucap gadis itu panjang lebar.
Sang bunda mengangguk sambil tersenyum, "Haerin juga jaga diri baik-baik di sana, ya?"
Dirasa sudah cukup, Haerin akhirnya keluar dari kamar sang bunda dan bergegas pergi ke sekolah. Jika biasanya ada Minji yang menemani, maka kali ini ia hanya sendirian.
Ia bahkan tidak terpikir sedikitpun untuk berpamitan kepada ayahnya. Masa bodoh, karena ayahnya pun tidak begitu menganggap kehadirannya.
.
.
.
Selama perjalanan menuju lokasi karyawisata, Danielle tidak berhenti mengoceh di bus tentang betapa senangnya ia karena bisa menghindar dari laki-laki gila bernama Jeno itu untuk sementara. Ia takut untuk sekedar kembali ke sekolah karena pasti ia akan berhadapan dengan laki-laki itu setiap harinya.
Suasana bus sangat riuh karena banyaknya murid-murid lain yang meminta Danielle untuk berfoto bersama.
Danielle tidak merasa terbebani, tapi justru Haerin yang merasa pusing melihat semua itu.
Padahal, dirinya ingin beristirahat sejenak karena sepertinya kegiatan hari ini akan melelahkan, dimana mereka akan mengunjungi beberapa museum dan mencatat hal-hal penting karena akan ada tugas yang diberikan.
Haerin baru ingat, jika ia membawa headphone di dalam tas ransel kecil berwarna biru miliknya. Ia langsung memakai headphone tersebut dan menutup rapat-rapat kedua telinganya.
"Danielle, kalo bisa istirahat dulu bentar. Jangan terlalu ngeladenin mereka," ucap Haerin.
Danielle mengangguk kecil sambil tersenyum, kemudian ikut menyandarkan tubuhnya ke kursi seperti yang dilakukan Haerin. Menutup mata sejenak, mengistirahatkan diri sebelum mereka akan berkutat dengan buku dan pensil nanti saat sudah tiba di museum yang akan mereka kunjungi.
.
.
.
Tak terasa, hari sudah malam. Waktu yang mereka habiskan di dalam museum cukup lama, karena terdapat banyak hal yang harus mereka perhatikan dan mereka catat.
Di saat yang lain sibuk mencatat dengan sangat cepat, Haerin justru hanya dapat mencatat sedikit informasi saja. Dia memang tipikal orang yang tidak dapat terlalu terburu-buru dalam menulis.
Ia tidak terlalu mempedulikannya, karena ia bisa meminjam catatan Danielle nanti, berhubung mereka berada di kamar yang sama. Ia yakin Danielle sudah mencatat dengan cukup lengkap.
Selama di museum pun, Danielle tertawa kecil melihat Haerin yang tampak begitu kewalahan dalam mencatat informasi.
Salah satu sifat Danielle yang Haerin sangat suka, yaitu banyak tersenyum dan menebarkan kebahagiaan bagi orang-orang di sekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wishlist || Kang Haerin
FanfictionTanpa Haerin sadari, setiap kali ia memohon kepada Sang Pencipta, segala hal yang memang sudah buruk, kini menjadi semakin buruk lagi. Hingga Haerin sadar, bahwa ini sudah saatnya bagi dia untuk memperbaiki semuanya, walaupun ia harus merelakan diri...