Jeno seketika berubah menjadi murung tatkala melihat sang pujaan hati tidak terlihat menyentuh bekal pemberiannya sama sekali. Ia justru menyaksikan Danielle yang menukar bekal pemberiannya dengan milik Haerin.
Entah effort apa lagi yang bisa Jeno berikan, laki-laki itu hampir putus asa. Tapi, ia tidak boleh menyerah. Ia harus berjuang, setidaknya untuk membuat Danielle luluh padanya.
Meski bekal pemberiannya ditolak begitu saja, faktanya hati seorang Lee Jeno bisa menghangat setelah melihat gadis itu makan dengan lahap. Bibirnya tanpa sadar menyungging seulas senyum tipis.
Namun, senyum itu seketika luntur, berganti dengan tatapan tajam tatkala laki-laki itu melihat Hyein, adiknya, menyelusup masuk ke dalam kelas itu. Saking semangatnya, Hyein tidak menyadari adanya sosok Jeno yang sedang berdiri di luar kelas tersebut.
Dilihatnya sang adik yang datang mendekati Haerin dan membisikkan sesuatu, lalu Haerin membalasnya dengan anggukan dan senyuman antusias.
Sebenarnya, ada apa ini?
Tiba-tiba, terbesit di pikiran Jeno untuk segera bersembunyi, agar nantinya Hyein tidak menyadari kehadirannya di sana.
Tak lama setelah itu, Hyein melangkahkan kakinya keluar. Setelah memastikan sang adik sudah benar-benar hilang, barulah Jeno keluar dari tempat persembunyiannya.
Mood-nya hilang sudah. Datangnya Hyein mengganggu dirinya yang sedang fokus memperhatikan Danielle. Tidak ingin emosinya meluap, ia segera kembali ke kelas.
Ting!
Jeno dengan malas mengecek notifikasi pada ponselnya. Ternyata, adiknya mengirimkan pesan.
Hyein
Kak Jen, hari ini kakak pulang duluan aja, Hyein ada kerja kelompok sama temen."Hm, pinter bohong juga ternyata," batinnya.
Berarti, ia tidak salah menduga. Pasti tadi adiknya mengajak Haerin untuk pergi bersama. Pantas saja ekspresi keduanya begitu antusias.
Dirinya lalu memutuskan untuk membuka chat Mark dan mengirim pesan kepadanya.
Jeno
Nanti pulang sekolah pastiin anak itu gak keluar dari kelasnya. Kalau dia maksa, marahin, kalau perlu pukul dia.Tak hanya kepada Mark, dirinya juga mengirimkan pesan serupa kepada dua anak lainnya, tak lain tak bukan adalah Lucas dan Renjun, anggota dari tiga serangkai yang sering dimintai oleh Jeno untuk mengawasi adiknya, ataupun untuk menyakitinya sampai Jeno merasa puas.
Ketiga kawan sejati itu menunjukkan reaksi yang sama, semuanya mendesah pasrah setelah membaca perintah itu. Mereka sesungguhnya tidak ingin menjadi orang jahat seperti ini. Jika bukan karena ancaman sialan itu, mereka tidak akan mau menuruti seluruh perintah bodoh ini.
Jen, gue mohon, tolong jangan bersikap terlalu keras sama adik lo. Dia masih kecil, dia gak tau apa-apa.
.
.
.
Minji termenung memandang ke arah jendela, merasa bosan dan lebih kesepian dibanding biasanya. Mungkin karena tidak ada Haerin yang mengajaknya berbicara, anak itu sedang sibuk berdua bersama si gadis blasteran.
Pikirannya tiba-tiba teralihkan kepada Hanni, entah kenapa Minji merasa bahwa adiknya itu pasti masih sedikit sedih karena perkataannya semalam.
Iya, Minji yakini itu. Anak kecil mana yang tidak sedih ketika ditinggal pergi jauh oleh keluarganya?
Jadi, terbesit ide dalam benak Minji untuk pergi membawa sang adik jalan-jalan pulang sekolah nanti. Siapa tahu, mood-nya bisa membaik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wishlist || Kang Haerin
FanfictionTanpa Haerin sadari, setiap kali ia memohon kepada Sang Pencipta, segala hal yang memang sudah buruk, kini menjadi semakin buruk lagi. Hingga Haerin sadar, bahwa ini sudah saatnya bagi dia untuk memperbaiki semuanya, walaupun ia harus merelakan diri...