12

151 26 0
                                    

Hari yang telah ditunggu-tunggu sejak lama akhirnya tiba. Hari ulang tahun Hanni, adik Kim Minji yang kini sudah beranjak 6 tahun.

Minji menghela napas pelan. Waktu terasa begitu cepat berlalu, rasanya baru kemarin adik kecilnya lahir, namun tak terasa kini dia sudah beranjak 6 tahun, dimana 5 tahun terakhir di hidupnya harus ia lalui tanpa sosok ibu, juga tanpa kasih sayang dari seluruh keluarganya.

Waktu benar-benar berjalan dengan sangat cepat. Di ulang tahun adiknya yang keenam ini, Minji ingin berubah. Gadis itu mau menjadi seorang kakak yang bisa membuat adiknya bahagia layaknya anak seusianya. Ia sadar, adiknya terlalu banyak menderita selama ini. Dan ia harap, ia masih belum terlambat untuk memperbaiki semuanya.

Gadis lima belas tahun itu ingin berdamai dengan keadaan, walau tentu prosesnya tidak mudah. Ia ingin memulai semuanya dari awal dan memperbaiki hubungan keluarganya, jika memungkinkan. Entahlah, ia tidak begitu yakin.

"Penjualnya bilang kuenya udah ready, udah bisa diambil," interupsi Haerin saat melihat sahabatnya sedang termenung tidak jelas seperti ini.

Minji tidak banyak berbicara, ia hanya berdeham pelan sebagai respon.

Setelah mengambil kue ulang tahun pesanan mereka dan sampai di rumah Minji, mereka segera masuk menuju kamar Hanni.

Sebelum membuka pintu sang pemilik kamar, Haerin membantu Minji untuk menyusun lilin di atas kue tersebut dan menyalakannya.

Dalam hati, Minji merasa gelisah. Bagaimana reaksi Hanni nanti? Bahkan selama ini adiknya tidak pernah tahu kapan dirinya sendiri berulang tahun, karena kenyataannya memang ini pertama kali mereka merayakannya.

Menghembuskan napas dengan kasar, akhirnya Minji membuka knop pintu adiknya dan berjalan ke dalam sambil memegang kue, disusul oleh Haerin di belakangnya.

Kalau boleh jujur, rasanya sangat aneh dan canggung. Rasanya Minji ingin pergi dari sini dan tidak memperlihatkan dirinya di hadapan sang adik.

"Hanni, selamat ulang tahun!" itu suara Haerin.

Sedangkan, yang berulang tahun justru menatap mereka berdua penuh tanda tanya, belum memahami situasi yang sangat tiba-tiba ini. Tatapan itu seolah bertanya, 'Ulang tahun? Maksudnya?'

Haerin yang memahami situasi canggung saat ini, berusaha untuk memecahkan keheningan.

"Hanni, selamat! Kamu udah umur enam tahun sekarang!" jelas Haerin sambil tersenyum cerah, "Ayo, tiup lilin dulu."

Walaupun masih sedikit bingung, Hanni segera meniup lilin-lilin tersebut kemudian tertawa senang.

"Hanni mau minta apa? Nanti kakak-"

Belum selesai berbicara, ucapan Haerin dipotong oleh Hanni.

"Hanni mau sekolah."

Tiga kata pendek itu membuat Haerin dan Minji tertegun, agaknya mereka tidak menyangka bahwa Hanni akan meminta permintaan yang serius seperti ini.

"Hanni," panggil Haerin lembut sembari mengusap surai anak tersebut.

Sedangkan yang dipanggil hanya menatapnya penuh harap.

"Hanni mau sekolah kayak anak-anak lain, Kak. Hanni gak mau di rumah terus."

"Iya, nanti kakak bilangin papa, ya?"

Namun berbanding terbalik dengan dugaan Haerin, Hanni justru menggeleng kuat.

"Jangan, Kak. Papa jahat, kakak jangan deket-deket," lirih anak itu.

"Papa jahat..." air mata akhirnya turun perlahan dari kedua pelupuk mata indah milik Hanni.

Pemandangan ini sangat mengganggu Minji.

Wishlist || Kang HaerinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang