Happy Reading ...
-
-
-
-
-Haah ...
Aku sudah Muak dengan semua ini, sungguh.Baru saja tadi Bunda Zervin mengirimi ku pesan, dan tiba tiba menelfonku.
Seperti ...
"Veryl, tadi Kamu liat Zervin sendirian nunggu di Gerbang. Ga kamu anterin, ya? Zervin ada salah apa sama Kamu?"
Siapa yang tidak terkejut, huh? Siapa lagi yang mengadu, tidak mungkin dirinya.
"Siapa yang bilang, Bun?" Sialnya itu yang keluar dari mulutku.
"Kamu ga perlu tau, Bunda cuman nanya. Kenapa Kamu gitu? Ini Zervin lagi Sakit, tadi Dia mimisan karna kena Panas" Ujar Ibunya.
Ku usap kasar Wajahku. Pasti ulah Gadis sialan itu.
"Tadi Veryl lagi Bonceng temen, Bun. Jadi Veryl kira Zervin udah ngabarin Pak Supir" Ujarku pelan.
"Harusnya Kamu ga boleh gitu ..." Apa apaan dengan nada Kecewa itu? Apa disini hanya Aku yang bersalah?
"Ya udah, Bun. Veryl Minta Ma-" Kalian tahu apa yang terjadi? Ya, Ibunya mematikan Sambungan sepihak.
Aku sungguh lelah, bisakah Aku beristirahat sekita Sebulan, atau lebih? Aku tidak cukup jika hanya tidur 6 Jam.
Jika Kalian bertanya tanya, mengapa Aku tidak pernah mengutarakan rasa Sakit hatiku pada Keluargaku. Itu karna, mau bagaimana pun mereka tetap Keluargaku. Walau sebenarnya Aku sendiran disini.
Ah, daripada Aku berlarut dalam kesedihan yang sudah mulai terasa biasa, lebih baik Ku latih saja bermain Gitarku.
Hmm ... Lagu apa yang enak, ya?
Aku tampak mencari dari Playlist ku. Hmz ... Banyak yang enak sih.
Hingga Mataku terfokus pada satu lagu yang berjudul 'People You Know Oleh Selena Gomez'.
"Nah, ini enak nih" Ujarku sembari menekan Lagu itu, hingga muncul lah Nada dari lagu tersebut beserta Syair nya.
'We use to be close, but people can go
from people you know, to people you don't.Aku mendengarkan dengan seksama, dan mengambil Gitar kesayanganku. Lalu menyesuaikan Nada nya dengan kunci tertentu.
"Lumayan gampang, sih" Ujarku seraya terus memetik Gitarku dan bersenandung ringan.
Ah, sungguh menenangkan. Obat kedua setelah Rokok, haha!
"From people you know, to people you don't ..."
Dan setelahnya ku letakkan Gitarku di samping Kasurku.Lalu Aku pun memilih Tidur, daripada Makan Siang. Aku tau, diantara kalian pasti sering sepertiku, kan? Jika sedang tidak napsu, maka tidak Makan.
Awas terkena sakit Lambung saja. Aku sih sudah kena, tapi Kalian jangan sampai, ya?
>>>>>>>
Saat bangun, yang ku dapati hanya Kamarku yang Gelap. Astaga, apa tidak ada yang mencariku?
Dengan sempoyongan Aku berdiri dan menghidupkan Lampu Kamarku. Lalu kembali duduk, karena Nyawaku masih belum sepenuhnya utuh.
Ku lihat ke arah Jam yang sudah menunjukkan Pukul 7 Malam.
"Njir, Gue tidur apa Mati" Monologku tak menyangka.
Selama itu Diriku tertidur? dan tidak ada yang membangunkan? Sebenarnya Aku sudah biasa, namun hanya ingin Mendramatis saja.
Ku langkahkan Kaki jenjangku keluar Kamar. Dan perlahan menuruni satu persatu Anak tangga. Dan yang ku dapati, Ruang Tamu juga Gelap, tidak, seluruhnya Gelap.
Sebenarnya kemana semua Penghuni Rumah ini?
Aku pun menyalakan semua Lampu, dan menutup Tirai setiap Jendela. Dan Aku pun menuju Ke Dapur. Memeriksa ada Makanan apa disana.
Dan saat ku buka Lemari Makan, yang ku dapati adalah Ayam Panggang kesukaanku."Hmm ... Mayan, lah" Monologku senang.
Lalu segera ku ambil Sepiring nasi, dan segera menyantap Makan Malamku.
Saat Makan, Aku tak sengaja mengingat Dirinya. Dia sedang Sakit, ya? Aku Khawatir, namun Aku bisa apa?
Aku tidak mengerti mengapa Ia sebenci itu padaku. Aku merasa selama ini selalu bertingkah sewajarnya saja. Lalu ada apa dengannya?
Ku santap Makananku hingga Suapan terakhir. Lalu Aku pun berdiri sembari membawa Piring Kotor, dan menaruhnya di Wastafel. Tenang saja, Aku yang akan mencucinya.
"Eh, Anjir. By the way si Reva mana, dah? Jam segini ga di Rumah?" Ucapku tersadar akan keberadaan Adikku itu.
Aku segera berjalan cepat menuju Kamarku, guna mengambil Ponselku.
Segera ku Telfon Ibuku, guna menanyakan Reva.
Berdering ...
Pip.
"Halo? Kenapa?" Tunggu, ada apa dengan Nada bicara Ibuku?
"Mah, Reva dimana? Terus Mamah sama Papah kemana? Kok Aku ga dibangunin, sih?" Tanyaku berturut turut.
Ibuku terdengar menghela Nafas kasar. Ada apa, sih?
"Reva disini. Mamah sama Papah lagi di Rumah Zervin. Nanti Mamah mau ngomong sama Kamu"
Pip.
Dan, Ibuku mengakhiri Sambungan sepihak.
"BANGSAT!" Sentakku Emosi.
Sungguh, apa mereka sudah Gila? Bisakah mereka mendengarkanku dahulu?!
Fuck!
"Rokok Gue mana, Anjing" Ujarku sembari merogoh Saku Rok sekolahku.
Dan Aku menemukannya. Lalu ku ambil Korek dari bawah Kolong Kasurku. Tenang saja, Aku meletakkannya di sudut yang gelap.
Aku pun segera pergi ke Balkon Rumahku, guna menenangkan Diri.
Ku nyalakan Api dari Korek tersebut dan membakarkan ke Ujung Rokokku.
Dan segera ku hisap dalam, dan menghembuskannya dari Hidungku.
Aku terus menghisap Nikotin itu sembari menatap Bulan yang tampak sedikit bersinar Malam ini.
"Bulan, Gue kangen Dia, tapi Gue benci sama Dia" Monologku sembari memandang Bulan dengan sendu.
Lalu ku alihkan Pandanganku ke arah Bawah, yang terpampang hanyalan Jalanan Kosong.
Selanjutnya mungkin Aku akan di marahi hingga 3 Hari. Aku harus menyiapkan diri, jikalau ada Kata kata yang menyakitkan.
"Awas aja, Lo. Alisa Biadab"
To be continue ..I just need ur vote, thank you.
KAMU SEDANG MEMBACA
You will Regret [END]
Teen FictionAku tahu, suatu saat Dia pasti akan menyesal. Oleh karena itu, Aku sengaja memberinya sedikit pelajaran penting. Ini kisahku dengan Pujaan hatiku yang selalu menolakku mentah mentah. Di awal, Aku masih ingin berusaha. Tapi ternyata rasanya terlalu...