Happy Reading
--Author Point of View-
Sore ini, Veryl dan Keluarganya diundang ke Rumah Zervin. Veryl sudah menolak, namun Ibunya berkata bahwa hari ini adalah Hari Ulanh Tahun Laura sahabatnya.
Dan berakhir lah, Veryl tengah duduk di Mobil dengan Wajah Masam nya. Jika tidak ikut, Ia bisa bersantai di Kamarnya. Namun, Ia tidak ingin berdebat.
"Veryl, kok Bajunya Hitam semua, sih? Kek mau ngelayat" Sindir Vera pada Putrinya.
Veryl hanya diam, dan menatap ke arah Jalanan. Sedangkan Reva? Ia tengah mendengarkan Musik dengan Headphone nya.
"Males bet, Anjing!" Batin Veryl berteriak.
Tak lama perjalanan, akhirnya mereka sampai di Perkarangan Rumah Zervin.
Di Pintu utama, sudah ada Laura yang duduk sembari melambai ke arah Mobil mereka.
Setelah memarkirkan Mobil, Keluarga Veryl segera di ajak masuk ke Rumah Laura dan Keluarga.
Saat baru memasuki Rumah, Veryl melihat Zervin yang tengah berdiri di balik Tembok, sembari memperhatikan nya.
Saat Pandangan mereka bertemu, Zervin segera bersembunyi karna malu.
"Apaan, dih" Batin Veryl bingung.
Keluarga Veryl diajak untuk duduk di Ruang Tamu. Karena, Acara akan segera dimulai.
"Zervin! Sini!" Panggil Laura pada Putra semata wayang nya.
Dan tak lama, Zervin datang dengan Pakaiam Casual nya. Ia memakai Kaus lengan panjang berwarna Biru tua, dengan Celana panjang yang berwarna Abu gelap.
Ia tampak Manis dengan Warna baju yang cocok dengan Kulit Putihnya. Veryl sempat terpana, namun membuang Mukanya.
"Sana duduk bareng Veryl" Ujar Laura menunjuk Tempat Kosong di sebelah Veryl.
Zervin pun mengangguk, dan segera berlari kecil ke arah Veryl. Lalu duduk dengan tenang.
Veryl tampak acuh, Ia sibuk memperhatikan Dekorasi yang menghiasi Ruang Tamu ini. Sampai tiba tiba Lengannya disikut oleh seseorang di sebelahnya.
"Mau Permen? Aku ada banyak" Tawar orang itu yang tak lain adalah Zervin.
Ia menyodorkan Permen Warna warni ke arah Veryl.
Veryl sempat terperangah menatap Wajah Zervin yang menggemaskan dengan Permen yang menyembul di Pipi sebelah Kanan nya.
Veryl pun mengambil satu Permen dengan gugup, lalu membuka Bungkusnya dan memakannya.
"Kok Dia lucu? Apa perasaan Gue aja?" Batinnya bingung.
Karena ada Rasa aneh yang terdesir di Hati nya. Seperti Perasaan yang pernah menempati Hatinya.
"Oke! Mari Kita Mulai acaranya!" Seru Laura semangat.
Leon, selaku Kepala Keluarga pun menyalakan Api di Korek, dan menaruhnya di Sumbu Lilin yang masih belum terbakar.
KAMU SEDANG MEMBACA
You will Regret [END]
Teen FictionAku tahu, suatu saat Dia pasti akan menyesal. Oleh karena itu, Aku sengaja memberinya sedikit pelajaran penting. Ini kisahku dengan Pujaan hatiku yang selalu menolakku mentah mentah. Di awal, Aku masih ingin berusaha. Tapi ternyata rasanya terlalu...